Take a photo of a barcode or cover
The police generally don't investigate suicides, but after Gregory Hesse's mother insists that her son would never have killed himself, Peter Decker decides to look into it a little. All signs still point to suicide (as opposed to murder or an accidental shooting) but then, a few weeks later, another student at the same school kills herself. The police can't find a connection, but then both of the dead teens have their laptops stolen from their respective homes. Meanwhile, Gabe is still living with the Deckers and is doing fairly well, despite the general angst of being dumped on strangers by his parents. And then he meets Yasmine, who's a year younger than he is. They fall for each other very quickly, despite having to sneak around (She's Persian and Jewish and her parents would not approve of her dating a boy who is neither of those things.)
I wasn't a fan of the Gabriel/Yasmine story (Yasmine is every awful teenage girl, ever, and while yes, she's young, still. Plus, it felt a little icky because he's an old 15 and she's a young 14. A very, VERY young 14. Apparently she could pass for 12) but I loved the suicide/potential homicide? story.
Obviously, nobody wants to admit that their child would commit suicide, but I I really respect Wendy Hesse (Gregory's mom) for being such an advocate for her son. The immediate reaction from most people would be to sort of roll their eyes and be like, "Sure, lady. Sure your son didn't kill himself," but she wouldn't let herself be pushed aside. (Well, in that first meeting; she did sort of lose the courage of her conviction later. But even so.)
And, of course, it's always lovely to spend time with Peter and Rina. In this book, Hannah's off in Israel and the boys are back East (I miss them!) but we did get to see Cindy and her new family. I think that's really my favorite part of this series. After so many years, the characters feel like old friends. The reunion was very nice (even though I just read Hangman, so it's not like I had a huge gap between books). I also love their commitment to their faith and through these books, I have learned so much about Jewish culture. (Really, I think I just love everything about the Deckers.)
This is one of my favorite series. Highly recommended.
I wasn't a fan of the Gabriel/Yasmine story (Yasmine is every awful teenage girl, ever, and while yes, she's young, still. Plus, it felt a little icky because he's an old 15 and she's a young 14. A very, VERY young 14. Apparently she could pass for 12) but I loved the suicide/potential homicide? story.
Obviously, nobody wants to admit that their child would commit suicide, but I I really respect Wendy Hesse (Gregory's mom) for being such an advocate for her son. The immediate reaction from most people would be to sort of roll their eyes and be like, "Sure, lady. Sure your son didn't kill himself," but she wouldn't let herself be pushed aside. (Well, in that first meeting; she did sort of lose the courage of her conviction later. But even so.)
And, of course, it's always lovely to spend time with Peter and Rina. In this book, Hannah's off in Israel and the boys are back East (I miss them!) but we did get to see Cindy and her new family. I think that's really my favorite part of this series. After so many years, the characters feel like old friends. The reunion was very nice (even though I just read Hangman, so it's not like I had a huge gap between books). I also love their commitment to their faith and through these books, I have learned so much about Jewish culture. (Really, I think I just love everything about the Deckers.)
This is one of my favorite series. Highly recommended.
I worry about series that lose steam, but when an author introduces new characters, it can be the magic formula. I really enjoyed this story of Gabe Whitman, son of hitman Chris Donatti, and I think other Decker/Lazarus fans will like seeing all the old crew back on board as well.
I read in English but this review is written in Bahasa Indonesia
Pertama kali kenal dengan tulisan Faye Kellerman yakni dari salah satu teman yang dengan membawakan judul Hangman. Setelah selesai membaca petualangan Peter Decker dan Rina Lazarus, menurutku tidak ada salahnya untuk mencoba membaca kasus mereka yang lain. Dan piihanku jatuh pada judul ini. Selain karena masih ada hubungannya dari Hangman, judul ini diobral di situs Periplus.
Gaya Bahasa dan Kosa Kata
Untuk ukuran tulisan berbahasa Inggris dengan genre misteri (kadang aku menyebutnya sebagai "novel kriminal"), Faye Kellerman tidak meletakkan kata-kata yang sulit. Meskipun berhubungan dengan senjata api, tapi istilah dalam dunia tersebut tidak banyak dipakai. Hal tersebut juga selaras dengan bagaimana gaya bahasa yang digunakan untuk menuturkan cerita yang bagiku tidak sulit, mudah dimengerti, dan ringan. Kalau aku boleh bilang, gaya bahasanya terstruktur.
