A review by racoonorj
Kim Jiyoung, Born 1982 by Cho Nam-joo

5.0

Aku nggak tahu apa aja yang harus kutulis di sini.

Yang kutahu dan yang kurasain selama baca buku ini adalah, marah dan putus asa.
Aku marah, soal bagaimana masyarakat sering kali memperlakukan perempuan, wanita, seolah hanya sebagai beban. makhluk yang fisik dan mentalnya tidak layak untuk dipertimbangkan, dihargai, dan sering dianggap remeh.
Bahkan, ketika beberapa pria yang mengaku jika mereka mamahami apa yang satu atau dua wanita (terutama ibu rumah tangga dan wanita yang sedang dalam masa hamil dan bersalin) rasakan, tidak bisa yang namanya benar-benar memahami, toleran, dan empati kepada wanita lain yang sebenarnya mengalami hal serupa. Mereka hanya akan merasakan hal itu jika itu dialami oleh orang terdekat mereka (istri dan putri, dan mungkin untuk kasus psikiater di sini, dia seolah bisa memahami Kim JI-Yeong juga).

Dan yang membuat putus asa adalah, bagaimana sepertinya keadaan ini tidak akan berubah dalam waktu yang dekat(atau mungkin waktu lama sekalipun, karna buktinya, apa yang dialami Oh Mi-Sook juga dialami oleh Kim JI-Young. Sepanjang hidup, mulai dari generasi nenek, ibu dan bahkan hingga diriku, tidak bisa yang namanya merasakan perasaan aman untuk tinggal di lingkungan kita sendiri, di negara ini. Mengingat juga perihal RUUPKS yang tak kunjung disahkan oleh kementerian kita, membuat kita semua makin merasa tidak aman, memikirkan betapa mengerikannya kita yang sewaktu-waktu bisa mengalami pelecehan seksual dan kemudian pelaku tersebut bisa melenggang bebas setelah melakukan perbuatan keji seperti itu. Seperti salah satu kutipan di buku ini,

"Sementara para pelaku kejahatan mencemaskan sedikit hal remeh yang akan hilang dari mereka, para korban harus bersiap-siap kehilangan segalanya." - hlm. 157

"Segalanya" yang dimaksud di sini sendiri bisa diartikan dengan, : keperawanan, harga diri, kepercayaan diri, keberanian, kesucian, image baik, dan masih banyak lagi.