A review by ruangtitikkoma
Chronicle of a Death Foretold by Gabriel García Márquez

adventurous challenging dark emotional funny mysterious sad tense slow-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? It's complicated
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? No

4.5



— tentang Santiago Nasar yang dibunuh oleh si kembar Pedro dan Pablo Vicario, saudara Angela Vicario, karena dianggap bertanggung jawab atas hilangnya keperawanan sebagai perempuan suci di depan suaminya, Bayardo San Roman.

Bayardo San Roman mengembalikan Angela sehari setelah pernikahan karena dianggap tidak perawan. Mencoreng muka keluarga membuat kembar Vicario tidak terima. Angela yang menyebut nama Santiago Nasar sebagai yang bertanggung jawab, membuat Santiago diburu untuk dibunuh.

Sepanjang cerita berputar pada situasi masyarakat yang dilingkupi keyakinan, tradisi, dan penjagaan moral ketat. Perlunya menjaga keperawanan hingga pernikahan. Masalahnya, Angela tidak bisa membuktikan itu. Tokoh Bayardo yang datang sebagai orang asing, lalu berhasil disukai masyarakat, membuat tekanan berat bagi Angela hingga menyebutkan nama Santiago Nasar. Dari situ konflik bermula.

Menuliskan sebuah kompleksitas sekaligus ironi dari perjalanan nasib para tokohnya, di tengah lautan banyak sudut pandang, ketidaktahuan, kesimpangsiuran, kesalahpahaman, adalah inti dari cerita ini. Menggunakan plot waktu yang tidak bergerak linier, kadang melompat ke depan, lalu ke belakang, pembaca dituntut bisa merangkai puzzle yang terpisah-pisah untuk bisa menjelaskan kronologis kejadian sebagaimana narator bercerita.

Hawa tragedi dan kengerian akibat kandasnya cerita cinta pernikahan yang dinodai oleh perselingkuhan dan mengakibatkan kemarahan hingga berujung pembunuhan menjadi hantu di benak pembaca. Rencana pembunuhan bahkan diumumkan pada semua orang di kota itu. Meski demikian, cerita tidak bergulir menjadi semacam adegan aksi dalam film. Justru drama dimulai karena meski rencana pembunuhan diketahui semua orang, tidak ada yang benar-benar yakin itu akan benar terjadi. Bahkan, Santiago Nasar pun tidak percaya bahwa dirinya akan benar-benar dibunuh. Pun polisi setempat.

Seperti biasa, dengan menggunakan banyak karakter tokoh dengan segala sifat dan pandangannya, Gabo berhasil merangkai padat cerita untuk menggambarkan bagaimana hal-hal kecil, belokan singkat dalam keputusan, bisa mengakibatkan konsekuensi dari sebuah peristiwa yang berujung pada kehancuran fatal.