Take a photo of a barcode or cover
aynsrtn 's review for:
Tokyo Ueno Station
by Yu Miri
emotional
lighthearted
reflective
Melihat kebisingan dan hiruk pikuk dunia dari kacamata Kazu sebagai "hantu" di Ueno Station. Hidupnya hampir "sama" dengan kaisar Jepang saat itu. Lahir di tahun yang sama, bahkan anak laki-laki yang lahir tepat bersamaan dengan lahirnya putera mahkota. Hanya saja Kazu lebih banyak dapat bad luck-nya.
Aku suka bagaimana penulis menyampaikan kesepian, ketidakberdayaan, berduka, kehilangan, dan kesendirian. Diksinya puitis, namun tetap lugas. Tokyo dengan segala kota metropolitannya, ternyata menyimpan sisi para tunawisma yang hidup demi sekadar hidup. Obrolan orang-orang yang secara selingan di stasiun yang ditangkap oleh Kazu juga memotret sisi lain dari Tokyo.
Ada beberapa bagian yang mungkin agak mengganjal bagiku yaitu tentang awal mula kenapa Kazu menjadi tunawisma, dia bukannya tinggal dengan cucunya ya kemudian pergi, sudah itu bagaimana? Lalu, ada tokoh Junko. Ini maksudnya Kazu pernah berselingkuh dari Setsuko isterinya? Karena gaya penceritaannya loncat-loncat, jadi kadang bingung untuk tahu linimasa ceritanya. Clue-nya paling dari kejadiannya yang disebutkan saja, misalnya tsunami, olimpiade Tokyo, atau saat tahunnya dituliskan oleh penulis. Dan peristiwa meninggalnya Kazu itu saat kapan dan kenapa? Saat tsunami di Tokyo tahun 2011? Tapi, setelah itu sebelumnya diceritakan juga tentang Olimpiade Tokyo tahun 2020—atau saat itu keadaannya Kazu sudah meninggal? Kayaknya aku harus baca lagi untuk lebih memahami :""
Kemudian, bagian yang aku suka—sekaligus menyayat hati—adalah ketika menceritakan tentang Shige, teman tunawismanya Kazu, dan ketika Kazu kehilangan anak laki-laki satu-satunya, Koichi.
Aku suka bagaimana penulis menyampaikan kesepian, ketidakberdayaan, berduka, kehilangan, dan kesendirian. Diksinya puitis, namun tetap lugas. Tokyo dengan segala kota metropolitannya, ternyata menyimpan sisi para tunawisma yang hidup demi sekadar hidup. Obrolan orang-orang yang secara selingan di stasiun yang ditangkap oleh Kazu juga memotret sisi lain dari Tokyo.
Ada beberapa bagian yang mungkin agak mengganjal bagiku yaitu tentang awal mula kenapa Kazu menjadi tunawisma, dia bukannya tinggal dengan cucunya ya kemudian pergi, sudah itu bagaimana? Lalu, ada tokoh Junko. Ini maksudnya Kazu pernah berselingkuh dari Setsuko isterinya? Karena gaya penceritaannya loncat-loncat, jadi kadang bingung untuk tahu linimasa ceritanya. Clue-nya paling dari kejadiannya yang disebutkan saja, misalnya tsunami, olimpiade Tokyo, atau saat tahunnya dituliskan oleh penulis. Dan peristiwa meninggalnya Kazu itu saat kapan dan kenapa? Saat tsunami di Tokyo tahun 2011? Tapi, setelah itu sebelumnya diceritakan juga tentang Olimpiade Tokyo tahun 2020—atau saat itu keadaannya Kazu sudah meninggal? Kayaknya aku harus baca lagi untuk lebih memahami :""
Kemudian, bagian yang aku suka—sekaligus menyayat hati—adalah ketika menceritakan tentang Shige, teman tunawismanya Kazu, dan ketika Kazu kehilangan anak laki-laki satu-satunya, Koichi.
"I was not afraid of ghosts. Nor was I afraid of death or dying. I was afraid of living this life not knowing when it might end. It did not seem possible to resist this weight pressing down on my entire body, nor to bear it."
Graphic: Death