You need to sign in or sign up before continuing.
Take a photo of a barcode or cover
autumnfallreader's Reviews (1.05k)
dark
medium-paced
Plot or Character Driven:
N/A
Strong character development:
Yes
Loveable characters:
Complicated
Diverse cast of characters:
No
Flaws of characters a main focus:
Yes
Baca di Gramedia Digital
Ini buku pertama dari Eve Shi yang kubaca, dan pembuka yang oke buatku memulai cerita-cerita beliau yang bisa kubaca.
Awalnya, aku nggak paham apa itu domestic noir, terus baca2 ternyata cerita2 semacam Gone girl dan sebagainya. Waktu cari di google ya pengertian nggak paham-paham banget, wakakak. Tapi waktu baca keknya aku bisa menerka-nerka.
Narasinya enak, sih, untuk dibaca. Tapi kalau untuk menunjukan sisi kelam manusia, rada-rada kurang terasa. Gimana ya, aku bacanya datar-datar aja. Enggak ada momen yang bikin tegang. Semuanya juga udah dibuka dari pertengahan cerita. Awalnya, kukira bakalan ada kejutan yang berhubungan sama Tante Anya dan Adrien tapi ternyata nggak ada, sih.
Terlepas dari itu, pengaruh lingkungan untuk Adrien dan Sarah beneran dekat banget, sih, ama kita. Mungkin pemikiran-pemikiran gitu juga bisa muncul di siapa aja.
Overall, bukunya enjoyable untuk dibaca.
Ini buku pertama dari Eve Shi yang kubaca, dan pembuka yang oke buatku memulai cerita-cerita beliau yang bisa kubaca.
Awalnya, aku nggak paham apa itu domestic noir, terus baca2 ternyata cerita2 semacam Gone girl dan sebagainya. Waktu cari di google ya pengertian nggak paham-paham banget, wakakak. Tapi waktu baca keknya aku bisa menerka-nerka.
Narasinya enak, sih, untuk dibaca. Tapi kalau untuk menunjukan sisi kelam manusia, rada-rada kurang terasa. Gimana ya, aku bacanya datar-datar aja. Enggak ada momen yang bikin tegang. Semuanya juga udah dibuka dari pertengahan cerita. Awalnya, kukira bakalan ada kejutan yang berhubungan sama Tante Anya dan Adrien tapi ternyata nggak ada, sih.
Terlepas dari itu, pengaruh lingkungan untuk Adrien dan Sarah beneran dekat banget, sih, ama kita. Mungkin pemikiran-pemikiran gitu juga bisa muncul di siapa aja.
Overall, bukunya enjoyable untuk dibaca.
dark
tense
fast-paced
Plot or Character Driven:
Plot
Strong character development:
No
Loveable characters:
Complicated
Diverse cast of characters:
No
Flaws of characters a main focus:
Yes
Buku seri Iyamisunya Penerbit Haru yang pertama kubaca. Waktu tahu Haru nambah lini ini, aku langsung penasaran dan ingin baca semuanya.
Sebagai pembuka, bukunya super duper tipis dan mudah dibaca sekali duduk. Walaupun begitu, ini bukan tipe buku ringan yang bisa dibaca dengan santai. Banyak adegan gore yang cukup bikin mual. Bahkan daei sekedar deskripsi aja menurutku mual banget. Dan memang menang di bagian sana, di gaya bercerita penulis yang entah kenapa terasa sakit.
Banyak TW nya ya di sini. Incest salah satunya belum lagi kekerasan pada hewan.
Semua karakter di sini menurutku emang nggak ada yang waras. Dan jujur, aku kaget waktu baca catatan penulis di akhir.
Walaupun latar belakang tokohnya jelas dan alasan-alasannya juga masuk akal, entah kenapa aku nggak bisa bersimpati. Nggak bersimpati di sini adalah, aku nggak merasa kasihan, atau merasa marah, atau merasa apa pun. Ya datar-datar aja waktu aku baca. Padahal narasi ceritanya udah bikin aku ngerasain kegelapan manusia.
