Take a photo of a barcode or cover
A review by nverad
Tartuffe by Molière
4.0
Ini buku klasik dunia dengan kisah standar. Klasik karena ditulis oleh pengarang Perancis Moliere (nee Jean Baptiste Poquelin) di abad ke-17. Setting-nya tentu masyarakat Perancis masa itu di bawah naungan Raja Louis XIV. Kisahnya standar saja memang, plotnya lurus menggambarkan konflik antara Gerombolan Si Baik dan Si Jahat serta bagaimana di akhir kisah Si Jahat akan sengsara mendapat ganjaran, sedangkan Si Baik akan hidup bahagia.
Hal yang membuat edisi terjemahan Bahasa Indonesia ini tidak biasa adalah pengantar yang ditulis oleh tokoh Teater Koma, N. Rintiarno. Saat baru berusia 20 tahun, Rintiarno pernah ambil peran dalam pentas cerita ini bersama Teater Populer. Menariknya, pembaca yang tidak kenal Moliere jadi tahu bahwa penulis yang karyanya ini telah berabad-abad menghibur banyak orang ini, tak selalu melahirkan karya-karyanya di tengah hidup yang menyenangkan. Bagaimana Tartuffe ini bisa kita nikmati sekarang, ternyata merupakan kompromi antara kritik Moliere dengan perkenan petinggi Gereja Katolik masa itu.
Saya jadi suka drama ini karena banyak kutipan yang kocak dan bakal bisa diterapkan kalau suatu ketika, misalnya menghadapi bocah bebal yang suka hik-hik-an secara tidak produktif :). Terjemahannya juga bagus; gaya bicara kaku dan bagai ucapan sripanggung memang aslinya dari Moliere, unsur humornya sangat bisa diikuti. Dorine, salah satu karakter pelayan, jadi tokoh yang saya tunggu naik panggungnya, karena sikapnya yang lugas dan berani, sekaligus bebal, hehe...
Kutipan favorit dari Nyonya Pernelle:
"Untukmu lima huruf alias bodoh, Nak;"
Tartuffe, Babak I, adegan 1.
Hal yang membuat edisi terjemahan Bahasa Indonesia ini tidak biasa adalah pengantar yang ditulis oleh tokoh Teater Koma, N. Rintiarno. Saat baru berusia 20 tahun, Rintiarno pernah ambil peran dalam pentas cerita ini bersama Teater Populer. Menariknya, pembaca yang tidak kenal Moliere jadi tahu bahwa penulis yang karyanya ini telah berabad-abad menghibur banyak orang ini, tak selalu melahirkan karya-karyanya di tengah hidup yang menyenangkan. Bagaimana Tartuffe ini bisa kita nikmati sekarang, ternyata merupakan kompromi antara kritik Moliere dengan perkenan petinggi Gereja Katolik masa itu.
Saya jadi suka drama ini karena banyak kutipan yang kocak dan bakal bisa diterapkan kalau suatu ketika, misalnya menghadapi bocah bebal yang suka hik-hik-an secara tidak produktif :). Terjemahannya juga bagus; gaya bicara kaku dan bagai ucapan sripanggung memang aslinya dari Moliere, unsur humornya sangat bisa diikuti. Dorine, salah satu karakter pelayan, jadi tokoh yang saya tunggu naik panggungnya, karena sikapnya yang lugas dan berani, sekaligus bebal, hehe...
Kutipan favorit dari Nyonya Pernelle:
"Untukmu lima huruf alias bodoh, Nak;"
Tartuffe, Babak I, adegan 1.