Dalam cerita sering sekali ditemukan baik kata dalam bahasa gaul ataupun bahasa-bahasa yang kasar. Tapi, untuk ukuran pembaca Indonesia, aku rasa tidak akan jadi masalah karena kata-kata yang ada di dalam buku sudah banyak diketahui.
Meskipun diksinya tegas, tetapi cukup membuat emosiku sebagai pembaca jadi ikut-ikutan tercampur aduk. Ada bab dimana aku merasa tegang sampai-sampai aku berhenti membaca sejenak (dan memutuskan menyeduh teh untuk menenangkan diri) dan ada bagian dimana membuatku jadi sedikit terharu dengan kisah tokoh Gabe tersebut. Menarik.
Plot
Menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu membuat alur cerita lebih enak diikuti. Pembaca jadi bisa melihat dari segala maca aspek. Dimana di sisi lain membuat pembaca ikut serta menebak siapakah dalang di balik permainan yang berbahaya tersebut. Plotnya dimainkan maju. Terkadang mundur yang dibungkus dalam dialog, bukan kalimat-kalimat tak langsung.
Penokohan
Kasusnya memang bermula dari masalah gantung diri seorang remaja, namun tetap saja yang menjadi sentral adalah bocah prodigy, Gabriel Matthew Whitman. Hal ini diindikasikan masih ada kaitannya dengan judul sebelumnya, Hangman. Ditambah pula dengan sosok perempuan Yasmine Nourmand yang membuat cerita ini antara lucu konyol dan cukup mengharukan.
Sedangkan untuk posisi Peter Drecker masih tetap dominan namun tidak menjadi sentral. Sayang untuk Rina Lazarus, yang berbeda dari Hangman, dimana dalam Gun Games sosok ini tidak banyak berbuat untuk mendukung tokoh sentral tersebut. Malah terlihat seperti hanya tokoh pembantu.
Untuk tokoh tersangka maupun saksi bagiku juga menimbulkan kecurigaan sendiri-sendiri. Karena permainan kata-kata Faye Kellerman itulah yang mampu membuat pembaca seakan-akan mengerti apa yang ada di pikitran detektif Marge Dunn, Scott Oliver, dan Peter Drecker. Tapi, tersangka memiliki profil yang menarik yang membuatku skeptis bahwa tokoh tersebut benar-benar bersalah (dan itu letak menariknya, bagiku).
Yang Menarik
Kasus yang diangkat menjadi kian menarik karena pihak-pihak yang terlibat adalah geng siswa SMA. Permainan spekulasi yang diciptakan oleh Faye Kellerman membuat aku sedikit ngeri karena bisa jadi, hal serupa benar-benar ada di negara kita. Cukup menegangkan ketika polisi akhirnya menemukan mengapa Gregory Hesse memutuskan untuk bunuh diri dan apa yang terjadi sebelum itu.
Seperti judul sebelumnya, Faye Kellerman mampu membungkus ketegangan dengan sangat baik. Dan itu yang aku suka. Pembaca ikut berpikir namun dengan rasa dag-dig-dug.
Yang Disayangkan
Aku tidak menyangka bahwa akan ada beberapa bab khusus yang menjelaskan keintiman tokoh Gabe Whitman dengan Yasmine Nourmand ketimbang kegiatan para tersangka. Memang sih, kisah asmara tersebut berhubungan dengan kasus bunuh diri itu, tapi tetap saja bgiku tidak perlu ada space khusus untuk menuturkan tentang mereka.
Nah, aku katakan pada poin sebelumnya bahwa aku suka dengan suasana tegang yang diciptakan tapi Faye Kellerman belum bisa membuatku puas dengan bagian akhir cerita. Permasalahan dan anti-klimaksnya memang seru, tapi penyelesaiannya tidak begitu membuat aku tercengang. Datar. Yah, aku hanya merasa kaget pada beberapa baris akhir saja.
