Reviews

Serangkai by Valerie Patkar

aliferuz's review

Go to review page

4.0

Dari Serangkai, saya seperti melihat makna kehilangan dalam perspektif yang berbeda. Kehilangan. Ibarat sebuah retak yang muncul dalam tembok yang terbangun kokoh. Retak yang mungkin bisa memanjang, atau tetap seperti itu hingga si empu tembok memiliki karsa untuk mengisi keretakan itu sendiri. Meskipun sudah diisi, tidak menghapus kenyataan bahwa keretakan itu pernah di sana.
Saya ingat ada beberapa scene versi wattpad yang tidak disertakan di versi cetak ini. Sedikit menyayangkan, karena ada salah satu scene yang paling membekas di saya yang tidak lolos di versi cetak.
Dari Zacchio saya belajar banyak perihal mencintai dan melindungi. Mencintai dengan sungguh-sungguh dan memberikan yang terbaik untuk yang dicintai.
Dari Divas saya belajar tentang kejujuran dan penerimaan duka. Meneguhkan pundak untuk membawa duka dari kemarin agar bisa tetap berjalan.
Dari Deverra saya belajar tentang melepaskan. Hal baik yang pergi dari kita memang akan menemukan yang terbaik di luar sana, sama seperti yang terbaik akan datang menghampiri kita.

juliaaz's review

Go to review page

hopeful lighthearted mysterious reflective medium-paced

4.0

laaibrary's review

Go to review page

emotional reflective sad medium-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? Yes

5.0

bearnadst's review

Go to review page

5.0

sumpah... gatau mau ngomong apa.
satu kata. sedih.
dari buku ini, gue belajar banyak hal. tentang kehilangan, perelaan, dan memulai sesuatu yang baru disaat diri lo mungkin belum selesai akan yang lalu.

divas, makasih udah ngasih tau gue tentang cara membuka kotak kesedihan, selamat ya, lo berhasil temuin kunci kotaknya.

deverra, gimana ya gue bisa deskripsiin lo? kalo ada kutipan 'gaada manusia yang sempurna' gue rasa kutipan itu ga berlaku buat lo, sumpah. lo... terlalu baik, makasih udah merelakan dia pergi, akhirnya lo temuin rumah baru yang lebih baik, kan?

kak kio, lo bagaikan elang di mata gue, bebas terbang kemanapun dia mau, emang bener kata pak bhima, anakku ga perlu jadi anak hebat. tapi bagi gue, biarpun lo ga pernah sama sekali berpikir lo harus hebat di masa depan nanti, lo tetap hebat kak. lo tau kenapa gue anggep tokoh lo kayak elang? itu karena elang terbang dengan berani, bedanya, kalau elang selalu punya sarang untuk dia kembali, lo terbang tanpa pernah kembali lagi, kak. rest well, lo anak hebat biarpun mimpi lo hanya sesederhana menjadi 'kakak divas yang hebat'

teruntuk pak bhima, bu nia, makasih sudah merelakan dia pergi, untuk sepenuhnya. ikhlas memang susah pak, bu, tapi kalian bisa ngelakuinnya benar-benar hal hebat yang patut diapresiasi oleh segenap luka lama yang hadirnya masih terus dibawa.

buat claire dan ares, fakyuuuu.

lalalaa's review against another edition

Go to review page

cringe

claudiashelf's review

Go to review page

emotional medium-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.0

❝ Tetapi bukan masalah kalau kita nggak selalu bisa berani, Deverra. Karena manusia bukan hanya lahir dari tulang, melainkan juga hati. Semesta bukan hanya menciptakan tubuh, melainkan juga rasa. Dan waktu bukan hanya tentang hari esok, melainkan juga kemarin. ❞

Sebelum memutuskan membaca buku ini, kerap kali melihat banyaknya ulasan yang cukup menjanjikan. Namun, ternyata saya terlalu berekspetasi tinggi sehingga cukup merasa kecewa. Alur dalam buku ini cukup terkesan berantakan meskipun setiap perpindahan bagian terdapat penanda awal, namun dikarenakan terlalu banyaknya POV dengan alur yang maju mundur, hingga rasanya semuanya terkesan tanggung dan tergesa-gesa. Ada kala di mana ketika satu adegan sangat menyedihkan, namun perpindahan alur yang mendadak malah berakhir dengan perasaan tanggung. Meskipun dengan banyaknya POV bisa membuat pembaca merasa memahami setiap tokoh dalam buku ini, tetapi saya rasa perasaan tanggung ketika membaca buku ini cukup menganggu. Selebihnya, dengan narasi yang bisa dikata puitis dengan beberapa pesan yang berhasil tersampaikan; seperti bagaimana penulis berusaha menyampaikan bahwa setiap kesedihan dan penyesalan hanya akan terselesaian jika kita dapat menerima hal tersebut. Tidak perlu berlari dan beranggapan semuanya baik-baik saja padahal nyatanya hal tersebut masih sangat menyakitkan, maka terima dan terus jalani hidup dengan baik.

Expand filter menu Content Warnings

enesable's review

Go to review page

5.0

sumpah... gatau mau ngomong apa.
satu kata. sedih.
dari buku ini, gue belajar banyak hal. tentang kehilangan, perelaan, dan memulai sesuatu yang baru disaat diri lo mungkin belum selesai akan yang lalu.

divas, makasih udah ngasih tau gue tentang cara membuka kotak kesedihan, selamat ya, lo berhasil temuin kunci kotaknya.

deverra, gimana ya gue bisa deskripsiin lo? kalo ada kutipan 'gaada manusia yang sempurna' gue rasa kutipan itu ga berlaku buat lo, sumpah. lo... terlalu baik, makasih udah merelakan dia pergi, akhirnya lo temuin rumah baru yang lebih baik, kan?

kak kio, lo bagaikan elang di mata gue, bebas terbang kemanapun dia mau, emang bener kata pak bhima, anakku ga perlu jadi anak hebat. tapi bagi gue, biarpun lo ga pernah sama sekali berpikir lo harus hebat di masa depan nanti, lo tetap hebat kak. lo tau kenapa gue anggep tokoh lo kayak elang? itu karena elang terbang dengan berani, bedanya, kalau elang selalu punya sarang untuk dia kembali, lo terbang tanpa pernah kembali lagi, kak. rest well, lo anak hebat biarpun mimpi lo hanya sesederhana menjadi 'kakak divas yang hebat'

teruntuk pak bhima, bu nia, makasih sudah merelakan dia pergi, untuk sepenuhnya. ikhlas memang susah pak, bu, tapi kalian bisa ngelakuinnya benar-benar hal hebat yang patut diapresiasi oleh segenap luka lama yang hadirnya masih terus dibawa.

buat claire dan ares, fakyuuuu.

sunseskies's review

Go to review page

emotional sad tense slow-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? N/A
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.0

itzdiyann's review

Go to review page

4.0

I don't count serangkai as a romance book deh, soalnya porsi romancenya jauh lebih sedikit daripada hal yang lain. I still love it tho.

gothichifuyu's review

Go to review page

emotional hopeful sad medium-paced

3.25