Reviews - Sjömannen som föll i onåd hos havet

2.06k reviews for:

Sjömannen som föll i onåd hos havet

Yukio Mishima

3.69 AVERAGE

brady_ish's review against another edition

4.5

adventurous challenging dark funny inspiring sad fast-paced

Plot or Character Driven: Character

Strong character development: Complicated

Loveable characters: No

Diverse cast of characters: N/A

Flaws of characters a main focus: Yes

hollyisodd's review against another edition

2.5

challenging dark slow-paced

Plot or Character Driven: Character

Strong character development: Complicated

Loveable characters: No

Diverse cast of characters: No

Flaws of characters a main focus: Complicated

norabui's review against another edition

4.0

adventurous challenging dark reflective sad medium-paced

Plot or Character Driven: A mix

Strong character development: Complicated

Loveable characters: No

Diverse cast of characters: No

Flaws of characters a main focus: Yes

rosaliebr's review against another edition

3.0

challenging dark informative medium-paced

Plot or Character Driven: Character

Strong character development: Yes

Loveable characters: No

Diverse cast of characters: Yes

Flaws of characters a main focus: Yes

bendixby's review against another edition

4.0

dark sad tense fast-paced

Plot or Character Driven: A mix

Strong character development: Complicated

Loveable characters: No

Diverse cast of characters: No

Flaws of characters a main focus: Complicated

lou1sb's review against another edition

4.0

The first Mishima I read, and I was instantly in love (of course) it's both oedipal and misogynistic, tender and brutal, erotic and filthy.
Like many 20th century Japanese authors, his life is one I would probably do best not to replicate, but his passion for writing is admirable. A little too much though.
Definitely, definitely, definitely has to be read through to the end.

glennbyan's review against another edition

3.0

2 perspektif paling menarik perhatian tertuju pada Ryuji dan si Bocah Bos, dimana bertentangan dengan filosofi yang berbeda. Yang satu sudah melihat realita dunia dan yang satu lagi melihat dunia sebagai teori. Yukio Mishima memadukan 2 perspektif ini sehingga menghasilkan anak-perspektif lainnya, yaitu Noboru dan Fusako yang memiliki irisan di antara kedua nya. Setidaknya, itu yang gue liat dan perpaduan ini menarik, menghasilkan pembahasan yang mirip rasanya seperti menonton film Stanley Kubrick, terdapat kegilaan terdalam pada diri manusia, walaupun dalam konteks nya dan karakterisasi nya yang jelas berbeda.

Dari story line nya sendiri, amat dark dan gore. Tetapi dibalut dengan kisah romantis dan penyampaiannya yang puitis. Tulisan Yukio Mishima yang di terjemahkan oleh Nurul Hanafi awalnya cukup amat sulit dibaca, mungkin ini gara2 gue nya aja yang jarang baca, tetapi ternyata amat sering dibahas oleh orang lain yang mereview. Selain itu plot nya yang lambat sering sekali menambah rasa tidak sabaran dalam diri gue, yang di beberapa kejadian menjadi cukup amat mengganggu.

Tapi yang jelas, ini novel yang mempunyai feel yang berbeda dengan novel lainnya yang dimana amat menarik. Apalagi kalo udah bicara soal After Taste (lu kira alkohol) dari novel ini, bikin gue kadang merenung, kadang berpikir lebih pelan, dan membangun kebiasaan kontemplasi yang dimana gue yakin dengan kesotoyan gue bahwa Yukio Mishima sering lakuin hal-hal tersebut, terutama saat menulis novel ini.

And yes, I will recommend this novel to almost 18+s! Unfortunately, not everyone will enjoy this, but don't skip this, and take your shot!