Twist-nya udah langsung terbaca dari halaman Danisa nyamperin Imelda, sih, sebetulnya.
Overall, bukunya keren dan bikin aku kepingin baca buku Iyamisu yang lain. Hehe.
Sebagai pembuka, bukunya super duper tipis dan mudah dibaca sekali duduk. Walaupun begitu, ini bukan tipe buku ringan yang bisa dibaca dengan santai. Banyak adegan gore yang cukup bikin mual. Bahkan daei sekedar deskripsi aja menurutku mual banget. Dan memang menang di bagian sana, di gaya bercerita penulis yang entah kenapa terasa sakit.
Banyak TW nya ya di sini. Incest salah satunya belum lagi kekerasan pada hewan.
Semua karakter di sini menurutku emang nggak ada yang waras. Dan jujur, aku kaget waktu baca catatan penulis di akhir.
Walaupun latar belakang tokohnya jelas dan alasan-alasannya juga masuk akal, entah kenapa aku nggak bisa bersimpati. Nggak bersimpati di sini adalah, aku nggak merasa kasihan, atau merasa marah, atau merasa apa pun. Ya datar-datar aja waktu aku baca. Padahal narasi ceritanya udah bikin aku ngerasain kegelapan manusia.
Twist-nya udah langsung terbaca dari halaman Danisa nyamperin Imelda, sih, sebetulnya.
Overall, bukunya keren dan bikin aku kepingin baca buku Iyamisu yang lain. Hehe.
funny
medium-paced
Plot or Character Driven:
Plot
Strong character development:
No
Loveable characters:
Yes
Diverse cast of characters:
No
Flaws of characters a main focus:
Yes
funny
lighthearted
medium-paced
Plot or Character Driven:
Character
Strong character development:
Yes
Loveable characters:
Yes
Diverse cast of characters:
No
Flaws of characters a main focus:
Yes
I didn't have the expectation about this book coz people I know this book is as not good as the previous one (Heartless). I should agree, but this book are not bad either.
Even though it took a lot of time for me to read this one, I still feel the ain everytime Jaser is in pain. I don't really catch Sloane's character here. She's lovable just because Jasper needs and love her.
Even though it took a lot of time for me to read this one, I still feel the ain everytime Jaser is in pain. I don't really catch Sloane's character here. She's lovable just because Jasper needs and love her.
funny
lighthearted
medium-paced
Plot or Character Driven:
Character
Strong character development:
Yes
Loveable characters:
Yes
Diverse cast of characters:
No
Flaws of characters a main focus:
Yes
lighthearted
medium-paced
Plot or Character Driven:
A mix
Strong character development:
Yes
Loveable characters:
Yes
Diverse cast of characters:
No
Flaws of characters a main focus:
Yes
The first I read the blurb, I have no idea what bulk reading looks like. I mean, what kind of sport is that?
Then I remember I watched Long Ride Home long time a go. 😂
This book is enjoyable. One of the book that make me comeback into reading an English book.
Than banter is good, the chemistry of the chara is top notch, and how the conflict resolve, it's sweet. The resolve can be cringe, but I'm so involved to characters so I'm happy how the ending turns out. 😂
Then I remember I watched Long Ride Home long time a go. 😂
This book is enjoyable. One of the book that make me comeback into reading an English book.
Than banter is good, the chemistry of the chara is top notch, and how the conflict resolve, it's sweet. The resolve can be cringe, but I'm so involved to characters so I'm happy how the ending turns out. 😂
Plot or Character Driven:
Character
Strong character development:
No
Loveable characters:
No
Diverse cast of characters:
No
Flaws of characters a main focus:
Yes
Tebak sebahagia apa aku bisa selesaiin ini buku? Yang jelas sesenang dan selega ituuuuu. Gk tahu ya, kayaknya aku baca ini di waktu yang salah. Gak tahu kenapa juga aku bisa sekesel ini sama Saras. Tapi emang aku sekesel itu!!!
