A review by melmarian
Perkumpulan Anak Luar Nikah by Grace Tioso

emotional funny hopeful inspiring reflective sad tense fast-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

5.0

Sebetulnya aku agak bingung mengkategorikan buku ini. Dibilang buku metropop; karakter-karakternya memang cocok & diksi yang digunakan sangat modern, tapi kayaknya bukan metropop deh. Sastra? Ya, menurutku ini sastra, karena sastra tak selalu harus menggunakan bahasa yang berbunga dan mendayu. Fiksi sejarah? Memang latar sejarahnya sangat kental tapi karakter-karakternya tidak hidup di masa lalu, latar sejarah di masa lalulah yang mendasari plot ceritanya. Tapi, fiksi sejarah mungkin yang paling cocok disebut genre buku ini.

Buku unik yang tiap babnya digantikan dengan "Thread" ini bercerita tentang Martha, perempuan pintar yang mendapat beasiswa pemerintah Singapura dan kemudian ia bersama sepupunya Yuni membuat akun Twitter @duolion163 yang menguliti politikus-politikus Indonesia. Gara-gara sebuah postingan blog zaman duluuuu banget, ketahuan bahwa ia memalsukan akta kelahirannya dan memakai akta palsu itu untuk mendaftar beasiswa. Nasi sudah menjadi bubur dan Martha harus menanggung konsekuensi atas perbuatannya di masa lalu. Pemerintah Singapura yang strict tidak akan mendiamkan saja pelanggaran Martha. Dan semua yang dekat dengan Martha; Ronny, suaminya yg sedang mengajukan tenure menjadi associate professor; sahabat-sahabatnya dari remaja Fanny dan Linda; bahkan sahabatnya yang nyaleg, Rivai, ikut terseret dalam kasus Martha.

Ngomong-ngomong tentang masa lalu, ada suatu alasan kuat mengapa Martha nekat memalsukan akta kelahirannya. Ternyata karena di akta asli tertulis "anak luar nikah", karena papa Martha berstatus stateless alias tidak berkewarganegaraan; bukan WNI, mau dibilang WNA juga bukan, wong orangnya tidak pernah ke luar Indonesia. Dari sini kita ditarik mundur melihat sejarah tentang permasalahan pelik kewarganegaraan warga Tionghoa-Indonesia yang memuncak pasca 1965, yang menyebabkan banyak warga Tionghoa menjadi stateless. Luka menganga yang ditimbulkan peristiwa 1998 kepada warga Tionghoa-Indonesia juga jadi sorotan dalam buku ini. This book is such an emotional rollercoaster, yang juga membuatku makin mengenal dan berempati pada rekan-rekan etnis Tionghoa/Chindo. Bagaimanapun kita sama-sama orang Indonesia.

Banyak teman buku yang menobatkan buku ini sebagai buku terbaik yang mereka baca di tahun 2023, dan rating di Goodreads pun sangat tinggi: 4.75. Setelah membacanya aku pun setuju, IT WAS WORTH EVERY STAR. Sejujurnya aku punya pet peeve buku yang ditulis dengan bahasa campur-campur kayak begini, tapi untuk fiksi aku masih bisa toleransi, juga sejak jadi bagian dari multinational working environment aku jadi makin melunak soal ini. Selain penulis halus banget memasukkan unsur sejarah dalam plot, buku ini fast-paced alias nggak ada momen boring. Character arc tiap tokohnya pun menurutku digali dengan baik; memberi kesempatan pembaca untuk mengenal dan bersimpati dengan mereka. Ada satu sih yang menurutku kurang; porsi cerita untuk Yuni, sepupu Martha yang juga admin @duolion163. Yuni ini keren banget lho, dari luar tampak kayak ibu-ibu rumah tangga "biasa" yang mengurusi bisnis kecap, tapi kemampuannya setara agen rahasia, hahaha. Kalo ada spinoff yang menceritakan POV Yuni, aku mau baca.