Reviews

Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam by Dian Purnomo

meimeia's review

Go to review page

4.0

untuk ceritanya, perjuangannya, bukunya 5/5 sedangkan untuk sensasi sepanjang cerita sangat membuat frustasi, sedih, stress, miris, sakit hati, menderita rate 4/5 untuk sensasi membaca tapi ini gila sih luar biasa, merasa risetnya juga segila itu, budaya yang diceritakan, perjuangannya, apa yang dilakukan, bener" gak habis pikir. ikut sakit hati dengan ceritanya. luar biasa.

destinugrainy's review

Go to review page

5.0

Tidak biasanya Magi Diela pulang malam. Pekerjaannya sebagai penyuluh pertanian honorer memang mewajibkannya mengunjungi kelompok tani, bahkan yang jauh dari rumahnya. Tapi hari itu berbeda. Magi ditangkap oleh Leba Ali. Dia mengalami yappa mawine, sebuah kondisi yang disebut juga sebagai kawin tangkap di Sumba. Magi Diela diculik, ditangkap, untuk dikawini.

Kawin tangkap adalah satu budaya di Sumba dimana anak perempuan dapat ditangkap oleh pihak laki-laki yang akan meminangnya untuk mempersingkat urusan adat agar tidak memakan waktu yang lama menuju perkawinan. Namun, umumnya kedua pihak keluarga telah memiliki kesepakatan untuk menempuh cara ini. Ada pula yang menyebutkan bahwa hal itu dapat dilakukan jika pihak laki-laki gagal mencapai kesepakatan. Dilihat dari sudut pandang Hak Asasi Manusia, budaya ini tentu saja merugikan pihak perempuan.

Magi Diela yang diculik oleh Leba Ali, pria paruh baya yang memang telah mengincarnya sejak Magi masih SD. Leba Ali memberikan sejumlah hewan sebagai belis kepada keluarga Magi. Ama Bobo, ayah Magi, mau tak mau menerima perkawinan ini karena tidak ingin dianggap melanggar adat. Apalagi Magi telah ditahan di rumah Leba Ali selama dua hari. Tentunya Magi sudah tidak perawan lagi. Laki-laki mana yang mau menikahi anak perempuan yang sudah tidak perawan.

Selanjutnya di https://www.destybacabuku.com/2022/03/632-perempuan-yang-menangis-kepada.html

maddypaddy's review

Go to review page

emotional inspiring sad tense fast-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? It's complicated
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.5

ddnreads's review

Go to review page

adventurous challenging dark emotional hopeful informative inspiring reflective sad tense fast-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? No

5.0

za_queeni10's review against another edition

Go to review page

medium-paced

4.0

sharq's review

Go to review page

dark emotional sad medium-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes

5.0


Expand filter menu Content Warnings

ardinareads03's review

Go to review page

5.0

TW‼️rape, sexual abuse, kidnapping, self-harm
______

devinayo's review

Go to review page

5.0

"Mayat tidak bisa berjuang." Dian Purnomo dalam Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam

Bulan hitam yang seharusnya merupakan periode sakral menjadi traumatis untuk Magi Diela, seorang perempuan dari Sumba yang menjadi korban kawin tangkap. Tradisi ini, yang seharusnya tetap berdasarkan persetujuan calon mempelai wanita, menjadi salah satu bentuk kekerasan seksual berbasis gender yang mengeksploitasi adat. Magi hampir meninggal setelah memutuskan bunuh diri untuk bisa lari dari pemerkosa yang mengaku calon suaminya.

Ketika akan membaca ini, saya sudah diperingati teman saya bahwa buku ini bisa memancing emosi negatif, terutama kemarahan. Saya sendiri pernah jadi korban kekerasan seksual, dan meski sudah tiga tahun berlalu, tetap berat bagi saya untuk bercerita dan mengingat soal kejadian tersebut. Saya merasa tidak berdaya, lalu kemudian menjadi hidup dengan kemarahan yang tak kunjung padam.

Dian Purnomo menggambarkan perasaan-perasaan ini dengan sangat baik melalui karakter Magi Diela. Dari sekian buku yang membahas soal kekerasan seksual, saya rasa Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam adalah yang paling mampu menghadirkan perspektif korban. Lewat Magi, pembaca bisa tahu betapa putus asanya jadi korban kekerasan seksual, dan betapa kemudian, masih ada trauma dan benang kusut dalam diri sendiri maupun perihal hubungan kita dengan manusia lain yang sulit sekali untuk diurai.

Tentu mudah untuk menyederhanakan permasalahan ini menjadi budaya versus nilai feminisme. Akan tetapi, kenyataannya tidak pernah sehitam-putih itu. Meskipun kawin tangkap disalahgunakan untuk kemudian menjadi dalih pemerkosaan, lewat karakter lain kita dapat mengetahui bahwa sesuai tradisi yang benar, kawin tangkap tidak seberbahaya itu untuk perempuan. Hanya saja, dalam kultur patriarki yang memang sangat erat di budaya Sumba dan juga dideskripsikan dengan sangat baik dalam buku ini, segala hal dapat menjadi alat untuk merendahkan perempuan.

Meski membahas mengenai hal yang sulit, buku ini saya tuntaskan dalam sekali duduk. Saya tidak sabar untuk mengetahui bukan hanya apa yang terjadi pada Magi, tapi apa yang kemudian dia lakukan untuk mendapatkan keadilan. Saya rasa inilah yang membuat buku ini begitu gemilang: dengan menggambarkan kemarahan dan "kegilaan" seorang Magi Diela dalam usahanya mencapai keadilan, buku ini mengembalikan agensi terhadap korban. Keputusasaan itu ada, tapi kemudian kemarahan lah yang menjadi energi yang menggerakkan dan mendorong hidup agar tetap berjalan.

Banyak buku yang menceritakan soal hal-hal yang mengenaskan yang membangkitkan emosi atau sekadar meningkatkan kesadaran, tapi ini adalah satu dari sekian buku yang membuat saya merasa berdaya.

diaratewi's review

Go to review page

dark emotional sad tense medium-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? It's complicated
  • Loveable characters? It's complicated
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? It's complicated

3.5


Expand filter menu Content Warnings

pluvioviophile's review

Go to review page

adventurous challenging dark emotional inspiring medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes

5.0

pertama kali tau buku ini dari acong, one of my bestie. waktu itu, kita lagi ngomongin betapa mengerikannya menjadi perempuan. trus gue nyambung ke tradisi kawin culik di kyrgyzstan. inget bgt tanggapan dia waktu itu: "lah gausah jauh2, di sumba juga ada."
ujungnya, dia ngerekomendasiin buku ini ke gue. and here i am, reviewing this book

first of all, CAN WE TALK ABOUT HOW GEOURGEOUS THE COVER IS????? SUMPAH CAKEP BGT. eyecatching parah terus paduan warnanya ciamik kali😭👍

words cant describe how much i love magi. membaca kisah penderitaan dan perjuangannya seperti berselancar menahan diri agar tidak hanyut dalam gejolak ombak emosi.

gak kebayang risetnya kaya gimana sampe ceritanya bisa sekeren ini. pas baca jadi ngerti sedikit2 ttg adat sumba. terus juga betapa seramnya penyelewengan yg bisa terjadi atas nama adat.

ga bisa review panjang2 tapi intinya ini buku BAGUS BANGET. makasih buat penulis yg mau mengangkat kisah Magi🌷