Flaws of characters a main focus? It's complicated
5.0
Unexpected jadi buku bintang 5, karena dibanding 3 buku detektif beliau lainnya yang udah aku baca, ini jadi yang paling bikin enjoy. Asumsiku, karena ini jadi buku dari Galileo Series kedua yang dibaca, aku mulai terbiasa dengan gaya penulisan dan susunan plot yang Keigo Sensei sajikan. Pusing udah pasti ada, tapi justru semakin pusing semakin penasaran untuk buka halaman selanjutnya.
Seperti biasa dan bukan hal aneh lagi, ceritanya nggak serta merta mengantarkan pembaca untuk mencari tahu siapa pelaku kejahatannya (karena kentara bangetlah, kalian cuma baca dari bab awal juga bisa langsung nebak) tapi lebih ke bagaimana cara si pelaku melakukan tindakan tersebut dan apa motifnya. Aku nggak akan ngomongin pesan moral panjang lebar, tapi singkatnya (biar otakku gak menjelimet lagi) sesuatu yang diawali dengan tidak baik, akan berakhir tidak baik pula, mengingat terjadinya pengulangan tragedi dari masa lalu, dan semuanya akan datang kepada siapapun yang memang pantas mendapatkannya.
Cerita ini bermula dari ditemukannya Yoshitaka yang tewas di rumahnya, serta dugaan bahwa ia dibunuh dengan cara diracun, membuat detektif Kusanagi, detektif Utsumi, Yukawa Sensei, dan detektif Mamiya mendapatkan teka-teki nyaris tak berujung, hingga mereka menyebutnya sebagai kejahatan sempurna.
Gaya penulisan menggunakan sudut pandang orang ke-tiga. Keigo Sensei kembali menunjukkan betapa kerennya research yang dia lakukan lewat peran Yukawa Sensei, seorang fisikawan, mengingat teori dan pengamatannya sangat mendominasi di buku ini.
SUKA BANGETTTTT meskipun aku sering baca novel dengan genre mystery/thriller, yang satu ini the real bikin meringis dan jijik. Bikin capek, tapi candu bawaannya pengin baca terus dan buka halaman selanjutnya. Yang paling aku suka dari novel ini adalah, aku kira dengan halaman under 250 pages, alurnya akan terburu-buru dan cenderung dipaksakan, tapi ternyata nggak sama sekali. Kesannya punya porsi yang pas untuk main conflict itu sendiri, walaupun gak dipungkiri ada beberapa romantic scene yang buatku mah gak penting, tapi gapapa selama nggak mengganggu plot. Oh iya, di sini juga bukan tipe cerita yang berusaha mencari pelaku kejahatannya ya, karena pelakunya sendiri sudah ditunjukkan di awal, jadi pembaca lebih diarahkan ke kepada bagaimana cara mengungkapkan kasus tersebut lewat sudut pandang Christabel, pendatang baru di Andermatt, lewat kematian sang kekasih, Nils, Christabel berhasil mengungkap perbuatan keji seorang Noah meskipun pada akhirnya menyebabkan ia mengalami trauma yang mendalam.
Karena latarnya berada di Andermatt, Swiss, jadi akan ada beberapa istilah dan kosakata dengan bahasa Jerman, mengingat bahasa Jerman masuk ke dalam jajaran 4 bahasa resmi yang dipakai oleh Swiss, tanpa mengabaikan penjelasan yang ada. Gaya penulisan berdasarkan POV orang ke-tiga dan buku ini memuat nekrofilia (penyimpangan seksual terhadap mayat), sexual harrasment,self harm, violence, sex scene, dan diberi rating 21+. Jadi dimohon bijak dalam memilih bacaan ya!
Flaws of characters a main focus? It's complicated
3.5
Karena kasusnya cukup berat, mengandung unsur copycat dari kasus beberapa tahun silam yang pernah terjadi dengan pola hampir serupa, cerita yang disajikan sangat amat detail. Jadi, buatku pribadi, di tengah-tengah cerita sempat merasa bosan. Tapi bagusnya, tiap adegan dan clue yang dijabarkan sangat amat terstruktur sehingga cukup mudah untuk diikuti. Sayangnya, meskipun di cerita ini kita bertemu karakter yang gembar-gembor sebagai orang-orang kompeten, buatku rasanya justru masih kurang. Tidak terlalu menonjol dan kesan yang ditinggalkan tidak se-luar biasa itu.
