A review by cindyc3689
The Cousins' War Collection: White Queen, Red Queen, Lady of the Rivers, Kingmaker's Daughter, The White Princess by Philippa Gregory

3.0

Edited 28/02/12

Ya...amplop, baru sadar kalau udah dapat buntelan dari Penerbit Esensi dari kemarin. Terima kasih Penerbit Esensi, buku asli-nya sudah saya terima dng baik. Covernya keren!!

====================================================

Di suatu masa, di tengah-tengah peperangan keluarga York dan Lancaster demi tahta kerajaan Inggris, seorang janda muda membawa dua orang putranya menghadang perjalanan sang Raja, mengharap kemurahhatiannya agar harta dan gelar suaminya dapat diwariskan pada putra sulungnya. Terpikat pada kecantikan wanita ini -atau mungkin juga pengaruh sihirnya- Raja Edward bukan hanya mengabulkan permintaannya namun juga memperistrinya, menjadikannya seorang Ratu Mawar Putih (lambang keluarga York).
Selama 20 tahun menjadi Raja dan Ratu, kekuasaan Edward dan Elizabeth tidak pernah sepi dari intrik, peperangan dan pengkhianatan. Kesetiaan berubah seperti angin yang berganti arah. Sepupu melawan sepupu, bahkan Saudara memusuhi saudara.

****

Membaca novel ini rasanya seperti tercebur dalam kolam intrik yang tidak jelas ujung pangkalnya. Layar dibuka di tengah-tengah kecamuk War of the Roses, periode perang saudara di Inggris pada pertengahan abad ke-15 antara Keluarga Lancaster dan Keluarga York. Di halaman awal buku memang tersedia sebuah silsilah singkat tokoh-tokohnya, namun sebagai orang awam sejarah Inggris, keterangan ini sangat minim, bahkan untuk mengerti siapa adalah siapa. Ditambah lagi dengan banyaknya nama yang sama, sekian banyak Edward, Richard, Henry, Elizabeth, Anne dan Margaret. *nggak kreatip ya, orang-orang Inggris kuno ini*

Namun dengan sedikit kesabaran, ritme penceritaan akhirnya dapat dipegang. Fakta sejarah dan intrik-intrik yang ada disajikan dengan cukup menarik, karena dipandang dari sudut pandang seorang Ratu. Terlebih lagi, Philippa Gregory memilih menjadikan Sang Ratu benar-benar seorang penyihir, yang mampu meramalkan masa depan, bermain guna-guna, mendatangkan hujan badai dan banjir atau bahkan mengutuk seseorang.

Menurut saya, sekitar 300 halaman pertama sedikit membosankan, karena pesona sang Ratu tertutupi oleh pribadi ibunya. Elizabeth seakan hanya menjadi perpanjangan tangan si Ibu dalam meraih ambisi kekuasaan, dan tempat Sang Raja memperoleh keturunan (dengan kalimat "Istriku, mari kita ke ranjang" setiap 5 bab sekali). Namun setelah kematian sang ibu, kepribadian Elizabeth lebih menguat, seperti juga ambisinya untuk mempertahankan tahta dan keinginannya untuk melindungi Edward dan keluarga besar mereka. Semua ini mencapai klimaks setelah kematian Raja Edward yang begitu tiba-tiba, yang memaksa Elizabeth mengerahkan segala upaya, adu siasat dan kejelian berpikir, juga sihir, mantra dan kutukan. Di sini Elizabeth benar-benar terlihat sebagai pribadi yang matang dan pantas menjadi Ratu.

Selain kisah Elizabeth, ada sesuatu yang menarik dan mencuri perhatian saya, yaitu penggalan-penggalan kisah Melusina, sang Dewi Air, yang dijalin masuk dalam cerita utama. Unik!

***

Yang saya baca ini adalah edisi advance uncorrected proof dari penerbit yang didapat dari http://www.goodreads.com/topic/show/639373-modal-baca-review-dapat-novel-mau?. Terjemahannya lumayan oke, tapi catatan saja, typo masih bertaburan di sana-sini, smoga saat diterbitkan nanti sudah "typo free".
Covernya saya suka, dominasi white on white-nya cocok untuk judulnya. Apalagi wajah sang Ratu juga hanya sebagian, terserah pembaca untuk mengimajinasikan kecantikan beliau. Tapiiii..., resolusi gambarnya kok jelek sekali yaaa...