You need to sign in or sign up before continuing.
Take a photo of a barcode or cover
blackferrum 's review for:
Shine
by Jessica Jung
emotional
informative
inspiring
lighthearted
reflective
relaxing
tense
medium-paced
Plot or Character Driven:
Character
Strong character development:
Yes
Loveable characters:
Yes
Diverse cast of characters:
Yes
Flaws of characters a main focus:
Yes
Actual rating: 3,5
Aku punya penilaian secara objektif dan subjektif soal buku ini. Yang objektif lebih dulu.
Pertama, terjemahannya enak buat diikuti, yah bisa dibilang khas banget lah, YA ala-ala yang bahas soal Sokor atau K-Pop sendiri.
Kedua, tema besar bukunya yang emang dreams come true, jadi walaupun ada masalah tetap bisa survive (ya iyalah, namanya juga ada premis hadehhh). Kesannya emang TGTBT sih, tujuannya, tapi yah sekali lagi, ini bicara soal mimpi.
Ketiga, hmm, kalo karakter-karakternya sih, bagiku oke. Ada layer, walaupun nggak berlapis. Beberapa kali kaget-tapi-nggak-kaget (loh) sama Jason. Yah, apa yang bisa diharapkan dari idol macam dia, sih. Kayak apa ya ibaratnya, kalo sekali menjalani hubungan bisa dapat exposure berlipat, kenapa enggak? In a word, manipulatif. Kesel sih, cuman ya dalam industri K-pop hal-hal yang kayak gitu emang perlu juga, kan, buat bertahan.
Kayaknya dari sisi objektivitas itu aja sih, walaupun aku nggak yakin apa 3 ppoin di atas tuh, udah objektif apa belum xD
Dari segi subjektivitas, aku kurang sreg sama gaya kepenulisannya. Kalo bentukannya novel lokal udah pasti dikomen bagian info dumping, sih, cuman karena ini terjemahan jadi yah kurang lebih dimaklumi, lah (sebenernya aku nggak tau, sih, ada pakem atau enggak soal hal ini di novel luar).
Terus yang mau aku bahas soal kehidupan trainee itu sendiri. Ehem, warning aja, ini bakalan jadi semacam opini seorang fangirl yang ngikutin K-pop dari generasi 2.
Rumor soal trainee yang gagal debut karena kencan bukan hal baru, sih. Di buku ini ada sedikit sentilan soal itu, walaupun sesama trainee jelas nggak tahu mendetail. Benar atau enggak, tetap jadi misteri. Lagipula, trainee pasti nggak sempat mikirin hal lain karena yah pelatihan itu sendiri udah berat, ditambah setiap hal yang bikin mereka awas buat debut. Pertimbangan agensi buat debutin salah seorang trainee juga banyak ngaruh ke mental para trainee.
Yang Rachel rasain itu emang beralasan banget. Banyak bukti trainee gagal debut padahal udah ngikutin pelatihan selama >6 tahun. Wow, setahun aja berasa lama banget, apalagi sampe 6 tahun lebih. Pernah ada juga, tuh, trainee yang udah di-spill ke publik, tapi sampai sekarang gagal debut juga (IYKWIM). Sedih, pake banget. Jadi, lihat gimana ngoyo-nya Rachel, bisa dipahami, lah.
Soal loyalitas. Haha, ini sensitif sebetulnya karena nggak cuma muncul sekali rumor para member dari grup yang debut ternyata nggak dekat. Aku nggak mention atau bahas soal grup asal dari penulis buku ini, ya. Ini bahas secara umum. Dekat nggak dekat, fans nggak bisa lihat di belakang layar gimana. Idol itu juga diajari kelas media waktu pelatihan, jadi bukannya nggak mungkin hal semacam menceritakan hubungan bisa dibuat di depan kamera. Dahlah, entar malah tambah panjang bahas ini doang.
Terakhir, soal kontrak agensi yang ternyata "menjebak". LOL jujur baru tahu setelah ada kasus dari salah satu grup akhir-akhir ini. Aku stan banyak grup, jadi yang diketahui ya hal umum-umum aja. Nggak nyangka ternyata kontrak budak itu ada. Gila, pantes yang kelihatan fine-fine aja, malah milih keluar agensi, dll.
Intinya, buku ini banyak kasih insight soal dunia pelatihan dan mendekati debut. Dibalut dengan cerita seorang remaja berkebangsaan Amerika-Korea yang jatuh cinta dengan K-Pop sejak usia belia dan berusaha keras buat mewujudkan impiannya sebagai salah satu bintang K-Pop. Narasi dan terjemahannya emang ngalir, sih, tapi berasa nggak ada jeda, jadi agak bikin bosen.
