Reviews

The Case We Met by Flazia

ossyfirstan's review

Go to review page

4.0

32-2020
Aku ketiduran membaca ini di 5 halaman pertama. Tapi aku teringat, dua minggu lalu, aku ketiduran di dua puluh menit pertama It's Okay Not To Be Okay, tapi ternyata aku menyukainya tatkala melanjutkannya---setelah mungkin berjuta hari tak pernah nonton drakor lagi. Jadi aku pikir, mari kita lanjutkan. Di seratusan halaman pertama, aku kembali ketiduran. Novel ini baru lancar dan langsung habis ketika aku melanjutkannya di 200an hingga selesai. Mungkin hubunganku dengan novel ini sama dengan tiap aku membaca horor seperti Nightmare series Gagas dulu, atau buku Risa Saraswati, yang bukannya ngeri, tiap beberapa lembar aku tertidur. Sekalipun aku menyukainya, aku akan ketiduran dan menghabiskan berhari-hari untuk menyelesaikannya---karena terus ketiduran.

Aku mengacungi jempol-jempolku---total ada 4 jempol di tubuhku-- untuk riset yang terlihat tidak main-main (meski mungkin penulis menganggapnya mainan). Beberapa hal soal kedokteran dan hukum tak begitu kumengerti, tetapi aku tidak memusingkannya karena beberapa hal lain dijelaskan dengan mudah dicerna. Aku suka karena merah jambunya pelan-pelan dan tidak geradakan. Aku suka bagaimana Red digambarkan sebagai muslimah karena sebenarnya aku tak begitu suka novel berbau agama, tetapi TCWM bisa menghadirkan isu agama tanpa jadi buku hidayah. Kukira itu saja, karena short-term-memory yang agak buruk membuatku mulai lupa, tetapi aku menikmati membacanya.
Sukses untuk penulisnya, kutunggu kisah dokter-dokter dan lainnya. XD

taleofbooks's review

Go to review page

4.0

i really enjoyed read this book and it's beyond my expectation! at the first i was thought that "buset ini novel tebel banget sampai 400an halaman", tapi ternyata ini page turning banget!

aduh dokter natan keren deh! wkwkwk

bbubbe's review

Go to review page

3.0

3.5 dari aku!

hellorik's review

Go to review page

5.0

BEST. METROPOP. I. HAVE. EVER. READ.
Just a compilation of my favorite topics: medical and law (...hence, this might be too personal, but IDC). Udah bikin mental note kalau pengin beli fisiknya setelah selesai baca versi ebook ❤️

antaraangin's review

Go to review page

funny lighthearted medium-paced

4.0

destinugrainy's review against another edition

Go to review page

4.0

Redita Harris adalah seorang pengacara yang mengawali karirnya di New York. Dia mengikuti jejak ayah dan kakaknya berkarir di bidang hukum. Kebanyakan klien Dita adalah para wanita dan lansia dengan kasus hukum terkait malapraktik dokter. Kali ini dia ingin membalas budi seorang dokter yang dituntut dengan tuduhan malapraktik. Orang itu tidak lain adalah Nathan, sahabat kakaknya.

Dita sudah lama mengenal Nathan. Sewaktu SMA, Nathan adalah seniornya yang sering terlibat tawuran. Dita takut pada Nathan karena beberapa kali menerima bentakan dari pria itu. Tapi Nathan sudah menolongnya saat pingsan di New York. Lagipula, Dita cukup berpengalaman dengan kasus di bidang kedokteran.

Nathan yang adalah dokter spesialis anastesi, dituduh dengan sengaja melalaikan prosedur pembiusan sehingga mengakibatkan kematian seorang pasien. Istri pasien tersebut menuntut Nathan hingga ke pengadilan. Sebenarnya Nathan menghendaki Rehan, sahabatnya untuk menjadi pengacaranya. Dia tidak mau Dita terlibat. Nathan merasa sulit bersikap pada gadis yang dicintainya dalam diam selama bertahun-tahun. Tapi Dita memaksa, akhirnya Nathan pun menerima. Mungkin ini adalah kesempatan bagi Nathan untuk bisa kembali dekat dengan adik sahabatnya itu.

