4.46 AVERAGE


4.25/5

dreamericanoo's review

5.0

keren keren keren pokoknya kerennn

3.5 stars
challenging dark tense medium-paced
Plot or Character Driven: Character
Strong character development: Yes
Loveable characters: Complicated
Diverse cast of characters: Yes
Flaws of characters a main focus: Yes

This book, is, chef's kisses. Definitely not one I thought I had mapped out the storyline for; Chan Ho-Kei managed to trick me and my overly confident head. Giggles. It is a very fun book, I need to say. The page turner one, too. It's addictive, that everytime I finished with one page, I had this urge to flip another one. Because I'm a curious little fella, and Chan Ho-Kei knows how to feed me very well.

This book forces you to open your eyes, to question your own first prejudice you place upon every characters. He plays with your mind. Slipping hints here and there, that you missed because you thought you're following the right steps; no, he had prepared you so many twists you'd never thought before. By the end of the book, he gives you a whole new level of understanding, and new perspective in seeing things (I love Nemesis, still).
riebooks's profile picture

riebooks's review

5.0
dark emotional mysterious sad medium-paced
Strong character development: Yes
Loveable characters: Yes

nitaf's review

5.0

Wah, novel ini bener-bener penyelamat reading slump sih. Nggak nyangka bakal suka sama novel crime-thriller model gini. Sebelumnya memang penasaran sih kenapa novel ini ramai diomongin dan akhirnya memutuskan buat coba baca.

Dan ini jadi salah satu buku terbaik yang aku baca di 2022 ini.

Menurutku kecepatan alurnya sangat pas. Pengenalan karakter dan build-up latar belakangnya diberi porsi yang "nggak berlebihan", jadi pembaca awal seperti aku nggak bakal kebosanan dengan narasi awal yang terlalu lama.

Lalu karena ini kasusnya tentang kekerasan siber, jadinya terasa lebih relatable untuk pembaca muda.

Twist yang terus dilempar-lempar penulis juga sangat membelalakkan mata, hahaha. Ini jadi novel anti-kantuk sih. Aku juga ngerasa bener-bener kecolongan sama minor detail yang disebar di sepanjang novel ini.

Poin plus lainnya adalah buatku novel ini dikemas dan diterjemahkan dengan bahasa yang mudah dicerna, terlebih istilah-istilah teknologi yang bisa dijelaskan dengan analogi yang gampang juga.

Bermain dengan sudut pandang ketiga, aku suka bagaimana penulis menghidupkan tiap karakternya dengan ekspresi yang lebih eksplisit. Menurutku ini sangat membantu pembaca untuk lebih "terhubung" in real time dengan situasi di novelnya.

Fiksi-fiksi yang mengangkat morally grey area memang sangat seru buatku. Sepanjang membaca novel ini, aku jadi lebih bisa berefleksi dalam memahami realitas dalam skala masyarakat dan eksistensi tiap individunya dengan segala emosi, pikiran, tindakan, dan motif masing-masing dari mereka. Ya walau aku masih greget banget sama Si N.

Dengan level keseruan seperti ini, novel ini tergolong yang candu untuk segera "dihabiskan". Jadi, walau memiliki halaman yang cukup banyak juga, waktu seminggu sudah cukup untuk menamatkannya. Asli, pengalaman membaca Second Sister bener-bener menyenangkan.
mysterious fast-paced
Plot or Character Driven: Plot
Strong character development: Complicated
Loveable characters: Complicated
Diverse cast of characters: Yes
Flaws of characters a main focus: Complicated
adventurous challenging dark emotional funny informative inspiring mysterious reflective sad tense medium-paced
Plot or Character Driven: A mix
Strong character development: Yes
Loveable characters: Yes
Diverse cast of characters: Yes
Flaws of characters a main focus: Complicated

Sungguh, dalam kesunyian lantai dua puluh, Siu-Man dengan nekat melompat dari jendela, mengakhiri hidupnya. Peristiwa ini membawa kita ke dalam dunia Second Sister (Putri Kedua) karya Chan Ho-Kei yang sarat misteri, merembes dari dunia nyata hingga labirin digital yang penuh rahasia gelap.

