Scan barcode
A review by anarielf
Imprisonment by Rikako Akiyoshi
4.0
Jujur pas udah sampai di halaman terakhir, aku ketawa banget. Bisa2nya begitu...
Beberapa pola yang kuamati dari karya beliau ini adalah seringkali tokoh utama berupa perempuan, lalu hubungan ibu dan anak juga sering mewarnai karya beliau. Oh! Dan jangan lupakan ending yang pantas diterima oleh pemeran utamanya.
Sewaktu baca buku ini, jujur aja aku gak ngerasa aneh, malah merasa tenang karena berpikir "ah bisa ini mah." dan lupa memikirkan fakta bahwa Akiyoshi sensei seringkali membalikkan keadaan. Gak lama dari pikiran itu, muncullah situasi tersebut wkwkwk
Lucunya, aku ngerasa kek... apa ya, semacam merasa 'dikibuli' dalam tanda kutip, karena fakta Masayuki diperkenalkan sedari awal hanyalah dari chat dan pov dia. Kita gk pernah tau apakah itu Masayuki atau tidak. Jadi sewaktu situasi Masayuki-ternyata-bukanlah-Masayuki aku bengong dan ketawa d̶a̶n̶ m̶e̶n̶g̶u̶m̶p̶a̶t̶ tapi tenang saja, ini bukanlah kesalahan pembaca manapun. Pembaca gak akan tau juga dari awal kalo yg chat itu bukan Masayuki kan? Tp memang rasa kesal akan selalu ada lol
Untuk keseluruhan cerita aku cukup menikmati. Aku baru tau juga ada penyakit yang diderita Kanuma dan berniat buat mencari lebih lanjut tentang itu krn jujur aja menarik. Karakter yang menonjol di sini ada Yukie, Hironobu, dan Kanuma. Mereka bertiga adalah karakter yang ... gila dalam artian masing-masing yg berbeda. Kegilaan Yukie di ambang menuruti rasa kemanusiaan dan juga rasa ingin melindungi anaknya, kegilaan Hironobu dalam rasa obsesinya terhadap Maiko, dan kegilaan Kanuma terhadap d̶e̶l̶u̶l̶u̶ delusi yang mendalam. Kombinasi yang ... liar. Untuk ending cukup diterima sampai situ saja sih, udah pas.
Beberapa pola yang kuamati dari karya beliau ini adalah seringkali tokoh utama berupa perempuan, lalu hubungan ibu dan anak juga sering mewarnai karya beliau. Oh! Dan jangan lupakan ending yang pantas diterima oleh pemeran utamanya.
Sewaktu baca buku ini, jujur aja aku gak ngerasa aneh, malah merasa tenang karena berpikir "ah bisa ini mah." dan lupa memikirkan fakta bahwa Akiyoshi sensei seringkali membalikkan keadaan. Gak lama dari pikiran itu, muncullah situasi tersebut wkwkwk
Lucunya, aku ngerasa kek... apa ya, semacam merasa 'dikibuli' dalam tanda kutip, karena fakta Masayuki diperkenalkan sedari awal hanyalah dari chat dan pov dia. Kita gk pernah tau apakah itu Masayuki atau tidak. Jadi sewaktu situasi Masayuki-ternyata-bukanlah-Masayuki aku bengong dan ketawa d̶a̶n̶ m̶e̶n̶g̶u̶m̶p̶a̶t̶ tapi tenang saja, ini bukanlah kesalahan pembaca manapun. Pembaca gak akan tau juga dari awal kalo yg chat itu bukan Masayuki kan? Tp memang rasa kesal akan selalu ada lol
Untuk keseluruhan cerita aku cukup menikmati. Aku baru tau juga ada penyakit yang diderita Kanuma dan berniat buat mencari lebih lanjut tentang itu krn jujur aja menarik. Karakter yang menonjol di sini ada Yukie, Hironobu, dan Kanuma. Mereka bertiga adalah karakter yang ... gila dalam artian masing-masing yg berbeda. Kegilaan Yukie di ambang menuruti rasa kemanusiaan dan juga rasa ingin melindungi anaknya, kegilaan Hironobu dalam rasa obsesinya terhadap Maiko, dan kegilaan Kanuma terhadap d̶e̶l̶u̶l̶u̶ delusi yang mendalam. Kombinasi yang ... liar. Untuk ending cukup diterima sampai situ saja sih, udah pas.