A review by runinn
Love, Hate & Hocus-Pocus by Karla M. Nashar

3.0

Satu kesan pertama: WOW, CAPEK BANGET NGIKUTIN ALURNYA.

Ulasan kali ini beneran ditulis dari sudut pandang pribadi.

Love and hate sepertinya bukan sebuah tema yang asing pada buku atau novel-novel. Eksekusinya ya paling gitu-gitu, aja, pikirku awalnya. Saling sikut-sikutan gara-gara berbeda kepribadian, terus dipertemukan semesta dalam suatu bingkai bernama "kebetulan", terus jatuh cinta, saling sadar, dan... happy ending.

Tapi yang ini ternyata beda!

Gadis Parasayu -yang kata Troy namanya norak- si manajer Humas yang sangat nasionalis, sederhana, pecinta produl lokal, dipertemukan dengan si manajer marketing yang sangat ke-'barat-barat'-an, makanan harus western food, barang harus branded, tiap hari ganti contact lens yang berbeda warna. WOW! Troy Mardian ini asli Indonesia, kok. Bukan keturunan juga. Cuma kelakuannya aja yang emang sok bule. Jujur, aku sedikit kesusahan membayangkan sosoknya, karena selama ini hidup di tanah Solo yang pesonanya "Mas-mas" semua. But, yeah, i did it!.

Well, she's not bad actually. Oh ya, siapa namanya? Gadis Parasayu? Beautiful Face Girl?! Oh, give me a break!! What a ridiculous inappropriate narcissistic name!! -gumam Troy saat tahu nama panjang Gadis.

Di bagian ini ketawa banget. Antara selera humorku yang rendah atau memang aku baru sadar kalau nama Indonesia memang se-memuji itu, kadang.

Alur cerita dimulai dari adanya kasus produk obat dari perusahaan mereka yang menelan beberapa korban. Sebagai bagian humas dan marketing, Gadis dan Troy akhirnya mau tidak mau harus sama-sama terlibat dalam menyelamatkan perusahaan mereka. Kemudian, tanpa diduga, buku ini mengajarkan beberapa hal terkait alur manajerial dalam suatu perusahaan, sikap profesionalitas dalam menghadapi berbagai masalah, memperlihatkan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk bekerja, dan sekaligus mengenalkan sedikit tentang dunia farmasi.

“Tidak ada alarm palsu dalam dunia farmasi. Obat dan racun hanya beda-beda tipis. Karena dalam sedetik, obat yang sama -yang bisa menyembuhkan seseorang- bisa juga berubah menjadi racun yang mematikan bagi orang lain. Kita semua tahu itu.”


Alur cerita bergerak cepat dengan lebih banyak berfokus pada penyelesaian kasus ini yang semakin melebar dan kompleks. Seisi kantor berjibaku mengatasi kasus yang diduga karena keracunan obat ini. Tanpa kita sadari bahwa Troy dan Gadis diam-diam terjerat love-hate relationship. Hal ini pula yang menyebabkan kita... kecolongan!

Karena seharusnya ending cerita ini sudah dapat ditebak sejak awal. Tapi kesibukan alur di kantor dan kemampuan penulis dalam membuat narasi, membuat pembaca yakin bahwa alur ini nyata. Yah, udah terlanjur suka sama perlakuan Troy ke Gadis, sampe Troy selalu berusaha memahami Gadis, ternyata ending-nya....

BACA SENDIRI! hehehe