A review by celinafaramitha
Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas by Eka Kurniawan

4.0

"Kemaluan bisa menggerakkan orang dengan biadab. Kemaluan merupakan otak kedua manusia, seringkali lebih banyak mengatur kita daripada yang bisa dilakukan kepala. Itu yang kupelajari dari milikku selama bertahun-tahun ini."
-Ajo Kawir, hlm. 126-

Buku ini menceritakan:
1. Titit;
2. Bagaimana cara tonjok-tonjokan;
3. Bagaimana cara menyupir truk dengan benar;
4. Wanita dan titit;
5. Kebijaksanaan dan filsafat dari titit yang gabisa ngaceng(kalo kata Eka);
6. dan lebih banyak titit lagi tentunya.

Saya suka sekali, mungkin saya akan suka stensilan bila masih beredar. Eka Kurniawan menyenangkan sekali. Benar-benar cerita yang tidak pernah saya temui dimanapun. Adegan perkelahiannya bagus juga, saya jadi teringat Chuck Palahniuk.

Tidak kepikiran untuk mengaitkan ini apabila ini semua analogi. Halah begini pun aku sudah suka.

Banyak bagian yang saya tak kuasa menahan air mata karena NGAKAK BROH! AMPE NANGIS!! Tapiiii yang paling saya sukai adalah plotnya! Bagus bangeeeeet, bagus banget beneran.

Cara menulisnya yang maju mundur itu membuat saya seneng bukan main. Berasa dikasih terapi kejut, kesel kesel enak gitu. Hahahaha, sudah sampulnya gambar burung, ceritanya tentang burung, plotnya maju mundur pula. Ahahahahahaahaa

Sekian ulasan saya, tak kuasa aku, tak terperi. Pokoknya harus baca! Pasti bacanya kilat! Etapi jangan lupa ini 21+ yah. Kerusakan dan kemupengan pada anak anda bukan tanggung jawab kami.

Akhir kata,
"Kehidupan manusia ini hanyalah impian kemaluan kita. Manusia hanya menjalaninya saja."
-Ajo Kawir, hlm. 180-

Ouh, betapa sebuah filsafat yang menyentuh kalbu.

Ngomong-ngomong di halaman terdepan bukunya ada redaksi "Untuk Ratih Kumala" acieeeee, romantis banget ye dikasih buku titit-tititan. Tapi...

Bukan terilhami 'berdasar kisah nyata' kan ini ya?