A review by clarissantsa
Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam by Dian Purnomo

5.0

Let's see from the cover first. It's so pretty! Warna merah jambu yang tidak terlalu mencolok benar-benar memikat saya dari awal. Namun, kisahnya kelam, tidak secerah sampulnya.

Emosi saya benar-benar diacak selama membaca buku ini. Yang paling sering muncul adalah perasaan marah, kesal, dan sedih. Marah dan kesal karena tradisi ini masih berlangsung sampai sekarang. Sedih karena mengapa nasib Magi Diela senaas ini. Seakan-akan Tuhan tidak mendengar doa Magi Diela.

Saya merasa buku ini agak membingungkan untuk dibuat ulasannya. Saya menyukai buku ini, namun ada bagian-bagian yang agak membuat saya bosan di tengah jalan. Meskipun begitu, saya masih penasaran dan menamatkan buku ini. Dan saya bersyukur saya menamatkannya. Saya masih memberi 5 bintang untuk buku ini; rasanya salah memberi lebih rendah daripada itu.

Perlu kita ketahui, prosesi kawin tangkap ini masih terjadi hingga sekarang di Sumba, dan belahan dunia lainnya. Saya pernah menonton dokumenter pendek tentang kawin tangkap yang serupa di Kyrgyzstan, dan saya benar-benar marah saat menontonnya. Benar seperti apa yang dikatakan di dalam buku ini, kita memang harus menghargai adat, namun kita tidak bisa diam saja melihat adat yang merugikan manusia; dalam hal ini, merugikan perempuan.

Sekian ulasan pertama saya.