A review by bukutigatulip
Dosa Malaikat by Keigo Higashino

challenging dark informative mysterious tense fast-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? No
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.0

 
Sebenarnya aku bukan penggemar cerita misteri di mana pelakunya udah ketahuan di awal. Jadinya dari awal aku udah agak skeptis dan rasanya mau DNF bukunya, tapi Yukawa bilang kalau ini KEJAHATAN SEMPURNA. Kenapa? Memangnya trik pembunuhannya gimana?

Novel ini dibuka dengan pembicaraan di antara calon korban (Yoshitaka) dan tersangka (Ayane). Mereka membicarakan tentang perceraian, yang didasari karena mereka tak kunjung punya anak. Di  bab pertama ini, pelaku sudah menunjukkan niat membunuh dengan berkata, “Aku sangat mencintaimu sepenuh hati. Karena itulah ucapanmu tadi benar-benar menghancurkanku. Karena itulah kau harus mati.” Bahkan, pembaca sudah diberitahu kalau Ayane memang berencana memakai bubuk putih untuk meracuni suaminya.

Pembunuhan berjalan dengan sempurna. Ayane memanfaatkan Hiromi, selingkuhan Yoshitaka, untuk memperkuat alibinya. Saat pembunuhan terjadi, Ayane sedang berada di luar kota. Bagaimana itu bisa terjadi?

Akhirnya pihak kepolisian mulai turun tangan, dan tentu saja melibatkan Kusanagi. Selain dia, ada pula Utsumi yang berperan besar dalam kasus kali ini. Utsumi merupakan detektif junior dalam tim Kusanagi. The plot thickens karena Kusanagi jatuh hati pada ‘malaikat’ yang menjadi tersangka dalam kasus kali ini. Melihat situasi pelik ini, Utsumi memutuskan untuk berkonsultasi pada Detektif Galileo. Dan beliau malah bilang kalau ini kejahatan sempurna!

Proses pemecahan masalah berasa kayak roller coaster. Kusanagi dan Utsumi sama-sama besar ambisinya, dengan praduga masing-masing. Kusanagi dengan keyakinannya bahwa Ayane tidak bersalah–yang masuk akal sebenarnya, karena bukti dan alibi membuktikan bahwa Ayane bersih, dan Utsumi dengan nalurinya sebagai sesama perempuan yang merasakan ada banyak kejanggalan dari perilaku Ayane, sayangnya dia tidak punya cukup bukti. Di sinilah Detektif Galileo a.k.a Yukawa berperan, untuk memastikan kedua detektif ini nggak terlalu melibatkan perasaan mereka dan bisa membaca kasus ini dengan kepala dingin. 

Tarik ulur antara para detektif di novel ini benar-benar menegangkan. Tentu aja hal ini terjadi karena pelaku benar-benar cerdik dan motif yang benar-benar nggak terduga. Mungkin kalian bisa menebak senjata pembunuhan, tapi untuk triknya akan sangat sulit. Trik rumit apa yang bisa dilakukan dengan bubuk kopi, dapur sederhana, dan air mineral di kulkas? Benarkah motif pembunuhan ini semata-mata adalah Ayane sakit hati karena akan diceraikan?

Meskipun kalian bukan penggemar cerita misteri yang pelakunya udah ketahuan di awal kayak aku, tetap saja aku merekomendasikan buku ini buat kalian! Buku ini menunjukkan betapa rumitnya manusia dan emosi mereka, lengkapnya silahkan baca di novel ini, ya! Untuk menutup ulasan ini, aku mengutip Yukawa, “Manusia itu makhluk rumit yang sering melakukan hal-hal yang bertentangan.”