A review by nadaisreading
Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam by Dian Purnomo

5.0

Satu pertanyaan dari Magi Diela yang sekiranya merangkum cerita buku ini : "Sampai kapan saya dan perempuan lain di saya punya tanah ini akan terus menangis?"

Akhirnya bisa nyelesaiin buku dalam sekali baca setelah sekian lama. Bener-bener bikin aku gak habis pikir.

Pertama, karena tradisi kawin tangkap baru pertama kali aku denger waktu baca buku ini. Di Indonesia emang banyak banget tradisi yang udah turun-temurun dari leluhur mereka cuma yang disayangkan gak sedikit juga tradisi tsb melenceng dari bagaimana seharusnya dilakukan. Selain kawin tangkap banyak juga hukum adat yang disoroti di buku ini kayak misal : gak boleh menikahi sesama suku.

Kedua, karena cerita dalam buku ini disampaikan dengan logat daerah jadi makin terbawa sama jalan ceritanya, seolah-olah aku juga ada disana. Awalnya emang sempet bikin bingung karena tentu saja aku gak familiar sama bahasa dan adat istiadat daerah Sumba.

Ketiga, karena cerita ini diambil dari kisah nyata. Bahkan di chapter 37 penulis sempet mengambil sudut pandang orang pertama ketika menjelaskan awal pertemuannya dengan tokoh-tokoh di buku ini.

Aku suka bagian epilognya karena menjelaskan bagaimana cerita yang tidak tersampaikan dan kelanjutan kisah dari sebagian tokoh di buku ini. Tipikal epilog yang (buatku) bikin hati lega setelah diajak untuk turut emosi :)

Pengalaman baca buku ini bener-bener ngebuka mata dengan berbagai macam tradisi adat yang ada di Indonesia. Juga perjuangan Magi Diela yang sangat gila untuk memperjuangkan haknya sebagai perempuan di tengah tanah kelahirannya yang masih memegang erat hukum adat dan leluhur, terutama dalam berperang melawan ayahnya sendiri.