You need to sign in or sign up before continuing.

adhitya_ci 's review for:

Eldest by Christopher Paolini
5.0

Saya telah membaca buku ini setelah diterjemahkan dan diterbitkan oleh Gramedia.

Spoiler Free review.

Buku ini menjadi bukti bahwa cara Chris Paolini bercerita telah berkembang. Caranya memainkan drama, menyentuh perasaan Saya, jauh lebih baik dibandingkan buku sebelumnya, Eragon. 'Filler' tidak terasa seperti 'Filler' yang percuma.

Spoiler Review.




Anda sudah diperingatkan



Sebelumnya saya sudah pernah membaca buku ini, mungkin 6 tahun lalu kira. Saya lumayan terkejut ketika Chris Paolini membuat buku ini menjadi 3 sisi pandang, pertama jelas Eragon, Roran, dan sedikit dari Nasuada.

Dibandingkan ketiganya, saya sangat menikmati petualangan Roran. Meski sudah kena spoiler sedikit, saya tidak pernah merasa—setidaknya tidak terkejut. Wow.

Kemudian perkembangan Eragon setelah perubahan tubuhnya, ketika dia tidak enak untuk memakan daging, saya rasa tidak perlu. Karena ia masihlah seorang manusia, meski bisa memasuki benak makhluk.

Sementara itu, Nasuasa menjadi sudut pandang yang paling saya kurang suka. Tidak tahu kenapa, namun bukan berarti saya tidak menyukai karakternya. Saya hanya lebih senang menjelajah bersama karakter yang telah lama saya kenal.

Endingnya.. mungkin bukan ending yang sangat epik, tapi cukup untuk segera membawa kita ke buku selanjutnya, Brisingr. Sebenernya untuk saya, endingnya agak bisa ditebak, ketika Murtagh adalah rupanya orang yang akan menjadi musuhnya. Saya tidak kaget, hanya saja sedih (lol) karena Murtagh benar-benar karakter yang saya sukai di buku pertama, Eragon.

*Saya gamau tau, nge-ship Eragon dan Arya untuk menjadi pasangan pokoknya. Titik:((


Cerita 9/10
Karakter 9/10
Pembangunan dunia 8/10
Kejutan 7/10
Ending 8/10
Formatting paragraf 8,5/10