dimasanggada 's review for:

Bukan Pasar Malam by Pramoedya Ananta Toer
5.0

Setelah yang ketiga kali membaca novel ini, segala hal tetap tak berubah: hidup tak lebih soal menunggu waktu. Dan seperti tanah, hidup memang cuma untuk diseret, diendapkan, dan dikubur oleh hujan. Kita pun cuma bisa diam dalam aliran panjang waktu, kita bisa juga adalah air, yang menunggu dengan cemas akan ke mana aliran ini berhenti.

Bukan Pasar Malam selalu mendapatkan tempat di dalam diri saya sebagai pengingat, bahwa manusia perlu mengenal kemanusiaan di dalam dirinya.

Walau kadang luput, namun dari semua karya Pram, Bukan Pasar Malam adalah yang terbaik.