A review by celinafaramitha
Pembunuhan di Lorong - Murder in the Mews by Agatha Christie

3.0

This book is OK, but not breath-taking.
Ini karangan Agatha Cristie yang pertama kali saya baca.

Saya kurang suka aja sama misteri dan cara pemecahannya, kurang brilian dan keren. Apa karena ini karya lama dan bentuknya pendek-pendek makanya kurang WAOW dibandingin sama cerita suspense yang sebuku cuma bahas satu topik kayak karangan [a:Jeffery Deaver|1612|Jeffery Deaver|https://d.gr-assets.com/authors/1305944481p2/1612.jpg] atau [a:Jeffrey Archer|4820|Jeffrey Archer|https://d.gr-assets.com/authors/1208462800p2/4820.jpg]. Tapi meskipun gitu gak bisa dibikin alasan, menurutku Sir Arthur Conan Doyle dan Sherlock Holmes-nya yang juga pendek-pendek masih lebih epic daripada Hercule Poirot-nya Agatha Cristie *sorry.

Selain itu bukannya hipokrit, siapa sih yang gak suka tokoh detektif yang selain cerdas juga rupawan? :3
Hercule Poirot digambarkan sebagai orang yang cerdas(jelas), Belgia, kumisan, tapi sayangnya dia pendek dan tampangnya meragukan+ngeselin. Jadi nggak sreg aja. Tapi dia pinter sih, masih ada yang diunggulkan lah.

Buku ini ceritanya ada 4; Pembunuhan di Lorong, Pencurian yang Aneh, Cermin Mayat sama Segitiga di Rhodes.
2 dari 4 ceritanya ribet tapi ujungnya tentang suicidal, yang satu tentang orang yang ngelakuin pencurian lapor detektif-tapi dia sendiri yang nyolong, yang satu lagi soooo meh :/

Memang sih kita gak bisa escalated quickly dan ngejudge pengarang hanya karena baca satu bukunya. Tapi nurut saya kesan pertama itu penting, ya inilah kesan pertama dari saya.
Cocok baget dibaca waktu sibuk-sibuknya tapi pengen refreshing karena ceritaya pendek plus simple namun tetap menarik dan membuat nyaman.

*Akhirnya sebagai apresiasi saya pelihara kaktus dan diberi nama Poirot.