Take a photo of a barcode or cover
A review by devipurwanti
Perawan Remaja Dalam Cengkeraman Militer by Pramoedya Ananta Toer
adventurous
dark
emotional
informative
reflective
sad
slow-paced
4.0
Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer nggak hanya memuat sudut pandang Pram, tetapi juga hasil wawancara dan laporan para tahanan politik 1965–66 selama masa pengasingan mereka di Pulau Buru. Salah satu hal yang baru aku ketahui bahwa bukan hanya mereka yang pernah mendiami Pulau Buru, tetapi jauh sebelumnya sudah ada perempuan-perempuan yang menjadi korban kejahatan perang Jepang. Mereka berasal dari golongan terpelajar di Jawa yang awalnya dijanjikan kesempatan melanjutkan pendidikan ke Jepang. Namun, kenyataannya mereka justru mengalami perbudakan seksual oleh tentara Jepang.
Setelah Perang Dunia II berakhir dan Jepang kalah, mereka nggak dipulangkan. Sebagian memilih untuk nggak kembali, terikat oleh berbagai alasan, mulai dari perasaan menjadi beban bagi keluarga hingga sumpah adat . Mereka mengalami kekerasan berlapis, nggak hanya dari sistem kolonial, tetapi juga dari hukum adat yang melihat perempuan hanya sebagai komoditas.
Di tengah situasi ini, ada satu perempuan yang diceritakan sebagai simbol perlawanan terhadap hukum adat yang memperbolehkan perampasan perempuan sebagai istri , dan kisahnya terus diwariskan di tengah masyarakat Pulau Buru. Perjalanan mengungkap kisahnya diceritakan secara apik di bagian akhir buku. Bagian ini terasa seperti laporan fieldwork, menyinggung juga keterbatasan akses pengobatan, serta gimana masyarakat adat menghadapi kolonialisme dan masuknya agama-agama Abrahamik.
Sementara itu, momen-momen ketika para tapol bertemu dengan perempuan korban kejahatan perang Jepang selalu membuatku emosional. Aku juga cocok dengan cara penulis menyusun buku ini, di mana bab-bab awal memuat kesimpulan, yang membantuku lebih mudah mengingat poin-poin penting. Sayangnya, keterbatasan bahasa tanpa selalu dilengkapi terjemahan bikin ngos-ngosan memahaminya.
Buku ini juga menyadariku bahwa ada banyak sekali kisah perempuan yang dipinggirkan dalam sejarah. Baik perempuan Jawa maupun perempuan Buru, keduanya mengalami kekerasan yang sama akibat kolonialisme dan patriarki. Semoga damai menyertai mereka yang telah berjuang.
Buku ini juga menyadariku bahwa ada banyak sekali kisah perempuan yang dipinggirkan dalam sejarah. Baik perempuan Jawa maupun perempuan Buru, keduanya mengalami kekerasan yang sama akibat kolonialisme dan patriarki. Semoga damai menyertai mereka yang telah berjuang.
Graphic: Misogyny, Sexism, Sexual violence, Torture, Colonisation, War
Moderate: Adult/minor relationship, Domestic abuse, Pedophilia