Tapi yang jelas, buku ini punya beberapa trope yang aku suka. Semua trope di buku ini nggak ada yang kusuka malah. Ditambah, penulisnya mengolah karakter Saras semenyebalkan ini, makinlah aku terbawa emosi. Tepuk tangan duku buat Kak Pradnya, karena jarang banget gagal bikin karakter cewek dari sisi gelap cewek-cewek yang ada di dunia. Kek ya, cewek tuh emang kebanyakan gitu sih. Tapi khusus untuk Saras, wah, another level diamah.
1,75 🌟 juga ya itu satu buat narasi dan sisanya buat karakternya yg banyak cacatnya sana sini.
Oke, jadi trope di cerita ini adalah:
1. Miscommunication ☑
2. Love triangle ☑
3. Cheating ☑
Gini ya. Aku tahu Leo juga salah. Dia terlalu pede kalau dia tahu kebahagiaan orang dengan cara egois. Kek misal, Leo tahu LDR itu menyiksa mereka, dan Saras sama Leo bkalan seneng kalau mereka deketan. Jadi dia ngebut thesis. Nah masalahnya, dia nebut, tapi mutusin kontak ama Saras tanpa bilang Saras dulu. Dan ya dia juga nggak pernah ngomong ama apa yang dia rasain.
Tapi Saras itu ada di level yang berbeda. Jujur ya, ini ada dri POV Saras, tapi dia berjuanh buat Leo tuh apa sih?????? Di buku 1 doang dia ngejar Leo, tapi skrang tuh dia effortless banget tapi nyalah2in Leo??? Pkis dooooong. Dia tuh ngerasa banget dia paling bener aja gitu. Diamah gk salah. Dia tuh nggak nyadar ya, kalau dia tuh ngelakuin hal, yang dia nggak suka kalau Leo ngelakuin itu. Tapi ya Saras mah boleh. Aneh banget nih cewek satu.
Aku malahan kek mending Leo tuh nggak usalah ama Saras, atau biarinlah kali ini Saras yang berjuang setelah dia selesai ama dirinya sendiri. Tapi ya, semua orang suka Happy Ending jadi ya udah. Aku juga ya oke oke aja sama ending di buku walaupun tetep rada gedeg ama si Tuan Putri satu ini.
Karakter yang banyak cacatnya bagus sih, tapi kalau nggak lovable ya susah juga untuk disimpatiin.
Mahesa juga. Diiiih dasar lu PHO! Nggak ngerti etika yah dia mah. Seenggaknya gk usahlah nyisir2 dulu kalau gebetanmu masih punya pacar. Suruh dulu dia putus baru main cium2. Kesel banget sama Mahesa ih. Kesel aku ke Saras sama ke Mahesa itu sama besarnya. Sayang aja dia mah nggak negitu ditunjukin POV nya, jadi ya cuman dari sana aja aku bisa marah-marah ke dia.
Tahulah. Yang penting aku lega udah beresin buku ini.
Tapi yang jelas, buku ini punya beberapa trope yang aku suka. Semua trope di buku ini nggak ada yang kusuka malah. Ditambah, penulisnya mengolah karakter Saras semenyebalkan ini, makinlah aku terbawa emosi. Tepuk tangan duku buat Kak Pradnya, karena jarang banget gagal bikin karakter cewek dari sisi gelap cewek-cewek yang ada di dunia. Kek ya, cewek tuh emang kebanyakan gitu sih. Tapi khusus untuk Saras, wah, another level diamah.
1,75 🌟 juga ya itu satu buat narasi dan sisanya buat karakternya yg banyak cacatnya sana sini.
Oke, jadi trope di cerita ini adalah:
1. Miscommunication ☑
2. Love triangle ☑
3. Cheating ☑
Gini ya. Aku tahu Leo juga salah. Dia terlalu pede kalau dia tahu kebahagiaan orang dengan cara egois. Kek misal, Leo tahu LDR itu menyiksa mereka, dan Saras sama Leo bkalan seneng kalau mereka deketan. Jadi dia ngebut thesis. Nah masalahnya, dia nebut, tapi mutusin kontak ama Saras tanpa bilang Saras dulu. Dan ya dia juga nggak pernah ngomong ama apa yang dia rasain.
