Reviews

The Wild Goose by Ōgai Mori

best_rat's review against another edition

Go to review page

3.25

Peals of stiff science,
Mud-stained white geese flick dead wings
Hopeful and hapless.

mfn002's review against another edition

Go to review page

dark emotional reflective medium-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? No
  • Diverse cast of characters? N/A
  • Flaws of characters a main focus? Yes

3.5

hischmidtj's review against another edition

Go to review page

1.0

I believe the abysmal Kindle translation of this was the biggest problem with my enjoyment. Take the one star with a grain of salt.

natasha29singh's review against another edition

Go to review page

4.0

Hauntingly beautiful. Simple plot, straightforward writing, but the subtle melancholiness of the story touches your heart. The part where the narrator describes the sadness in her eyes at never being able to meet him is so wistful and lovely. I’m really impressed by the realistic portrayal of this cast of characters (and I actually was reminded a lot of [a:Natsume Sōseki|16061597|Natsume Sōseki|https://images.gr-assets.com/authors/1655661771p2/16061597.jpg]'s writing.) The way the woman is characterized is what made me love this book so much: even though the ending is more like a non-ending, the story is so, so beautiful and moving.

blackbird27's review against another edition

Go to review page

5.0

My favorite of the books I've forced myself to resume reading after an unintentional summer vacation from books, The Wild Geese is a slim novel published in installments from 1911 to 1913 by a writer who has sometimes been called a representative of Japanese Romanticism, but there's nothing Byronic or Brontëan about this carefully-considered, elegantly-constructed examination of less than a year in the social and emotional life of a young woman who has become the mistress of the local moneylender, and the small circle of people she knows or affects, including her maid, her father, her keeper's wife, and a student who sees her at a window. It's so faultlessly constructed that the symbolism of the last, crudely masculine, act in the novel comes as a slap of cold water after spending so much time in hazier feminine quarters. It's anti-romantic (in all senses), and after having spent a lot of time this year in the literature of the era I admire it all the more for refusing to point out an obvious moral or draw a neat bow on the plot. We get a glimpse as though through a window, and then back into the rest of the world.

lostserene's review against another edition

Go to review page

5.0

Mori Ogai dan bagaimana dia menulis soal wanita dari sudut pandang laki-laki, bagaimana dia menulis soal keadaan ekonomi dan sosial yang ada di saat itu, dan bagaimana tata bahasanya diterjemahkan dengan sangat jelas tanpa melebih-lebihkan adalah sekian dari lebih banyak lagi kelebihan novel dengan latar belakang sejarah di sini.

Saya senang membacanya, entah karena cara terjemahan ini ditulis membuat saya serasa masuk ke dalam sebuah buku harian. Saya berada di dunia si wanita berkimono, teman si mahasiswa, dan bapak rentenir, termasuk bapak si wanita.

Ada bagian yang menggelitik dari buku ini ketika saya membaca; seorang rentenir miskin yang jadi kaya dan tidak puas dengan isterinya, lalu memperistri wanita muda miskin yang hidupnya tidak beruntung, lalu anak perempuan kesayangan ayah yang mau tidak mau menikahi rentenir kaya agar tidak merepotkan sang ayah, lalu seorang mahasiswa yang membantu isteri muda berkimono yang nyaris diserang oleh ular. Semuanya jadi satu dari berbagai sudut pandang, bahkan ada bagian menyedihkan dan membuat saya sedikit mengernyit saat baca bagian isteri utama sang rentenir dan anaknya.

Di sini tidak ada sudut pandang yang terlalu subjektif, entah dia terlalu condong memakai mata laki-laki atau perempuan, atau gender manapun, penulis bagai angin yang dapat cerita dari banyak mulut dan menceritakannya langsung lewat tulisan.

