A review by ruangtitikkoma
Kemarin by Juan Emar

adventurous challenging dark emotional funny slow-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? N/A
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? It's complicated

3.75

Setengah bagian awal saya suka banget. Kocak. Macam orang melantur ke mana-mana, tapi asik sekali pikiran penulisnya.

Setengah bagian belakang, racauan makin ke mana-mana. Saya mulai tidak terlalu menikmati karena tidak ada humornya menurut saya. Lebih serius dan tidak terarah.

Gaya menulisnya unik. Ibaratnya seorang murid yang diberi tugas mengembangkan karangan untuk satu kata saja. Juan Emar berhasil mengembangkan cerita menjadi sangat jauh dari apa yang bisa kebanyakan orang pikirkan. Untuk satu objek saja, ia berhasil menyelami dengan pengamatan micro, jauh ke dalam semacam lensa mikroskop yang memindai objek teramat kecil.

Tanpa dipisahkan oleh sub-sub judul, cerita2 di buku ini dimulai. Dengan karakter tokoh suami-istri yang bertualang dari satu tempat ke tempat lain, mulai dari ketika melihat peristiwa pemancungan, hingga kembali ke apartemen mereka. Tokoh suami sebagai narator, mencoba mengingat semuanya dengan lengkap, tanpa terlewat. Mulai dari yang terbesar, teraneh, termenakutkan, hingga yang terabsurd. Termasuk menu-menu makanan yang mereka pesan, tiga lalat yang terbang, lima lubang putih di urinoar, dll.

Terjemahan bagus, mengalir dengan smooth, bisa menciptakan suasana yang mungkin juga ingin dimunculkan penulis sehingga pembaca bisa merasakan sisi jenakanya, atau kosongnya sekalipun dalam teks yang cenderung naratif.