Scan barcode
A review by aynsrtn
Romantika Runika by Nureesh Vhalega, Nureesh Vhalega
emotional
lighthearted
relaxing
medium-paced
- Plot- or character-driven? A mix
4.0
Runika seolah terkena "kutukan" sembilan bulan. Hubungan pacarannya selalu kandas di bulan kesembilan. Tetapi, hal ini terpatahkan ketika Runika bertemu dengan Raiden, rekan satu kantornya. Masalahnya, Vian—sahabat kentalnya Runika—selalu bersitegang dengan Raiden—pacarnya Runika. Hingga pada satu titik, Runika dihadapkan pilihan yang sulit; sahabat atau cinta.
Romantika Runika bisa juga mempunyai alternatif judul: Kompleksitas Runika. Karena, kompleks dan rumitnya perjalanan "cinta" seorang Runika.
Sebenarnya deg-degan kalau novel romance lalu di 40% cerita udah jadian. Karena kedepannya bisa aja ada manuver yang mengejutkan, seperti miskomunikasi, gelut, kabur ke luar negeri, tiba-tiba ada yang jadi ubi, atau momen meskipun terlambat, selamat atas pernikahanmu, na hae do [eh ... hehe]. Dan terbukti ternyata, haha.
Pada act pertama dibuat senyum-senyum fatal melihat bagaimana pedekatenya Raiden kepada Runika. Duh, dunia milik berdua, yang lain ngontrak deh. Apalagi adegan dansa di apart-nya Raiden [ps. suka banget sampul bukunya yang merepresentasikan adegan itu *chef kiss]. Lalu, pada act kedua, udah deg-degan nih. Pasti ada scene berantem—ya sebenarnya wajar karena kan namanya juga dua insan berbeda disatukan, pasti ada friksi—dan untungnya, masalahnya bisa selesai dengan ✨komunikasi efektif✨. Nah, pas act ketiga, ternyata komunikasi itu hanya angin lalu dan Runika yang kompleks ini melakukan aksi sepihak.
Bagian konflik terakhir dan klimaksnya ini menurutku tidak mendapatkan porsi yang seimbang apalagi untuk Raiden. One man standing banget. Orang yang dianggap netral pun ternyata tetap saja memihak pada salah satunya. Raiden cuma punya Tante Lulu dan thanks to Zeline, maknae ini meskipun bungsu tapi paling logis dan netral [ps. nggak apa-apa, kalau dunia nggak berpihak pada Raiden, masih ada aku ✊ #timraiden]
Banyak yang aku pelajari dari novel ini yaitu salah satunya mengenai industri garmen. Pembicaraan tentang perspektif privilege, doing extra miles, insecure, dan perihal berduka begitu pas diberikan tanpa kesan menggurui. Dan yang aku suka adalah—karena ini memakai sudut pandang orang pertama yaitu Runika—dia mengakui kesalahan, kebimbangan, dan keimpulsifan dia yang agak ngeselin itu. Makasih, ya, Runika, udah sadar sendiri, hehe. Dan untuk Vian, dia sungguh seperti "villain" di adegan itu.
Novel ini sampulnya cantik, menulisnya rapi, plot dan eksekusinya pun baik—meskipun ada adegan yang agak ngeselin, but in good way menambah greget saat membaca. Jadi, kalau ingin membaca novel romance yang bisa membawa kamu "berdansa" sambil ditemani playlist Taylor Swift dan One Direction, maka novel ini direkomendasikan.
Sukaaakkk!! 💐
Romantika Runika bisa juga mempunyai alternatif judul: Kompleksitas Runika. Karena, kompleks dan rumitnya perjalanan "cinta" seorang Runika.
Sebenarnya deg-degan kalau novel romance lalu di 40% cerita udah jadian. Karena kedepannya bisa aja ada manuver yang mengejutkan, seperti miskomunikasi, gelut, kabur ke luar negeri, tiba-tiba ada yang jadi ubi, atau momen meskipun terlambat, selamat atas pernikahanmu, na hae do [eh ... hehe]. Dan terbukti ternyata, haha.
Pada act pertama dibuat senyum-senyum fatal melihat bagaimana pedekatenya Raiden kepada Runika. Duh, dunia milik berdua, yang lain ngontrak deh. Apalagi adegan dansa di apart-nya Raiden [ps. suka banget sampul bukunya yang merepresentasikan adegan itu *chef kiss]. Lalu, pada act kedua, udah deg-degan nih. Pasti ada scene berantem—ya sebenarnya wajar karena kan namanya juga dua insan berbeda disatukan, pasti ada friksi—dan untungnya, masalahnya bisa selesai dengan ✨komunikasi efektif✨. Nah, pas act ketiga, ternyata komunikasi itu hanya angin lalu dan Runika yang kompleks ini melakukan aksi sepihak.
Bagian konflik terakhir dan klimaksnya ini menurutku tidak mendapatkan porsi yang seimbang apalagi untuk Raiden. One man standing banget. Orang yang dianggap netral pun ternyata tetap saja memihak pada salah satunya. Raiden cuma punya Tante Lulu dan thanks to Zeline, maknae ini meskipun bungsu tapi paling logis dan netral [ps. nggak apa-apa, kalau dunia nggak berpihak pada Raiden, masih ada aku ✊ #timraiden]
Banyak yang aku pelajari dari novel ini yaitu salah satunya mengenai industri garmen. Pembicaraan tentang perspektif privilege, doing extra miles, insecure, dan perihal berduka begitu pas diberikan tanpa kesan menggurui. Dan yang aku suka adalah—karena ini memakai sudut pandang orang pertama yaitu Runika—dia mengakui kesalahan, kebimbangan, dan keimpulsifan dia yang agak ngeselin itu. Makasih, ya, Runika, udah sadar sendiri, hehe. Dan untuk Vian, dia sungguh seperti "villain" di adegan itu.
Novel ini sampulnya cantik, menulisnya rapi, plot dan eksekusinya pun baik—meskipun ada adegan yang agak ngeselin, but in good way menambah greget saat membaca. Jadi, kalau ingin membaca novel romance yang bisa membawa kamu "berdansa" sambil ditemani playlist Taylor Swift dan One Direction, maka novel ini direkomendasikan.
Sukaaakkk!! 💐
Moderate: Grief and Death of parent