Take a photo of a barcode or cover
ranerania 's review for:
Surat Kopi
by Joko Pinurbo
Masa Kecilku, 1
Masa kecilku biasa-biasa saja.
Bercelana sependek-pendeknya.
Bersedih sependek-pendeknya.
Bermimpi sepanjang-panjangnya.
Awal mula tahu nama Joko Pinurbo itu gara-gara diracunin kakakku buat baca "Perjamuan Khong Guan". Dari situ, aku mulai tertarik membaca buku puisi beliau yang lain. Sampai akhirnya, ketemu lah judul ini di perpus sekolah. Dan jujur, aku nyaris nggak bisa berhenti nyengir sepanjang membalik halaman demi halamannya.
Kebanyakan puisinya relatif pendek, tapi efeknya bikin terngiang-ngiang di kepala. Ada yang lucu, menghibur, bahkan beberapa puisi berhasil membuatku merenung juga. Surat Kopi, selayaknya secangkir kopi membuat pembacanya kecanduan, terus menerus ingin menyesapnya hingga titik terakhir.
Masa kecilku biasa-biasa saja.
Bercelana sependek-pendeknya.
Bersedih sependek-pendeknya.
Bermimpi sepanjang-panjangnya.
Awal mula tahu nama Joko Pinurbo itu gara-gara diracunin kakakku buat baca "Perjamuan Khong Guan". Dari situ, aku mulai tertarik membaca buku puisi beliau yang lain. Sampai akhirnya, ketemu lah judul ini di perpus sekolah. Dan jujur, aku nyaris nggak bisa berhenti nyengir sepanjang membalik halaman demi halamannya.
Kebanyakan puisinya relatif pendek, tapi efeknya bikin terngiang-ngiang di kepala. Ada yang lucu, menghibur, bahkan beberapa puisi berhasil membuatku merenung juga. Surat Kopi, selayaknya secangkir kopi membuat pembacanya kecanduan, terus menerus ingin menyesapnya hingga titik terakhir.