Nga-Yee, kakak Siu-Man, menolak pahitnya kehilangan dan meragukan kematian adiknya. Apakah Siu-Man benar-benar bunuh diri, ataukah ada rahasia kelam yang menyelimuti peristiwa di lantai dua puluh? Dimulailah perburuan kebenaran yang membuka pintu ke kota Hong Kong yang tak hanya menyimpan skyline megah, tetapi juga dendam dan rahasia tersembunyi di balik platform gosip daring.

Cerita ini tak hanya mengungkap misteri kematian tragis; Chan Ho-Kei menggali isu-isu mendalam, mencerminkan tantangan dan kompleksitas kehidupan modern. Chan Ho-Kei dengan berani mengeksplorasi dampak penyebaran hoaks dan maraknya cyberbullying, permasalahan yang bergema di tengah gejolak era digital ini. Second Sister (Putri Kedua) menjadi panggung untuk menghadapi realitas pahit yang sering terabaikan, termasuk pelecehan dan penyerangan seksual yang marak terjadi.

Nga-Yee, sosok penuh keteguhan, dan peretas misterius dengan inisial N, memasuki labirin maya yang penuh risiko. Bersama-sama, mereka mengungkap konspirasi tersembunyi melalui tautan-tautan daring, merayap ke dalam kegelapan. Keberanian mereka tidak hanya mengungkap kebenaran, tetapi juga mempertanyakan esensi kehidupan daring yang sering dianggap tak tergoyahkan.

Kehebatan Chan Ho-Kei dalam menyatukan elemen teknologi dengan alur cerita yang tak terduga memberikan dimensi baru pada petualangan misteri ini. Ketegangan cerita yang memikat dan ketidakdugaan akhir yang sangat mengejutkan menjadikan Second Sister (Putri Kedua) bukan sekadar novel misteri biasa. Dalam upaya mencoba menebak jalan cerita, kejutan dalam puncak cerita memberikan dimensi baru, mengubah arah dengan brilian. Pembaca tak hanya disuguhkan ketegangan dan kejutan, tetapi diajak untuk merenung tentang implikasi mendalam dari kehidupan di dunia maya.

Buku Second Sister (Putri Kedua) yang saya baca merupakan hasil alih bahasa oleh Reita Ariyanti. Sebagai buku kedua hasil alih bahasa Reita Aryanti yang telah saya baca, saya merasa terpikat dan jatuh cinta dengan kepiawaian Reita Ariyanti dalam menjalankan tugas alih bahasa. Alih bahasa yang dilakukan Reita Ariyanti berhasil menghadirkan kecerdasan dan kekayaan nuansa cerita, menciptakan keterhubungan emosional antara pembaca dan cerita. Bahasa yang digunakan mampu menangkap esensi dan kekuatan naratif buku, memberikan pengalaman membaca yang mendalam dan autentik.

Bagi mereka yang merindukan petualangan misteri yang mendalam dan ingin merasakan denyut nadi kehidupan digital yang gelap, Second Sister (Putri Kedua) karya Chan Ho-Kei adalah perjalanan luar biasa yang tak boleh dilewatkan. Setiap kata yang terpilih dengan cermat, setiap kejutan yang merayapi setiap halaman, dan setiap detil yang diungkap membentuk sebuah pengalaman membaca yang tak terlupakan. Buku ini seperti sebuah labirin yang memikat, mengajak pembaca menyelusuri liku-liku misteri yang menggetarkan jiwa, seolah merasakan denyut-denyut kehidupan digital yang serba kompleks dan misterius.

Expand filter menu Content Warnings
dark emotional tense slow-paced
Plot or Character Driven: Plot
Strong character development: Yes
Loveable characters: Yes
Diverse cast of characters: Yes
Flaws of characters a main focus: No

Expand filter menu Content Warnings

Something you should read once in your life