Scan barcode
A review by ruangtitikkoma
Everybody Lies: Big Data, New Data, and What the Internet Can Tell Us about Who We Really Are by Seth Stephens-Davidowitz
informative
inspiring
lighthearted
medium-paced
3.75
Informatif, itu yang saya rasakan dari buku ini. Karena latar pendidikan dan pekerjaan, saya menyukai hal-hal terkait data, riset, dan analisisnya.
Di buku ini, saya yang biasanya melakukan pengujian variabel dulu untuk menguji sebuah hipotesis, mendapatkan perspektif baru. Bahwa ada cara untuk lebih mendapatkan informasi “kebenaran” dengan menggunakan big data. Big data yang dimaksud di sini adalah Google.
Orang-orang lebih jujur ketika melakukan pencarian di Google, bahkan untuk hal-hal paling tidak lazim atau patut sekali pun. Maka konsepnya, jika ingin mendapatkan kebenaran yang lebih real, tidak bias, carilah di Google.
Karena berada di luar Amerika, tidak terlalu relate konteks problemnya. Hanya saja, sebagai gagasan, ini menarik. Kita bisa juga menerapkan cara berpikir ini untuk situasi lain. Ada kemampuan dan cara berpikir kritis yang ditawarkan penulis.
Latar penulis adalah ilmuwan data di Google. Memungkinkan untuk bisa mencapai atau mendapatkan akses lebih detil dan lengkap.
Karena itu juga, ada pertanyaan besar yang ingin saya tahu sepanjang membaca adalah : bagaimana caranya mendapatkan data-data itu untuk kemudian menganalisisnya? Itu yang masih belum dijelaskan secara rinci. Pencapaian buku ini masih seputar “what” — Apa itu big data, apa itu bias kebenaran, bahwa semua orang punya indikasi kebohongan pada survey, dll. Tapi penjelasan “how”-nya, bagaimana teknis mencari data-datanya, mengolahnya, menguji akurasinya, dll ini belum tergambar detil untuk awam.
Di buku ini, saya yang biasanya melakukan pengujian variabel dulu untuk menguji sebuah hipotesis, mendapatkan perspektif baru. Bahwa ada cara untuk lebih mendapatkan informasi “kebenaran” dengan menggunakan big data. Big data yang dimaksud di sini adalah Google.
Orang-orang lebih jujur ketika melakukan pencarian di Google, bahkan untuk hal-hal paling tidak lazim atau patut sekali pun. Maka konsepnya, jika ingin mendapatkan kebenaran yang lebih real, tidak bias, carilah di Google.
Karena berada di luar Amerika, tidak terlalu relate konteks problemnya. Hanya saja, sebagai gagasan, ini menarik. Kita bisa juga menerapkan cara berpikir ini untuk situasi lain. Ada kemampuan dan cara berpikir kritis yang ditawarkan penulis.
Latar penulis adalah ilmuwan data di Google. Memungkinkan untuk bisa mencapai atau mendapatkan akses lebih detil dan lengkap.
Karena itu juga, ada pertanyaan besar yang ingin saya tahu sepanjang membaca adalah : bagaimana caranya mendapatkan data-data itu untuk kemudian menganalisisnya? Itu yang masih belum dijelaskan secara rinci. Pencapaian buku ini masih seputar “what” — Apa itu big data, apa itu bias kebenaran, bahwa semua orang punya indikasi kebohongan pada survey, dll. Tapi penjelasan “how”-nya, bagaimana teknis mencari data-datanya, mengolahnya, menguji akurasinya, dll ini belum tergambar detil untuk awam.