Ketika menyelesaikan kasus tersebut, ternyata masih meninggalkan teka-teki kepada pembacanya. Seperti misalnya bagaimana Myra Gelb dan Gregory Hesse bisa saling mengenal dan bagaimana kedua kasus tersebut bisa saling berhubungan. Atau, apakah yang dimaksud Joey dengan "kamu bisa mendapatkan apa pun di B&W asal kamu membayar." Hingga pertanyaan siapa sih Dylan sampai bisa mempengaruhi banyak orang supaya tutup mulut. Hal-hal semacam itu disebutkan dalam cerita namun sayangnya tidak dijelaskan secara gamblang. Karena sungguh aku tidak peduli dengan akhir ksiah cinta monyet ala Gabe dan Yasmine, aku ingin tahu kebenaran dari kasus bunuh diri tersebut. Sayang sekali, Faye Kellerman tidak membereskan apa yang sudah terlanjur disebutkan.
---
Aku tidak menyesal karena membeli dan membaca buku ini karena ketegangan yang ditawarkan benar-benar membuatku harus berhenti sejenak dan menarik nafas. Tapi seperti apa yang sudah aku katakan, Ending terasa biasa saja. Untung saja aku membeli dengan harga yang sangat miring sehingga aku tidak terlalu kecewa. Tentu, pembaca akan mendapat informasi baru dalam membaca buku ini khususnya dalam topik perlindungan hukum pada anak dan tuntutan yang bisa diajukan kepada remaja di bawah umur. Aku rasa kamu tidak membuang waktu jika kamu memutuskan untuk membaca buku ini :)
Pertama kali kenal dengan tulisan Faye Kellerman yakni dari salah satu teman yang dengan membawakan judul Hangman. Setelah selesai membaca petualangan Peter Decker dan Rina Lazarus, menurutku tidak ada salahnya untuk mencoba membaca kasus mereka yang lain. Dan piihanku jatuh pada judul ini. Selain karena masih ada hubungannya dari Hangman, judul ini diobral di situs Periplus.
Gaya Bahasa dan Kosa Kata
Untuk ukuran tulisan berbahasa Inggris dengan genre misteri (kadang aku menyebutnya sebagai "novel kriminal"), Faye Kellerman tidak meletakkan kata-kata yang sulit. Meskipun berhubungan dengan senjata api, tapi istilah dalam dunia tersebut tidak banyak dipakai. Hal tersebut juga selaras dengan bagaimana gaya bahasa yang digunakan untuk menuturkan cerita yang bagiku tidak sulit, mudah dimengerti, dan ringan. Kalau aku boleh bilang, gaya bahasanya terstruktur.
Dalam cerita sering sekali ditemukan baik kata dalam bahasa gaul ataupun bahasa-bahasa yang kasar. Tapi, untuk ukuran pembaca Indonesia, aku rasa tidak akan jadi masalah karena kata-kata yang ada di dalam buku sudah banyak diketahui.
Meskipun diksinya tegas, tetapi cukup membuat emosiku sebagai pembaca jadi ikut-ikutan tercampur aduk. Ada bab dimana aku merasa tegang sampai-sampai aku berhenti membaca sejenak (dan memutuskan menyeduh teh untuk menenangkan diri) dan ada bagian dimana membuatku jadi sedikit terharu dengan kisah tokoh Gabe tersebut. Menarik.
Plot
Menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu membuat alur cerita lebih enak diikuti. Pembaca jadi bisa melihat dari segala maca aspek. Dimana di sisi lain membuat pembaca ikut serta menebak siapakah dalang di balik permainan yang berbahaya tersebut. Plotnya dimainkan maju. Terkadang mundur yang dibungkus dalam dialog, bukan kalimat-kalimat tak langsung.
Penokohan
Kasusnya memang bermula dari masalah gantung diri seorang remaja, namun tetap saja yang menjadi sentral adalah bocah prodigy, Gabriel Matthew Whitman. Hal ini diindikasikan masih ada kaitannya dengan judul sebelumnya, Hangman. Ditambah pula dengan sosok perempuan Yasmine Nourmand yang membuat cerita ini antara lucu konyol dan cukup mengharukan.
Sedangkan untuk posisi Peter Drecker masih tetap dominan namun tidak menjadi sentral. Sayang untuk Rina Lazarus, yang berbeda dari Hangman, dimana dalam Gun Games sosok ini tidak banyak berbuat untuk mendukung tokoh sentral tersebut. Malah terlihat seperti hanya tokoh pembantu.
