linda_helmi 's review for:

Extraordinary Means by Robyn Schneider
4.0

#141 - 2020
Genre: YA Contemporary

Cerita tentang penderita Tuberculosis gak banyak, apalagi dengan genre YA. Kaget juga sih baca buku ini, karena aku gak tahu di AS masih ada yang menderita TB.

Sadie dan Lane, penghuni rumah sakit khusus TB, yang sebelumnya pernah bertemu di Summer Camp saat berusia 13 tahun. Sadie pernah mengalami hal yang memalukan disebabkan oleh Lane saat itu, yang membuat Sadie menyimpan sakit hati pada Lane. Ternyata semua itu hanya prank yang dilakukan orang lain dan bukan Lane yang melakukannya.

Begitu mengetahui bahwa bukan Lane yang melakukannya, Sadie membuka diri untuk berteman dengan Lane dan membawanya ke circle friends dia. Lambat laun berdua merekapun saling tertarik satu sama lain. Mereka punya harapan akan melanjutkan hubungan begitu keluar dari rumah sakit ini saat ada pemberitahuan ada vaksin yang berhasil menyembuhkan TB.

Aku gak mau spoiler tentang akhir cerita buku ini, dari premisnya saja kita tahu cerita ini penuh dengan angst. Kita membaca tentang kumpulan remaja penderita penyakit menular, yang cukup mematikan. Mereka todak bisa bergaul bebas diluaran karena bisa menularkan penyakit mereka. Satu sisi mereka masih punya harapan, tapi ada yang sadar bahwa mereka tinggal menunggu waktu saja.

Remaja tetap lah remaja walaupun mereka mengidap penyakit menular, mereka ingin merasakan kehidupan normal. Memiliki kekasih, mencoba minuman beralkohol, hang out bareng, melakukan kejailan, breaking the law seperti remaja normal lainnya. Hal-hal ini dilakukan oleh sekumpulan remaja ini, walaupun tidak mematuhi sebuah peraturan membuat mereka menyesali hal itu, karena mengakibatkan hal fatal.

Banyak nilai-nilai moral di buku ini, salah satunya masyarakat masih menganggap penderita penyakit menular adalah monster menakutkan yang harus dihindari dan dikucilkan. Penolakan adanya TB ward si lingkungan juga memperlihatkan kerdilnya pemikiran banyak orang dan ketidak pedulian terhadap penderita TB. Padahal mereka juga manusia biasa yang ingin sembuh, dan butuh tempat khusus untuk perawatan. Aku berharap lebih banyak lagi masyarakat yang lebih peduli dan terbuka pemikirannya mengenai hal ini.