Novel ini adalah debut penulis di lini metropop, sekaligus karya pertama beliau yang saya baca. Kalau sebelumnya karya beliau sepertinya di kental dengan nuansa ke-Korea-an, kali ini penulis mengambil kota Yogyakarta sebagai latar belakang dengan kisah bernuansa hukum, kedokteran dan islami. Background penulis yang juga seorang dokter, membuat beberapa istilah dan prosedur kedokteran bisa dengan fasih diceritakan. Yang membuka wawasan baru bagi saya adalah bahwa prosedur anastesi yang biasanya "terlihat" sederhana membutuhkan persiapan dan prosedur rumit.

Sebagian besar cerita dalam novel ini adalah tentang persidangan Nathan. Penulis juga mampu menyajikan jalannya persidangan sehingga pembaca seakan-akan bisa hadir di persidangan itu. Dan yang menambah nilai plus novel ini adalah nuansa islami yang hadir, hal yang jarang dijumpai dalam novel metropop.

Overall, saya suka dengan novel ini. Kira-kira akankah ada sekuel menceritakan tentang Rehan dan Ratu? Sepertinya ada sesuatu di antara mereka ;)

apn01's review against another edition

Go to review page

challenging dark informative lighthearted tense medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? It's complicated
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? It's complicated

blackferrum's review

Go to review page

4.0

Redita Harris mendadak tenar setelah beritanya pingsan di pengadilan New York dimuat. Di balik insiden itu Natan kebetulan ada di NY. Singkat cerita, seperti judulnya, The Case We Meet, Dita dan Natan dipertemukan pada kasus malapraktik. Dita sebagai pengacara tergugat dan Natan sebagai terdakwa.

Awal dapat pinjaman buku ini girang banget, karena waktu tunggunya lumayan lama dan novel ini lumayan populer.

Akhirnya dalam waktu yang tumben banget nggak kurang dari 42 jam selesai dan yah aku terkesan. Unsur kedokteran dan hukum kental, sampai aku berpikir apa penulisnya punya 2 profesi, sebagai dokter sekaligus pengacara?

Selain itu, berbeda dengan kebanyakan metropop, buku ini mengangkat unsur islam lumayan kental, jadi merasa baper. Apalagi prinsip Dita dan Natan yang sama-sama menjaga pandangan, duh tambah-tambahlah. Udah persis lihat drama Korea versi buku.

Sebenernya bisa aja dapat 5 bintang, tapi ada beberapa detail yang menurutku tidak perlu (atau mungkin memang itu ciri khas penulis, dunno) dan kesannya malah mengganggu.

Rekomen bagi para pencinta romance medical-law.

claravisthereader's review

Go to review page

4.0

Bagaimana jadinya kalau hukum + medis + romansa religi dengan cowok dingin, cowok nyebelin, dan cewek kuat? Ya jadinya buku ini. Aku suka bagaimana latar hukum dan medisnya kuat tapi ga menjadikan infonya jadi ga penting (ngerti ga si wkwk). Aku suka bagaimana penulis menggambarkan sifat para tokoh - terutama kita sukses dibikin kesel sama Adam (GRRRR SEBAL SEBAL SEBAL).

Kurekomendasikan, tapi ingatlah kalau romansa di buku ini mengarah ke romansa religi ya. Biar ga kaget.

autumnfallreader's review

Go to review page

4.0

Aku enggak berekspektasi apa-apa sama buku ini. Malah lebih cenderung skeptis karena "Ini novel romance tebel amat ampe 400san. Ngomongin apaan?" (Lupa kalau Winter in Tokyo dan Sunshine juga 400 san