Reviews

On Children by Wu Xiaole

shainalite's review

Go to review page

hopeful informative inspiring tense medium-paced

5.0

goguma's review

Go to review page

5.0

A good book is a good book.

I often wonder, what kind of parents that you can label as perfect parents? Someone who force you to get highest score in STEM? Someone who push you to achieve what they just dreamed of? Someone who only love you conditionally? This book just brought me to some cases I always wonder and I was feeling immersed about this author who was meeting children with different parental backgrounds. I noted that not everyone can be their children first love cause the worst one, you can be their first heartbreak. Choose you fighter!

monmoonlight's review

Go to review page

5.0

Aku suka banget dengan buku ini.
Bisa membuatku belajar dan memahami tentang hubungan antara ortu - anak tuh seperti apa.

Beberapa cerita membuatku ke-trigger atau malah memancing emosi, tapi hal itu juga mengingatkanku terkait culture keluarga asia tuh seperti apa.
Mungkin di keluarga (besar)ku sudah tidak memihak /berpusat pada sistem patriarki, namun keluarga lain masih menjunjung itu.
Atau mungkin cara ortu dalam mendidik dan membesarkan anak terlihat berbeda dari sudut pandangku, tapi hal itu pun tidak salah, maupun benar.

Mereka hanya ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anak mereka. Meskipun caranya berbeda.

nitaf's review

Go to review page

4.0

Menurutku ini buku yang cocok dibaca kalo lagi pengen mencak-mencak.

Awalnya aku nggak sreg sama gimana buku ini dikemas dengan judgy dari pov outsider. Kesan ini aku rasakan sampai di sekitar 50 halaman pertamanya. Ini mengingatkan aku sama Things Left Behind.
Tapi untungnya setelah itu buku ini nyajiin pov dari sudut pandang pertama yang bikin flow-nya membaik dan jadi lebih 'nyaman' dibaca.

Kisah di rumah ketiga, kelima, dan kedelapan menurutku yang paling bikin syok sih.
Ini jauh di luar bayanganku bahwa ada ortu yang 'memaksakan' anaknya agar didiagnosis dengan ADHD agar si ortu bisa lebih tenang, padahal gejala yang dialami anaknya sebenernya nggak menjurus ke sana. Bahkan si anak jadi 'harus' minum obat yang nggak perlu. Mana ortunya juga fine-fine aja sama kondisi anaknya yang malas belajar dan ngandelin 'excuse' 'penyakit buatan' ibunya.

Di rumah kelima dan kedelapan, kisahnya mulai disuguhkan dengan cukup banyak layer, dan aku lihat-lihat emang dua bab ini jadi salah dua yang memiliki halaman terbanyak sih. Rumah kelima ngasih gambaran kisah di generasi yang berbeda, beda dengan model bab lainnya yang lebih banyak hanya membahas kisah dari pov si anak dari masa hidup di sekitar umurnya saat itu. Sedangkan di rumah kedelapan, rumah yang ngasih banyak layer juga, tapi secara mengejutkan ternyata isinya malah plot twist. Aku paling suka sama bab yang ini karena ngasih tamparan juga kalau nggak semua perspektif anak itu bisa ditelan mentah-mentah sebagai 'korban yang paling menderita'.

Membaca On Children ini buatku beberapa kali ngasih kesan nggak nyaman sih, terutama gimana kisah anak perempuan yang disepelekan pendidikannya lumayan bikin nyesek. Dan gimana pembaca bisa 'melihat dirinya sendiri' di kisah anak-anak yang ada di buku ini.

Tapi terlepas dari beberapa hal yang nggak menyenangkan itu, buku ini sebenernya bagus juga dibaca buat merefleksikan hakikat pendidikan buat anak saat ini sih. Kasihan juga karena guru sekolah sekarang seakan dijadiin 'kacung' ortu yang terlalu banyak permintaan sampai menyita waktu guru di luar jam sekolah, juga nggak mertimbangin kondisi anak. Mana guru juga rentan dijadikan kambing hitam kalau anak mereka progres belajarnya lambat.

