A review by riskapoetryayu
Diary of a Void by Emi Yagi

4.0

Shibata adalah satu-satunya wanita di kantornya, dan banyak hal kecil yg tak bisa dilakukan rekannya menjadi tugasnya. Ia bekerja berjam-jam, menjawab telepon, merapikan ruang istirahat, mencuci piring, dan membuat kopi untuk rekan kantornya.

Suatu hari, ketika manajernya menyuruhnya untuk membereskan ruangan setelah rapat, ia secara impulsif mengatakan bahwa ia sedang hamil dan bau rokok serta kopi membuatnya mual.

Kehidupan kerjanya lalu berubah, ia mendapat izin untuk pulang "lebih awal", dan dibebaskan dari tugas beres—beres kantor yang berat.

Lambat laun, Shibata mulai menganggap kehamilannya nyata, bahkan saat ia menjejali kain di bagian depannya untuk membuat benjolan, dan mulai melakukan hal hal yg dilakukan oleh wanita hamil pada umumnya, seperti pergi ke kelas olahraga untuk wanita hamil.

Aku baca ini takut takut gitu, takut Shibata ketahuan kalo dia hamil boongan.
Tapi aku suka gimana orang lain memperlakukan dia begitu mereka ngira dia hamil, dia mendapatkan izin prioritas untuk duduk di kereta, terus teman-teman kantornya pada ngobrol tentang nama yg baik untuk calon bayinya.

Diary of a Void lumayan pageturner, karena aku ga sabar buat tau kelanjutan kisah kehamilan palsu impulsifnya ini bakal gimana kedepannya, terus aku jg suka pembahasan tentang para pekerja wanita dan peran wanita dalam suatu pekerjaan terutama saat ia tengah hamil. Buku ini cukup sarat akan unsur patriarki.