Take a photo of a barcode or cover
iraboklover 's review for:
Misteri Soliter
by Jostein Gaarder
Dari ketidakteraturan yang ada di dunia, kalau kita lihat lebih dekat, maka kita akan menemukan kalau ketidakterarutan itu sebenarnya diatur dengan sangat rapi. Yah, kira-kira seperti itulah yang bisa saya tangkap dari novel filsafat ini. Sebenarnya masih banyak sih, tapi ini yang paling berkesan.
Saya terkesan dengan kejadian-kejadian abstrak yang dialami oleh Hans Thomas. Begitu pula dengan yang dialami oleh tokoh-tokoh yang ada di dalam buku super kecilnya. Akhirnya peristiwa-peristiwa yang terkesan abstrak itu sebenarnya adalah sebuah jalinan yang sangat rapi dan saling melengkapi.
Saya sudah pernah membaca karya-karya Jostein Gaarder sebelumnya sehingga saya sudah terbiasa dengan cerita-ceritanya yang kadang membingungkan. Bayangkan saja, di buku ini ada tukang roti bernama Ludwig yang menceritakan kisah tentang tukang roti bernama Albert yang menceritakan kisah tentang tukang roti bernama Hans yang menceritakan kisah tukang roti bernama Frode kepada Hans Thomas. Ngomong-ngomong, entah kenapa kalau membaca kata Frode, saya jadi teringat Frodo dari The Lord of The Ring :D.
Belum lagi dalam kisahnya, tukang roti Hans bertemu dengan kartu soliter hidup yang mengatakan kata-kata aneh yang seakan tanpa makna. Tapi setelah semuanya disatukan, well, sekali lagi, semuanya jadi terjalin rapi dan saling melengkapi.
Bagaimana kejadian-kejadian atau kata-kata yang seakan tak teratur bisa menyatu menjadi sebuah jalinan rapi? Nah, inilah misterinya. Ada seseorang atau sebuah kartu yang berada dibalik semuanya. Hmmm, siapakah dia?
Ngomong-ngomong, ada banyak kata-kata filsafat yang bagus dari buku ini. Cuma karena saking banyaknya, dan saya larut dalam kisah, saya jadi malas untuk berhenti mencatat atau bahkan untuk menempelkan bookmark, jadinya saya meneruskan saja membaca tanpa menandai halamannya dan akhirnya kelabakan sendiri mencari-cari halaman yang ada kata-kata bagusnya :D
Yah, silakan baca saja sendiri bukunya dan temukan kebijaksanaan filsafat yang disembunyikan lewat cerita Hans Thomas yang melintasi Eropa bersama ayahnya untuk mencari ibunya yang katanya pergi untuk menemukan jati diri.
Ngomong-ngomong lagi, buku ini adalah hadiah dari Zelie @ Book-admirer loh. Spesial lagi karena buku ini dibeli dengan tabungan hasil Receh untuk Buku 2014 nya Zelie. Wow keren :D
Datangnya paket buku ini pas sekali mencerahkan hati saya yang sejak pagi sudah uring-uringan karena kerjaan di kantor. Ditambah lagi bukunya penuh dengan pesan-pesan filsafat yang baik secara eksplisit maupun implisit mengatakan kalau manusia kadang dibutakan oleh kejadian sehari-hari yang sebenarnya sepele dan tidak menyadari keajaiban rahasia kehidupan yang sebenarnya. Bukunya benar-benar datang di saat yang tepat. Terima kasih Zelie *peluk*
At last, 5 dari 5 bintang selalu untuk Jostein Gaarder. It was amazing.
Saya terkesan dengan kejadian-kejadian abstrak yang dialami oleh Hans Thomas. Begitu pula dengan yang dialami oleh tokoh-tokoh yang ada di dalam buku super kecilnya. Akhirnya peristiwa-peristiwa yang terkesan abstrak itu sebenarnya adalah sebuah jalinan yang sangat rapi dan saling melengkapi.
Saya sudah pernah membaca karya-karya Jostein Gaarder sebelumnya sehingga saya sudah terbiasa dengan cerita-ceritanya yang kadang membingungkan. Bayangkan saja, di buku ini ada tukang roti bernama Ludwig yang menceritakan kisah tentang tukang roti bernama Albert yang menceritakan kisah tentang tukang roti bernama Hans yang menceritakan kisah tukang roti bernama Frode kepada Hans Thomas. Ngomong-ngomong, entah kenapa kalau membaca kata Frode, saya jadi teringat Frodo dari The Lord of The Ring :D.
Belum lagi dalam kisahnya, tukang roti Hans bertemu dengan kartu soliter hidup yang mengatakan kata-kata aneh yang seakan tanpa makna. Tapi setelah semuanya disatukan, well, sekali lagi, semuanya jadi terjalin rapi dan saling melengkapi.
Bagaimana kejadian-kejadian atau kata-kata yang seakan tak teratur bisa menyatu menjadi sebuah jalinan rapi? Nah, inilah misterinya. Ada seseorang atau sebuah kartu yang berada dibalik semuanya. Hmmm, siapakah dia?
Ngomong-ngomong, ada banyak kata-kata filsafat yang bagus dari buku ini. Cuma karena saking banyaknya, dan saya larut dalam kisah, saya jadi malas untuk berhenti mencatat atau bahkan untuk menempelkan bookmark, jadinya saya meneruskan saja membaca tanpa menandai halamannya dan akhirnya kelabakan sendiri mencari-cari halaman yang ada kata-kata bagusnya :D
Yah, silakan baca saja sendiri bukunya dan temukan kebijaksanaan filsafat yang disembunyikan lewat cerita Hans Thomas yang melintasi Eropa bersama ayahnya untuk mencari ibunya yang katanya pergi untuk menemukan jati diri.
Ngomong-ngomong lagi, buku ini adalah hadiah dari Zelie @ Book-admirer loh. Spesial lagi karena buku ini dibeli dengan tabungan hasil Receh untuk Buku 2014 nya Zelie. Wow keren :D
Datangnya paket buku ini pas sekali mencerahkan hati saya yang sejak pagi sudah uring-uringan karena kerjaan di kantor. Ditambah lagi bukunya penuh dengan pesan-pesan filsafat yang baik secara eksplisit maupun implisit mengatakan kalau manusia kadang dibutakan oleh kejadian sehari-hari yang sebenarnya sepele dan tidak menyadari keajaiban rahasia kehidupan yang sebenarnya. Bukunya benar-benar datang di saat yang tepat. Terima kasih Zelie *peluk*
At last, 5 dari 5 bintang selalu untuk Jostein Gaarder. It was amazing.