A review by aynsrtn
We Hunt the Flame: Memburu Api by Hafsah Faizal

adventurous challenging dark emotional mysterious sad tense slow-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes

5.0

The storyline, the writing, the plots, the characters, the world building, the tension(s), the action(s), and the plot twist(s) are THE MASTERPIECE! Perfectly perfect

โˆž/5โญ๏ธ

Kalau kamu suka genre fantasi, berlatar timur-tengah, dengan trope musuh menjadi cinta [yang literally dan figuratively musuh sampai ada adegan mau bunuh-bunuhan], bacalah buku ini! BACA!! ๐Ÿ‘Š

Buku ini meskipun tebal [tapi lebih tebal buku keduanya sih], tidak ada plot dan tulisan yang sia-sia dan diksinya cantik [terima kasih Mbak Mustika yang sudah menerjemahkannya ke Bahasa Indonesia dengan sangat baik *chef kiss].

Mari kita breakdown satu per satu.

1. Karakter
Nasir Ghameq. This guy is really. Seorang putra mahkota yang menjelma menjadi pangeran maut yang "dikutuk" dengan kegelapan. Meskipun morally grey, sebenarnya keadaanlah yang memaksa dia seperti itu. Lebih tepatnya salah asuhan. Bapaknya, sang raja, begitu bengis dan zalim.

Zafira Binti Iskandar. The hunter. Alpha woman. Jago memanah. Kompas. Tidak takut pada kegelapan pangeran maut. Agak keras kepala tapi hal itu sebenarnya yang harus dimiliki seorang pemburu.

Altair Al-Badawi. Jenderal. Nggak ada takut-takutnya juga sama Pangeran Maut. Hobinya bickering dan nge-roasting Nasir. Dia itu tokoh yang satu sisi bikin pembaca kesel, tapi anehnya kehadiran dan celetukannya tuh malah selalu ditunggu.

Benyamin Haadi. Umur 123 tahun. Paling bijak dan dewasa. Kalau yang lain udah mode gelut, Benyamin hadir dengan segala petuahnya.

Kifah Darwish. Dyemn, she is so hot! One of nine dari elit militer. Jagoan banget. Alpha woman. Indeed. NO DEBATE!

~ Dan mereka berlima ini adalah The Zumra alias GENG! Apalagi pas mereka saling kerja sama ngelawan para musuh di pulau itu. The action(s) ๐Ÿ‘๐Ÿ‘


2. Plot
Dari awal begitu pelan, slow burn, sampai bertanya-tanya ini kapan sih Zafira ketemu sama Nasir. Dan hal itu baru terwujud di 40% cerita. Namun, jangan salah, setelah mereka bertemu, sama sekali nggak dikasih nafas karena ada aja ini [calon] couple gebrakannya.

Plot twist(s)-nya membuatku beberapa kali tertegun. Tidak hanya satu, tetapi berlapis. Tak tertebak. DDANG! Gilak, this book really deserved more than 5โญ๏ธ because it's so nailed!!

3. Dinamika dan interaksi
Ini juara banget sih. Chemistry Nasir dan Zafira pas mode strangers ke enemies, sampai ada adegan siap membunuh satu sama lain, lalu in love, no word again. Tension-nya membuatku banyak menghela nafas. Aura ingin membunuh serta dendam dibarengi saling flirting itu adalah kombinasi yang unik tetapi bikin menjerit.

Selain itu, Nasir dan Altair yang nggak kalah bikin pusingโ€”in good way. Altair kalau ada lomba roasting Nasir udah pasti juara 1 nggak ada lawan. Apalagi tiap dia manggil Nasir, pangeran cilik, haha. Dan ternyata ada makna dibalik sebuah pertanda yang booom banget. Mereka tuh saling benci, tapi saling peduli juga.

Dan terakhir, pengembangan karakter. Terasa sekali perjalanan itu tidak hanya mengubah karakter Zafira, tetapi Nasir dan lainnya. Terutama Nasir.

#

Apalagi yang bisa ku tulis lagi, rasanya nggak ada. Buku ini membuatku yang not into fantasy jadi mulai menyukai genre ini. Buku ini masuk buku favoritku. Akan segera membaca buku keduanya.

Sukaaakkk bangetttt!!! ๐Ÿ’

Expand filter menu Content Warnings