Take a photo of a barcode or cover
medium-paced
reflective
sad
slow-paced
Plot or Character Driven:
Character
Strong character development:
No
Loveable characters:
Complicated
Diverse cast of characters:
N/A
Flaws of characters a main focus:
Yes
dark
emotional
funny
informative
reflective
sad
fast-paced
I really liked the concept and setting of this book. I also liked how Yu Miri described things. I just felt like I was constantly floating from thought to thought with very little to hold on to.
emotional
reflective
sad
slow-paced
Plot or Character Driven:
Character
Strong character development:
Complicated
Loveable characters:
Yes
Diverse cast of characters:
Yes
Flaws of characters a main focus:
Yes
This was sad in the beginning , middle and end. Not even a good sad im just sad now
Occasionally, people on Reddit will ask for sad book recommendations. This is now the book I recommend. It’s one of the shortest books I’ve read this year, but I can still bring on the sads just thinking about it months later. Kazu shares his date of birth and certain coincidences of time and place with the Emperor of Japan, but every other circumstance of his life makes a mockery of these confluences of fate. He’s born into poverty and lives his life on the margins, first as a migrant laborer, then as a homeless man in Tokyo, and finally as a ghost who haunts the public spaces he used to inhabit (TW for ). Yu grounds Kazu’s life in the recent events of Japan from his work constructing Olympic arenas to the Fukushima tsunami, but he has little agency and no control, buffeted by personal losses, natural disasters, and economic conditions. Yu’s writing is so understated that all of this devastation sneaks up on you, but once it catches up, it’s with you to stay.
Spoiler
suicide
what can we take take away from this beautifully sad short book? sadness, the wreckage of war, the human cost of capitalism?
emotional
lighthearted
reflective
Melihat kebisingan dan hiruk pikuk dunia dari kacamata Kazu sebagai "hantu" di Ueno Station. Hidupnya hampir "sama" dengan kaisar Jepang saat itu. Lahir di tahun yang sama, bahkan anak laki-laki yang lahir tepat bersamaan dengan lahirnya putera mahkota. Hanya saja Kazu lebih banyak dapat bad luck-nya.
Aku suka bagaimana penulis menyampaikan kesepian, ketidakberdayaan, berduka, kehilangan, dan kesendirian. Diksinya puitis, namun tetap lugas. Tokyo dengan segala kota metropolitannya, ternyata menyimpan sisi para tunawisma yang hidup demi sekadar hidup. Obrolan orang-orang yang secara selingan di stasiun yang ditangkap oleh Kazu juga memotret sisi lain dari Tokyo.
Ada beberapa bagian yang mungkin agak mengganjal bagiku yaitu tentang awal mula kenapa Kazu menjadi tunawisma, dia bukannya tinggal dengan cucunya ya kemudian pergi, sudah itu bagaimana? Lalu, ada tokoh Junko. Ini maksudnya Kazu pernah berselingkuh dari Setsuko isterinya? Karena gaya penceritaannya loncat-loncat, jadi kadang bingung untuk tahu linimasa ceritanya. Clue-nya paling dari kejadiannya yang disebutkan saja, misalnya tsunami, olimpiade Tokyo, atau saat tahunnya dituliskan oleh penulis. Dan peristiwa meninggalnya Kazu itu saat kapan dan kenapa? Saat tsunami di Tokyo tahun 2011? Tapi, setelah itu sebelumnya diceritakan juga tentang Olimpiade Tokyo tahun 2020—atau saat itu keadaannya Kazu sudah meninggal? Kayaknya aku harus baca lagi untuk lebih memahami :""
Kemudian, bagian yang aku suka—sekaligus menyayat hati—adalah ketika menceritakan tentang Shige, teman tunawismanya Kazu, dan ketika Kazu kehilangan anak laki-laki satu-satunya, Koichi.
Aku suka bagaimana penulis menyampaikan kesepian, ketidakberdayaan, berduka, kehilangan, dan kesendirian. Diksinya puitis, namun tetap lugas. Tokyo dengan segala kota metropolitannya, ternyata menyimpan sisi para tunawisma yang hidup demi sekadar hidup. Obrolan orang-orang yang secara selingan di stasiun yang ditangkap oleh Kazu juga memotret sisi lain dari Tokyo.
Ada beberapa bagian yang mungkin agak mengganjal bagiku yaitu tentang awal mula kenapa Kazu menjadi tunawisma, dia bukannya tinggal dengan cucunya ya kemudian pergi, sudah itu bagaimana? Lalu, ada tokoh Junko. Ini maksudnya Kazu pernah berselingkuh dari Setsuko isterinya? Karena gaya penceritaannya loncat-loncat, jadi kadang bingung untuk tahu linimasa ceritanya. Clue-nya paling dari kejadiannya yang disebutkan saja, misalnya tsunami, olimpiade Tokyo, atau saat tahunnya dituliskan oleh penulis. Dan peristiwa meninggalnya Kazu itu saat kapan dan kenapa? Saat tsunami di Tokyo tahun 2011? Tapi, setelah itu sebelumnya diceritakan juga tentang Olimpiade Tokyo tahun 2020—atau saat itu keadaannya Kazu sudah meninggal? Kayaknya aku harus baca lagi untuk lebih memahami :""
Kemudian, bagian yang aku suka—sekaligus menyayat hati—adalah ketika menceritakan tentang Shige, teman tunawismanya Kazu, dan ketika Kazu kehilangan anak laki-laki satu-satunya, Koichi.
"I was not afraid of ghosts. Nor was I afraid of death or dying. I was afraid of living this life not knowing when it might end. It did not seem possible to resist this weight pressing down on my entire body, nor to bear it."
Graphic: Death
dark
emotional
reflective
sad
medium-paced
Plot or Character Driven:
A mix
Strong character development:
Complicated
Loveable characters:
Complicated
Diverse cast of characters:
Complicated
Flaws of characters a main focus:
Complicated