Aku juga salut sih sama salah satu statement di epilognya, ketika penulis menyoroti bahwa masalah dari parenting terkait pendidikan anak itu juga karena ortu yang kewalahan sama opini publik yang terlalu menekan, sampai mereka 'ikut arus' untuk mendidik anak berdasarkan tuntutan-tuntutan yang sampai nggak masuk akal gitu, bahkan menyamakan metode pendidikannya untuk mencapai hasil yang sama, yang tentunya malah bisa kejadian yang sebaliknya.
Selain itu aku jadi prihatin juga sama peran ibu di buku ini. Apalagi di keluarga Asia, si ayah beneran lepas tangan, jadi lebih mudah menyalahkan sang istri kalau si anak dianggap 'gagal' dididik.

parasihir's review

Go to review page

challenging dark emotional reflective tense medium-paced

4.5

Wah, rasanya campur aduk oas baca buku ini. Tapi aku jadi mikir banyak seputar keluarga, ibu, anak, dan sekolah. Apalagi ada pembahasan tentang peran yang dibagi berdasarkan jenis kelamin (dari salah satu kisah murid Wu Xiaole) dan menurutku, itu memang jadi beban pikiran tersendiri untuk perempuan. Ekspektasi masyarakat terhadap perempuan, sedikit banyak, memang masih terkekang perspektif yang mengharuskan perempuan menyesuaikan diri dengan suami, anak, dan orang tua. Bingung mau bilang apa lagi. Sepertinya aku butuh waktu buat mikirin buku ini lebih dalam. 

Expand filter menu Content Warnings

selm's review

Go to review page

dark emotional reflective sad medium-paced

5.0

_thia_'s review

Go to review page

medium-paced

5.0

cameliawithbooks's review

Go to review page

5.0

cameliawithbooks's profile picture
Hai guys.. apa kabar?

Beberapa waktu lalu janjian buddy read sama kak @anaamane_ baca buku On Children. Dan sebenarnya udah selesai baca sekitar 2 Minggu lalu. Tapi apalah daya masih mager dan baru sempet upload review hari ini

riskapoetryayu's review

Go to review page

5.0

On Children merupakan kumpulan kisah-kisah dari beberapa murid yg memiliki bermacam masalah dalam hidupnya dan diceritakan kembali oleh guru les mereka. Kisah kisah ini meliputi beragam perilaku orangtua terhadap anaknya dalam mendidik mereka dan rahasia yg dipendam oleh anaknya.

Banyak kisah yg menarik dalam buku ini untuk kita ambil sebagai pelajaran untuk kita sebagai orangtua nanti. Diantaranya adalah kisah seorang murid yg sering dianiaya oleh orangtua mereka karena nilainya yg kurang dari standar yg diinginkan orangtuanya

Lalu ada kisah seorang anak yg ingin mendapatkan perhatian dari orangtuanya dengan belajar dan mendapat nilai bagus, namun orangtuanya tidak peduli sama sekali.

Ada juga kisah anak lelaki yg tampan rupawan (lebih ke cantik) dan banyak dikagumi oleh murid2 dan guru2, pintar dan berbakat. Namun dalam hatinya ia menyembunyikan jati dirinya yg seorang pecinta sesama jenis, hingga berpura-pura memiliki pacar wanita agar tidak ketahuan oleh orangtuanya.

Oke segitu aja beberapa kisah yg aku sebutin, lainnya silahkan dibaca sendiri ya! Ada sembilan kisah yg menanti kalian untuk dibaca.

Opiniku sendiri mengenai buku ini, buku ini penuh dengan tekanan dan harapan orangtua terhadap anak mereka, ada yg mengikat mereka dengan harapan yg tinggi demi masa depan mereka dan ada jg melepas mereka begitu saja.

Aku yg pernah menjadi guru dulu juga pernah bertemu dengan beberapa murid yg memiliki karakter unik dan memiliki sisi yg tidak diduga, dipengaruhi oleh orangtua, keluarga dan lingkungan mereka. Beberapa diantaranya juga ada yg terbuka dengan bercerita tentang kehidupan mereka, ada jg yg tertutup.

Ketika aku baca buku ini, aku langsung teringat dengan murid-muridku dulu, dengan kisah-kisah yg jg mereka bagi bersamaku, dan harapan orangtua mereka yg begitu tinggi hingga ada yg sampai membebani anak mereka.

nath_py's review

Go to review page

emotional informative sad medium-paced

4.75