Take a photo of a barcode or cover
emotional
medium-paced
Plot or Character Driven:
Character
Strong character development:
Yes
Loveable characters:
Yes
Diverse cast of characters:
Yes
Flaws of characters a main focus:
Yes
actual rating : 4,8 ⭐
Buku ini bener - bener page turner. Ceritanya to the point, jadi alurnya ngga membosankan. Selain itu, buku ini menceritakan 3 generasi, dan menceritakan sudut pandang dari kedua keluarga.
Aku suka dengan pembangunan karakternya, suka dengan hubungan bersaudara antara Tegar, Karim, dan Lebas. Walaupun Tegar dan Lebas sering adu mulut, dan gamau paham satu sama lain, hal ini adalah salah satu hal yang membuat buku ini semakin menarik.
Selain itu, dari buku ini aku jadi sedikit banyak belajar tentang rokok kretek ; mulai dari sejarahnya, bahannya, dan cara pembuatannya.
Buku ini bener - bener page turner. Ceritanya to the point, jadi alurnya ngga membosankan. Selain itu, buku ini menceritakan 3 generasi, dan menceritakan sudut pandang dari kedua keluarga.
Aku suka dengan pembangunan karakternya, suka dengan hubungan bersaudara antara Tegar, Karim, dan Lebas. Walaupun Tegar dan Lebas sering adu mulut, dan gamau paham satu sama lain, hal ini adalah salah satu hal yang membuat buku ini semakin menarik.
Selain itu, dari buku ini aku jadi sedikit banyak belajar tentang rokok kretek ; mulai dari sejarahnya, bahannya, dan cara pembuatannya.
adventurous
challenging
emotional
tense
medium-paced
Plot or Character Driven:
Character
Strong character development:
Yes
Loveable characters:
No
Diverse cast of characters:
No
Flaws of characters a main focus:
Yes
soeradja, dang u rock man.
adventurous
informative
medium-paced
Plot or Character Driven:
Character
Strong character development:
No
Loveable characters:
Yes
Diverse cast of characters:
No
Flaws of characters a main focus:
No
Menceritakan kisah Lebas dan kedua kakaknya mencari sosok 'Jeng Yah' yang disebut-sebut ayahnya yang sedang sekarat. Memang alurnya cukup maju mundur, karena latar waktunya ada yang di masa pak Idroes, dan ada juga yang di masa Lebas. Untuk latar waktunya sendiri pun dituliskan dengan bak, dimana diselipkan peristiwa sejarah dan kebudayaan yang terjadi pada masa itu sehingga pembacanya pun dapat memahami situasi yang terjadi. Alurnya pun banyak perbedaan dengan seriesnya, dimana di buku ini lebih banyak point of view dari pak Idroes. Tapi tetap mudah dinikmati dan dipahami.
Sangat disayangkan untuk pengembangan karakternya cukup kurang, dimana ada beberapa titik dimana penjelasan latar belakang tiap karakternya masih kurang dan kesannya terlalu cepat berubah-ubah. Walaupun pasti semua orang akan sama-sama kesal jika melihat sikap Soeraja kepada keluarga pak Idroes.
Sangat disayangkan untuk pengembangan karakternya cukup kurang, dimana ada beberapa titik dimana penjelasan latar belakang tiap karakternya masih kurang dan kesannya terlalu cepat berubah-ubah. Walaupun pasti semua orang akan sama-sama kesal jika melihat sikap Soeraja kepada keluarga pak Idroes.
emotional
inspiring
sad
slow-paced
Plot or Character Driven:
Plot
Strong character development:
Complicated
Loveable characters:
Yes
Diverse cast of characters:
No
Flaws of characters a main focus:
No
adventurous
emotional
funny
hopeful
inspiring
reflective
fast-paced
Plot or Character Driven:
Character
Strong character development:
Yes
Loveable characters:
Complicated
Diverse cast of characters:
Complicated
Flaws of characters a main focus:
Yes
3,5/5
Read this after i watched the netflix adaptation and wow they definitely changed the approach of the storyline.
In the book, we got more of a backstory of Idroes Moeria and Soedjagad's childhood, how they become friends and eventually turned nemesis. Im also very captivated by the love story between Idroes Moeria and Roemaisa. idk why they did not included this to the adaptation, sayang sih....tapi mungkin memang mereka mau fokus sama story nya Dasiyah dan Soeraja.
And thats what lead into my other opinion, dimana gue lebih suka karakter Dasiyah di series nya ketimbang di buku, bcs the book didn't showcased a lot of Dasiyah's emotion compare to the series. The ending felt rushed too.
Overall gue gak bisa fully-immersed ke buku in sepenuh nya, begitu pula ke series nya karena keduanya sama-sama nanggung
Read this after i watched the netflix adaptation and wow they definitely changed the approach of the storyline.
In the book, we got more of a backstory of Idroes Moeria and Soedjagad's childhood, how they become friends and eventually turned nemesis. Im also very captivated by the love story between Idroes Moeria and Roemaisa. idk why they did not included this to the adaptation, sayang sih....tapi mungkin memang mereka mau fokus sama story nya Dasiyah dan Soeraja.
And thats what lead into my other opinion, dimana gue lebih suka karakter Dasiyah di series nya ketimbang di buku, bcs the book didn't showcased a lot of Dasiyah's emotion compare to the series. The ending felt rushed too.
Overall gue gak bisa fully-immersed ke buku in sepenuh nya, begitu pula ke series nya karena keduanya sama-sama nanggung
hopeful
medium-paced
Dua bab pertama yang tidak menarik perhatian ku membuat ku hampir saja men-DNF buku ini. Namun, rasa penasaran karena ingin mengetahui perbedaan antara buku dan Tv seri-nya yang ditayangkan di netflix membuat ku kembali membacanya (tentunya ku lewatkan itu dua bab pertama). Dan kagetnya aku ketika tidak bisa berhenti membaca cerita tentang Idroes Moeria, Roemaisa, dan Dasiyah alias Jeng Yah.
Secara keseluruhan, buku ini sangat menarik. Mulai dari topik dan kepintaran penulis dalam mengkaitkan momen-momen bersejarah dengan cerita fiksi ini. Namun, jujur aku katakan bahwa karakter Lebas sebagai salah satu narator kurang pas. Ceritanya menjadi terkesan terpotong-potong dan tidak sealur. Menurut aku akan lebih menarik jika novel ini diceritakan seutuhnya dari sudut pandang ke-tiga.
Akhirnya cukup memuaskan, meskipun aku agak berharap akhirnya sedikit di perpanjang agar tidak berkesan terlalu tergesa-gesa untuk menyelesaikan ceritanya.