Tapi Saras itu ada di level yang berbeda. Jujur ya, ini ada dri POV Saras, tapi dia berjuanh buat Leo tuh apa sih?????? Di buku 1 doang dia ngejar Leo, tapi skrang tuh dia effortless banget tapi nyalah2in Leo??? Pkis dooooong. Dia tuh ngerasa banget dia paling bener aja gitu. Diamah gk salah. Dia tuh nggak nyadar ya, kalau dia tuh ngelakuin hal, yang dia nggak suka kalau Leo ngelakuin itu. Tapi ya Saras mah boleh. Aneh banget nih cewek satu.
Aku malahan kek mending Leo tuh nggak usalah ama Saras, atau biarinlah kali ini Saras yang berjuang setelah dia selesai ama dirinya sendiri. Tapi ya, semua orang suka Happy Ending jadi ya udah. Aku juga ya oke oke aja sama ending di buku walaupun tetep rada gedeg ama si Tuan Putri satu ini.
Karakter yang banyak cacatnya bagus sih, tapi kalau nggak lovable ya susah juga untuk disimpatiin.
Mahesa juga. Diiiih dasar lu PHO! Nggak ngerti etika yah dia mah. Seenggaknya gk usahlah nyisir2 dulu kalau gebetanmu masih punya pacar. Suruh dulu dia putus baru main cium2. Kesel banget sama Mahesa ih. Kesel aku ke Saras sama ke Mahesa itu sama besarnya. Sayang aja dia mah nggak negitu ditunjukin POV nya, jadi ya cuman dari sana aja aku bisa marah-marah ke dia.
Tahulah. Yang penting aku lega udah beresin buku ini.
funny
medium-paced
Plot or Character Driven:
N/A
Strong character development:
No
Loveable characters:
Yes
Diverse cast of characters:
No
Flaws of characters a main focus:
Yes
Buku ini mungkin salah satu buku love triangle yang eksekusinya bagus dan aku suka. Hubungan Aru, Nagra, sama Igo itu oke. Chemistry mereka bagus juga. Scene-scene nya juga banyak yang manis.
Waktu Aru ngejar-ngejar Nagra, aku suka. Waktu akhirnya Aru deket sama Igo, aku makin suka. 😂
Jujur, sebetulnya aku lebih suka Igo sih ketimbang Nagra tapi aku tetep nggak mempermasalahkan Aru mau sama siapa aja. Bukannya nggak peduli juga tapi lebih ke chemistry Aru sama keduanya itu ya bagus.
Yang rada kurang sih palingan bagian Nagra sadar ama perasaanya, ya. Kek tiba-tiba padahal sebelum-sebelumnya nggak ada yg nunjukiin kalau Nagra sememperhatikan Aru begitu.
Terus emang di beberapa scene kek terlalu dipaksakan aja, sih.
Tapi overall aku suka dan enjoy banget bacanya.
Waktu Aru ngejar-ngejar Nagra, aku suka. Waktu akhirnya Aru deket sama Igo, aku makin suka. 😂
Jujur, sebetulnya aku lebih suka Igo sih ketimbang Nagra tapi aku tetep nggak mempermasalahkan Aru mau sama siapa aja. Bukannya nggak peduli juga tapi lebih ke chemistry Aru sama keduanya itu ya bagus.
Yang rada kurang sih palingan bagian Nagra sadar ama perasaanya, ya. Kek tiba-tiba padahal sebelum-sebelumnya nggak ada yg nunjukiin kalau Nagra sememperhatikan Aru begitu.
Terus emang di beberapa scene kek terlalu dipaksakan aja, sih.
Tapi overall aku suka dan enjoy banget bacanya.