A review by blackferrum
Home Sweet Loan by Almira Bastari

dark emotional funny inspiring lighthearted reflective fast-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.0

Manusia STRES!

Masalah tempat tinggal sampai sekarang masih jadi pe-er pemerintah. Boro-boro beli rumah kecil, beli tanah aja dramanya banyak. Tabungan Kaluna yang masih hitungan ratusan nggak bakal fit sama harga rumah yang mencapai milyar. Paling hanya bisa beli satu unit rusunami. Itu pun harus berhemat ketat. Selama 9 tahun kerja sudah hemat, mau hemat modelan gimana lagi, nih, harusnya?

Belum lagi masalah di rumah yang nggak ada habisnya. Semua keluarganya yang terdiri dari ayah, ibu, kakak laki-laki beserta istri dan satu anaknya, kakak perempuan beserta suami dan anaknya, seolah sekongkol bikin hidup Kaluna makin runyam.

Baca buku ini jelas bikin emosi, sih. 3 kepala keluarga tinggal dalam satu atap. Chaos-nya juga jadi triple. Enak banget soal bersih-bersih nunggu orang lain beresin dulu atau nunggu disuruh pakai nada jengkel biar gerak. Itu pun sambil ngomel-ngomel juga.

Herannya, mereka (maksudku dua kakak Kaluna) betah banget tinggal sama orang tua, sedangkan Kaluna pilih cepat-cepat out. Pusing juga sih, tiap hari jadi babu terselubung di rumah.

Ini kali pertama baca buku AB tanpa dnf. Premisnya sendiri memikat, karakternya apalagi. Kalau diibaratkan sandwich, isiannya banyak banget sampai bertumpuk. Nah, cocok tuh tumpukannya disamakan dengan kondisi Kaluna. Karena lapisnya banyak juga jadinya emosi yang dibawa karakter itu sampai ke pembaca dan pembaca ikutan merasakan emosi para karakter.

Ending-nya nggak too much bagiku. Bukan tipe TGTBT karena ada Kaluna jadi salah satu pemantik perubahan karakter lain. Pokoknya puas bangetlah habis baca ini. Next kepengin nonton filmnya, deh. Kayaknya sih oke.

Also, buat Hansa dan Kanenda, semoga hari lo Senin terus!