You need to sign in or sign up before continuing.
Scan barcode
A review by veraveruchka
Catatan Mahasiswa Gila by Adhitya Mulya
3.0
Nemu buku ini geletakan di "mini-library" BPM Unpad dan tertarik untuk minjem sebentar. Maklum, satu dari sedikit buku yang nggak berbau politik atau geologi peninggalan senior tauk zaman kapan. Buku ini mulai dibaca lepas maghrib dan sekarang sudah selesai. Coba skripsi kek yang diselesaiin cepet kayak gitu. HAHAHA *ketawa getir.
Ada satu yang kepikiran pada saat baca judulnya (dan semua buku semicurhat nasib mahasiswa lainnya yang juga menggunakan judul yang senada) : kenapa sih harus 'catatan mahasiswa gila'? Mungkin karena kesannya lucu, ringan. Mungkin juga yang demikian mempermudah para pembaca (terutama yang mahasiswa) untuk mengaitkan dengan pengalaman pribadinya. Ya, kan, banyak mahasiswa yang (menurut pengamatan pribadi saya) melabeli dirinya sendiri seperti itu, semacam peyorasi dalam konsep diri. Mungkin ya, mungkin.
Bahasanya kocak, seperti yang diperkirakan, but nothing too outrageous. Sebenarnya buat saya sih itu hal yang bagus, karena bisa merelasikan dengan pengalaman sendiri sambil menikmati percikan keunikan di sana-sini. Iya lah, Adhitya Mulya (bukan Aditya, Adithya, atau Adithyia ya, teman-teman...hehe) kan di sini menceritakan pengalamannya sebagai mahasiswa teknik sipil ITB dulu. Joke-nya banyak menyitir tentang beton dan sedikitnya populasi wanita di kampusnya. Lha saya, mahasiswi psikologi, nggak ada hubungannya sama beton dan sejauh mata memandang di kampus terlihat wanita, pria malah langka seperti anoa. Menarik aja melihat persamaan dan perbedaan kehidupan bermahasiswa kita...namun satu yang jelas, di manapun kuliahnya, rasanya sama menggilanya. Kita para mahasiswa ini satu jiwa, Kamerad.
Bagian paling disukai? Nggak banyak joke yang merendahkan diri sendiri. Kelucuan nggak dilakukan atas nama pengen aneh aja. Juga suka cara Adhitya menarik pembelajaran dari kehidupan bermahasiswanya. Bukan cuma haha-hihi ngelucu-lucuin kelulusan yang lama datangnya.
Setelah baca buku ini, jadi ingin nulis sendiri pengalaman hidup jungkir balik gelindingan sebagai mahasiswa psikologi. Moga-moga buku itu nantinya pantas diberi judul 'Catatan Mahasiswa Cumlaude'.
:) aamiin.
Ada satu yang kepikiran pada saat baca judulnya (dan semua buku semicurhat nasib mahasiswa lainnya yang juga menggunakan judul yang senada) : kenapa sih harus 'catatan mahasiswa gila'? Mungkin karena kesannya lucu, ringan. Mungkin juga yang demikian mempermudah para pembaca (terutama yang mahasiswa) untuk mengaitkan dengan pengalaman pribadinya. Ya, kan, banyak mahasiswa yang (menurut pengamatan pribadi saya) melabeli dirinya sendiri seperti itu, semacam peyorasi dalam konsep diri. Mungkin ya, mungkin.
Bahasanya kocak, seperti yang diperkirakan, but nothing too outrageous. Sebenarnya buat saya sih itu hal yang bagus, karena bisa merelasikan dengan pengalaman sendiri sambil menikmati percikan keunikan di sana-sini. Iya lah, Adhitya Mulya (bukan Aditya, Adithya, atau Adithyia ya, teman-teman...hehe) kan di sini menceritakan pengalamannya sebagai mahasiswa teknik sipil ITB dulu. Joke-nya banyak menyitir tentang beton dan sedikitnya populasi wanita di kampusnya. Lha saya, mahasiswi psikologi, nggak ada hubungannya sama beton dan sejauh mata memandang di kampus terlihat wanita, pria malah langka seperti anoa. Menarik aja melihat persamaan dan perbedaan kehidupan bermahasiswa kita...namun satu yang jelas, di manapun kuliahnya, rasanya sama menggilanya. Kita para mahasiswa ini satu jiwa, Kamerad.
Bagian paling disukai? Nggak banyak joke yang merendahkan diri sendiri. Kelucuan nggak dilakukan atas nama pengen aneh aja. Juga suka cara Adhitya menarik pembelajaran dari kehidupan bermahasiswanya. Bukan cuma haha-hihi ngelucu-lucuin kelulusan yang lama datangnya.
Setelah baca buku ini, jadi ingin nulis sendiri pengalaman hidup jungkir balik gelindingan sebagai mahasiswa psikologi. Moga-moga buku itu nantinya pantas diberi judul 'Catatan Mahasiswa Cumlaude'.
:) aamiin.