Cerita ini berawal dari penemuan mayat yang dimutilasi dan dimasukan ke dalam sebuah dus, tanpa mengabaikan jejak-jejak pelaku yang meminta untuk ditemukan dan dihentikan, namun secara tersirat. Aksa, sang karakter utama, bersama Dama, Moyan, Ryo, dan Fiko bekerja sama untuk memecahkan setiap teka-teki yang ada, meskipun harus mengorbankan keselamatan mereka sendiri.
Gaya penulisan dengan sudut pandang orang ke-tiga dan narasi yang rapi serta kelengkapan dalam menyajikan info untuk tiap istilah asing yang ditemui, sangat amat membantu juga memuaskan.
Flaws of characters a main focus? It's complicated
4.0
Cerita mystery/thriller yang gak seperti biasanya. Meskipun kesannya gak serumit dan semenegangkan buku lain dengan genre yang sama, tapi aku bisa pastiin novel ini gak kalah dark vibesnya. Bagusnya lagi, lewat buku ini aku jadi tahu informasi seputar betapa strugglenya masyarakat Indonesia yang menganut kepercayaan lain (selain 6 kepercayaan resmi menurut Undang-Undang) meskipun katanya Kepercayaan Midaya di buku ini hanya fiksi belaka (tolong koreksi kalau aku salah).
Berawal dari seorang mahasiswa bernama Joe, yang melakukan penelitian ke Pulau Tingka sebagai kedok untuk melakukan misi tersembunyi demi sang kekasih, Tazky. Hingga pada akhirnya, ia dihadapkan dengan tragedi kelam yang melibatkan dan memberikan pengaruh signifikan bagi beberapa warga asli Tingka seperti Sir, Wor, Bri, dan Nis.
Gaya penulisan dengan sudut pandang orang ke-tiga, narasi yang penulis sajikan nyaman banget buat dibaca. Alurnya juga cepat, mengingat total keseluruhan halamannya under 200 pages.
Flaws of characters a main focus? It's complicated
4.25
Jiwa Okarun yang keluar dari tubuhnya, bertemu Ms. Seiko dan Wewe Turbo, selagi teman-temannya latihan untuk melawan alien. Vamola pergi diusir Ayase karena diduga sebagai mata-mata.
Flaws of characters a main focus? It's complicated
4.0
Buat yang lagi mau marah-marah, bisa baca volume ini karena Okarun dkk, masuk ke dimensi lain dan ketemu Alien baru yang mukanya supeeerrrr duperrrrrr jelekkkkkkkk banget. Jiji bersama Aira, Momo bersama Serpoian (Alien cabul yang muncul di volume 1), sedangkan Okarun sendirian. Tapi sayangnya, di sini Okarun harus kehilangan "bola"-nya, untuk yang ke-dua kalinya.
Flaws of characters a main focus? It's complicated
3.75
Karena temanya time-loop, jadi sudah dipastikan banyak adegan dan narasi serupa yang diulang-ulang apalagi pada dua bab pertama. Cukup membosankan, tapi memang begitu caranya si penulis untuk membangun konflik dan mendeskripsikan pola pikir dari si karakter terhadap permasalahan yang sedang dia hadapi. Point plusnya, character development yang diharapkan cukup terlihat. Sayang, potongan misterinya agak terlalu bertele-tele dan cenderung dipaksakan, contohnya penulisan "Kejadian itu" atau "Orang itu" ditulis berkali-kali. Harapku, seenggaknya sedikit saja kejadian yang dimaksud dimention sedikit di tiap bab untuk dijadikan clue.
Kisah ini bermula dari Ester yang sempat menghilang selama 5 tahun lamanya, dan kembali lagi secara tiba-tiba untuk mengundang ke-6 temannya demi menginap di vila terpencil. Semacam reuni sederhana, yang ternyata membawa mereka pada tragedi kelam tak berujung.
Gaya penulisan di buku ini menggunakan sudut pandang orang ke-satu (sudut pandang milik Dimas), dan di tiap bab-nya disajikan keterangan waktu yang detail, sehingga pembaca tidak akan merasa kebingungan tiap kali Dimas mengalami pengulangan waktu.