Untuk tokoh tersangka maupun saksi bagiku juga menimbulkan kecurigaan sendiri-sendiri. Karena permainan kata-kata Faye Kellerman itulah yang mampu membuat pembaca seakan-akan mengerti apa yang ada di pikitran detektif Marge Dunn, Scott Oliver, dan Peter Drecker. Tapi, tersangka memiliki profil yang menarik yang membuatku skeptis bahwa tokoh tersebut benar-benar bersalah (dan itu letak menariknya, bagiku).
Yang Menarik
Kasus yang diangkat menjadi kian menarik karena pihak-pihak yang terlibat adalah geng siswa SMA. Permainan spekulasi yang diciptakan oleh Faye Kellerman membuat aku sedikit ngeri karena bisa jadi, hal serupa benar-benar ada di negara kita. Cukup menegangkan ketika polisi akhirnya menemukan mengapa Gregory Hesse memutuskan untuk bunuh diri dan apa yang terjadi sebelum itu.
Seperti judul sebelumnya, Faye Kellerman mampu membungkus ketegangan dengan sangat baik. Dan itu yang aku suka. Pembaca ikut berpikir namun dengan rasa dag-dig-dug.
Yang Disayangkan
Aku tidak menyangka bahwa akan ada beberapa bab khusus yang menjelaskan keintiman tokoh Gabe Whitman dengan Yasmine Nourmand ketimbang kegiatan para tersangka. Memang sih, kisah asmara tersebut berhubungan dengan kasus bunuh diri itu, tapi tetap saja bgiku tidak perlu ada space khusus untuk menuturkan tentang mereka.
Nah, aku katakan pada poin sebelumnya bahwa aku suka dengan suasana tegang yang diciptakan tapi Faye Kellerman belum bisa membuatku puas dengan bagian akhir cerita. Permasalahan dan anti-klimaksnya memang seru, tapi penyelesaiannya tidak begitu membuat aku tercengang. Datar. Yah, aku hanya merasa kaget pada beberapa baris akhir saja.
Ketika menyelesaikan kasus tersebut, ternyata masih meninggalkan teka-teki kepada pembacanya. Seperti misalnya bagaimana Myra Gelb dan Gregory Hesse bisa saling mengenal dan bagaimana kedua kasus tersebut bisa saling berhubungan. Atau, apakah yang dimaksud Joey dengan "kamu bisa mendapatkan apa pun di B&W asal kamu membayar." Hingga pertanyaan siapa sih Dylan sampai bisa mempengaruhi banyak orang supaya tutup mulut. Hal-hal semacam itu disebutkan dalam cerita namun sayangnya tidak dijelaskan secara gamblang. Karena sungguh aku tidak peduli dengan akhir ksiah cinta monyet ala Gabe dan Yasmine, aku ingin tahu kebenaran dari kasus bunuh diri tersebut. Sayang sekali, Faye Kellerman tidak membereskan apa yang sudah terlanjur disebutkan.
---
Aku tidak menyesal karena membeli dan membaca buku ini karena ketegangan yang ditawarkan benar-benar membuatku harus berhenti sejenak dan menarik nafas. Tapi seperti apa yang sudah aku katakan, Ending terasa biasa saja. Untung saja aku membeli dengan harga yang sangat miring sehingga aku tidak terlalu kecewa. Tentu, pembaca akan mendapat informasi baru dalam membaca buku ini khususnya dalam topik perlindungan hukum pada anak dan tuntutan yang bisa diajukan kepada remaja di bawah umur. Aku rasa kamu tidak membuang waktu jika kamu memutuskan untuk membaca buku ini :)
It pains me to give only two stars to a Faye Kellerman book, but this one...I just...sigh. It's a mess.
I'm not a prude by any means but (as others have mentioned) the sexual details between young teenagers here made me extremely uncomfortable - to the point where it distracted me from the story, and the story had enough problems on its own.
I also don't really understand how Decker and Rina appear so little. It's their series! Shouldn't at least half of it be about them? And what's up with the terrible editing, HarperCollins? I caught at least six misspellings and/or omitted words in roughly 300 pages of material. Like I said, a mess.
I'm not a prude by any means but (as others have mentioned) the sexual details between young teenagers here made me extremely uncomfortable - to the point where it distracted me from the story, and the story had enough problems on its own.
I also don't really understand how Decker and Rina appear so little. It's their series! Shouldn't at least half of it be about them? And what's up with the terrible editing, HarperCollins? I caught at least six misspellings and/or omitted words in roughly 300 pages of material. Like I said, a mess.