Aku punya penilaian secara objektif dan subjektif soal buku ini. Yang objektif lebih dulu.
Pertama, terjemahannya enak buat diikuti, yah bisa dibilang khas banget lah, YA ala-ala yang bahas soal Sokor atau K-Pop sendiri.
Kedua, tema besar bukunya yang emang dreams come true, jadi walaupun ada masalah tetap bisa survive (ya iyalah, namanya juga ada premis hadehhh). Kesannya emang TGTBT sih, tujuannya, tapi yah sekali lagi, ini bicara soal mimpi.
Ketiga, hmm, kalo karakter-karakternya sih, bagiku oke. Ada layer, walaupun nggak berlapis. Beberapa kali kaget-tapi-nggak-kaget (loh) sama Jason. Yah, apa yang bisa diharapkan dari idol macam dia, sih. Kayak apa ya ibaratnya, kalo sekali menjalani hubungan bisa dapat exposure berlipat, kenapa enggak? In a word, manipulatif. Kesel sih, cuman ya dalam industri K-pop hal-hal yang kayak gitu emang perlu juga, kan, buat bertahan.
Kayaknya dari sisi objektivitas itu aja sih, walaupun aku nggak yakin apa 3 ppoin di atas tuh, udah objektif apa belum xD
Dari segi subjektivitas, aku kurang sreg sama gaya kepenulisannya. Kalo bentukannya novel lokal udah pasti dikomen bagian info dumping, sih, cuman karena ini terjemahan jadi yah kurang lebih dimaklumi, lah (sebenernya aku nggak tau, sih, ada pakem atau enggak soal hal ini di novel luar).
Terus yang mau aku bahas soal kehidupan trainee itu sendiri. Ehem, warning aja, ini bakalan jadi semacam opini seorang fangirl yang ngikutin K-pop dari generasi 2.
Rumor soal trainee yang gagal debut karena kencan bukan hal baru, sih. Di buku ini ada sedikit sentilan soal itu, walaupun sesama trainee jelas nggak tahu mendetail. Benar atau enggak, tetap jadi misteri. Lagipula, trainee pasti nggak sempat mikirin hal lain karena yah pelatihan itu sendiri udah berat, ditambah setiap hal yang bikin mereka awas buat debut. Pertimbangan agensi buat debutin salah seorang trainee juga banyak ngaruh ke mental para trainee.
Yang Rachel rasain itu emang beralasan banget. Banyak bukti trainee gagal debut padahal udah ngikutin pelatihan selama >6 tahun. Wow, setahun aja berasa lama banget, apalagi sampe 6 tahun lebih. Pernah ada juga, tuh, trainee yang udah di-spill ke publik, tapi sampai sekarang gagal debut juga (IYKWIM). Sedih, pake banget. Jadi, lihat gimana ngoyo-nya Rachel, bisa dipahami, lah.
Soal loyalitas. Haha, ini sensitif sebetulnya karena nggak cuma muncul sekali rumor para member dari grup yang debut ternyata nggak dekat. Aku nggak mention atau bahas soal grup asal dari penulis buku ini, ya. Ini bahas secara umum. Dekat nggak dekat, fans nggak bisa lihat di belakang layar gimana. Idol itu juga diajari kelas media waktu pelatihan, jadi bukannya nggak mungkin hal semacam menceritakan hubungan bisa dibuat di depan kamera. Dahlah, entar malah tambah panjang bahas ini doang.
Terakhir, soal kontrak agensi yang ternyata "menjebak". LOL jujur baru tahu setelah ada kasus dari salah satu grup akhir-akhir ini. Aku stan banyak grup, jadi yang diketahui ya hal umum-umum aja. Nggak nyangka ternyata kontrak budak itu ada. Gila, pantes yang kelihatan fine-fine aja, malah milih keluar agensi, dll.
Intinya, buku ini banyak kasih insight soal dunia pelatihan dan mendekati debut. Dibalut dengan cerita seorang remaja berkebangsaan Amerika-Korea yang jatuh cinta dengan K-Pop sejak usia belia dan berusaha keras buat mewujudkan impiannya sebagai salah satu bintang K-Pop. Narasi dan terjemahannya emang ngalir, sih, tapi berasa nggak ada jeda, jadi agak bikin bosen.
Graphic: Bullying