Scan barcode
A review by ruangtitikkoma
Talk to My Back by Yamada Murasaki
emotional
hopeful
informative
inspiring
lighthearted
reflective
sad
fast-paced
- Plot- or character-driven? Plot
- Strong character development? Yes
- Loveable characters? Yes
- Diverse cast of characters? Yes
- Flaws of characters a main focus? No
4.0
Relate banget dengan kehidupan ibu rumah tangga, yang dunianya adalah suami bekerja di kantor, dan istri di rumah, dengan 2 anak. Sederhana, tapi poin-poin yang disampaikan jelas.
Situasi seperti ini berarti tidak hanya bisa terjadi di Jepang saja. Ibu yang pusing mengurus anak-anak dan suami, bingung membagi waktu antara urusan dirinya sendiri (me time) dengan pengabdiannya untuk keluarga.
Meski demikian, di buku ini tampak sekali anak-anak sangat sayang dan dekat dengan ibunya. Anak-anak yang ceria, dan tumbuh dengan baik.
Suami, yang hanya muncul ketika di rumah, setelah pulang dari kerja, capek, mau segera mandi, dan makan. Sebenarnya ia pria yang baik, hanya saja tidak punya cukup waktu. Sehingga terkesan ia tak banyak tahu perkembangan anaknya, dan kebutuhan istrinya. Ia juga dikarakterkan sebagai anak-anak dalam tubuh orang dewasa yang minta diurus semua keperluannya dan hidup dalam pemikiran dunianya sendiri.
Ada juga cerita tentang istrinya ketika mencoba bekerja paruh waktu. Luar biasaa, betapa capeknya. Di buku ini juga diberikan semacam informasi, bagaimana sesungguhnya perasaan wanita di posisinya yang demikian. Bagusnya juga, diajarkan untuk bagaimana berkomunikasi dengan baik dengan suami dan anak-anak, tanpa perlu bertengkar hebat. Semua bisa diselesaikan dengan baik, selama mengedepankan komunikasi. Suka!
Situasi seperti ini berarti tidak hanya bisa terjadi di Jepang saja. Ibu yang pusing mengurus anak-anak dan suami, bingung membagi waktu antara urusan dirinya sendiri (me time) dengan pengabdiannya untuk keluarga.
Meski demikian, di buku ini tampak sekali anak-anak sangat sayang dan dekat dengan ibunya. Anak-anak yang ceria, dan tumbuh dengan baik.
Suami, yang hanya muncul ketika di rumah, setelah pulang dari kerja, capek, mau segera mandi, dan makan. Sebenarnya ia pria yang baik, hanya saja tidak punya cukup waktu. Sehingga terkesan ia tak banyak tahu perkembangan anaknya, dan kebutuhan istrinya. Ia juga dikarakterkan sebagai anak-anak dalam tubuh orang dewasa yang minta diurus semua keperluannya dan hidup dalam pemikiran dunianya sendiri.
Ada juga cerita tentang istrinya ketika mencoba bekerja paruh waktu. Luar biasaa, betapa capeknya. Di buku ini juga diberikan semacam informasi, bagaimana sesungguhnya perasaan wanita di posisinya yang demikian. Bagusnya juga, diajarkan untuk bagaimana berkomunikasi dengan baik dengan suami dan anak-anak, tanpa perlu bertengkar hebat. Semua bisa diselesaikan dengan baik, selama mengedepankan komunikasi. Suka!