blackbufff 's review for:

Mencari Alaska by John Green
5.0

Saat menulis ini, aku sedang kebelet kencing. Tapi lupakan, aku malas bangun dari ranjang.

Mungkin buku ini akan menjadi buku favoritku sepanjang tahun ini, dengan catatan aku tidak membaca buku yang lebih hebat. Mencari Alaska sungguh menyebalkan, dan karena itu aku menyukainya.

Pada awalnya, kukira yang dimaksud "Mencari" di sini adalah, Alaska kabur, pergi, atau lari dari semua orang dan semua orang itu dengan panik mencarinya--seharfiah itu, dan pada akhirnya tampaklah sebodoh apa diriku ini. Dan, ya, kurasa seorang John Green tidak akan membuat plot yang sebodoh itu, jadi dia meledakkan gagasanku berkeping-keping--Alaska mati, dan, ya, mati betulan, sesimpel itu. Aku bahkan agak sedikit linglung saat mengetahui dia mematikan Alaska. "Hah? Heh?" pikirku. Terlalu mendadak. Namun, kurasa di situlah letak keasyikannya, bukan?

Dan, menyebalkannya lagi, dia bisa membuat tokoh-tokohnya begitu hangat hanya dalam beberapa halaman saja. Aku membatin seperti, "Man! Bahkan kuatnya penokohan di satu buku yang kutulis tidak bisa menandingi penokohanmu di lima halaman pertama." Saat itu aku sadar bahwa aku memang terlalu bego dalam menulis, dan John sudah menulis selama ... aku tak tahu, dan tak berniat mencari tahu. Oh iya, itu buku pertamaku omong-omong. PERTAMA. Jadi, tidak terlalu mengesalkan jika kupikir-pikir lagi. Oh, tidak. Aku bohong. Aku sungguh kesaaaaaaaaaal.

Oke, aksi Malam Gudang dan Menumbangkan Paradigma Patriarkat sungguh memesona. John begitu brilian, dan hatiku begitu terlarut dengan perbuatan konyol mereka semua. Baru pertama kali ini, seingatku, aku bisa mencintai tiap tokoh yang ada. Mr. Hyde, si Elang, dan bahkan lelaki yang mengencingi sepatu Kolonel--aku tidak ingat namanya.

Sepertinya cukup. Dan, dadah.