Angsa Liar yang diterjemahkan di sini adalah salah satu yang terbaik, dan wajib dibaca.

prahayu's review against another edition

Go to review page

3.0

Angsa Liar
by Mori Ogai

3/5 bintang

Wah, sepertinya ini salah satu novel klasik tertua yang pernah aku baca. Angsa Liar, atau judul aslinya The Wild Geese merupakan salah satu karya terkenal dari Mori Ogai. Bisa dibilang, ini adalah karya klasik Jepang yang ditulis untuk memahami perubahan sosial dan modernisasi pada tahun 1880-an di Tokyo.

The Story

Angsa Liar diceritakan oleh si tokoh aku yang merupakan tetangga dari Okada, seorang mahasiswa kedokteran yang terpelajar. Dari sudut pandang tokoh aku yang serba tahu, kita diajak untuk memahami kelindan kehidupan Okada dengan sosok Otome. Siapakah Otome?

Membicarakan Otome tentu saja tidak dapat dilepaskan dari sosok Suezo. Suezo dikenal sebagai rentenir yang suka meminjamkan uang kepada para mahasiswa pada zamannya. Dulu dia meminjamkan uang seadanya kepada para mahasiswa tersebut. Hingga pada akhirnya dia berhasil merintis bisnisnya sendiri dan menjadi sukses.

Sayangnya, kehidupannya yang terlihat lengkap itu, tidak membuat Suezo puas. Ia merasa ada yang kurang. Maka dari itu, Suezo berupaya memenuhi obsesinya untuk bisa memiliki sesosok gadis yang terkenal kecantikannya kala itu, Otome.

Otome sendiri merupakan anak satu-satunya dari Pak Tua. Dalam kehidupannya, Otome dan Pak Tua selalu ada untuk sama lain. Sejumlah keputusan hidup yang diambil Otome selalu mempertimbangkan keadaan Pak Tua. Maka, ketika Suezo bermaksud menjadikan diringa seroang gundik, maka Otama mensyaratkan supaya Suezo juga memberikan kenyamanan bagi Pak Tua. Mau tidak mau, Suezo pun harus menuruti kemauan Otama.

Kehidupan Otama sebagai gundik pun berjalan. Awalnya, ia tidak merasa ada hal luar biasa dalam hidupnya. Hingga akhirnya Otama mengetahui kebenaran akan identitas Suezo. Sejak saat itu, Otama merasa perlu mencari sosok yang bisa melepaskan diringa dari keadaan yang sekarang. Pada akhirnya, ia menemukan harapan itu dari sosok Okada yang terkadang berjalan di depan rumahnya.

My Opinion

Terkadang, menurutku kisah klasik itu bisa saja sederhana. Sama seperti kisah di Angsa Liar ini. Menurutku, meskipun sosok Otama menjadi sentral dan Okada merupakan tokoh yang dikenalkan pertama kali, aku malah merasa Suezo lah yang menjadi tokoh utama di sini. Ia yang malah mendapatkan spotlight di keseluruhan cerita.

Resensi lengkapnya ada di sini:

https://www.theredglowproject.com/2023/04/book-review-angsa-liar-mori-ogai-1911.html?m=1

elifssoylu's review against another edition

Go to review page

emotional informative relaxing medium-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? No
  • Diverse cast of characters? It's complicated
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.25

ishikawa_sachi's review against another edition

Go to review page

4.0

"Gan (The Wild Geese)" is a novel filled with metaphors, symbolism and slow and quiet reflection. Us readers are nowadays used to fast-paced books and even rhythmic pacing, but --to me-- this book has been a wonderful respite from neckbreaking-speed narratives. Some readers might get impatient with the main characters, Otama and Okada, might grow exasperated with their endless musings, and what they are expected to do might happen either very late or even not at all.

Maybe I haven't searched for it well-enough, but I haven't found the original "Gan" in Japanese, here in Goodreads. Well, I have read the translation, and I do have something to say. I have read both versions and found that there are parts in the Japanese versions which have completely disappeared in the English version. Granted, they are not indispensable, but I wonder what has made the translator decide it was okay to cut some descriptions which I found very enticing.

savanahob's review

Go to review page

slow-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? It's complicated

1.0