A review by farbooksventure
Pembunuhan di Lorong - Murder in the Mews by Agatha Christie

mysterious medium-paced

3.25

Pikiranku (pada akhirnya) kembali membandingkan buku kumpulan cerita pendek (kumcer) ini dengan kumcer Masalah di Teluk Polensa. Berbeda dari cerpen singkat/padat yang mendominasi buku tersebut, cerpen dalam Pembunuhan di Lorong sendiri lebih panjang & punya ruang lebih untuk berkembang. Aku lebih menyukai tipe cerpen panjang semacam ini dari Christie alih-alih cerpen super pendek Beliau yang penutup ceritanya kadang entah datang darimana.

Dari 4 cerpen yang ada, cerpen yang menjadi judul buku ini memang yang paling mantap & berkesan. Cerpen Cermin Mayat dan Segitiga di Rhodes sendiri mengingatkanku pada tulisan Christie yang lain. Cermin Mayat dengan cerpen Gong Kedua (dari kumcer Masalah di Teluk Polensa) dan Segitiga di Rhodes dengan novel Pembunuhan di Teluk Pixy. Aku rasa kalau rutin maraton baca karya Christie selama hampir satu tahun, cepat atau lambat kamu pasti akan menyadari pola konsisten di balik masing-masing tulisan.

Mengikuti buku-buku Agatha Christie yang aku baca sebelumnya, aku menyematkan rating standar tiga untuk kumcer Pembunuhan di Lorong karena penggunaan stereotip & misogyny dalam cerpen terakhir di buku ini terlalu kental untuk diabaikan.