Take a photo of a barcode or cover
Graphic: Drug use, Gun violence, Kidnapping, Murder, Fire/Fire injury, Gaslighting
Moderate: Rape
Graphic: Death, Gun violence, Blood, Fire/Fire injury
Moderate: Child death, Rape
Graphic: Death, Gun violence, Murder, Fire/Fire injury
Moderate: Child death, Rape, Sexual assault, Kidnapping
Minor: Cancer, Drug use, Grief
Graphic: Gun violence, Blood
Moderate: Rape
Moderate: Gun violence
Minor: Drug use, Blood
Graphic: Gun violence, Violence
Minor: Sexual assault, Sexual violence, Stalking
Graphic: Child death, Gun violence
❝Beberapa orang sangat pintar menyembunyikan siapa diri mereka sesungguhnya.❞ -p. 210
Pip meluncurkan siniarnya, Panduan Membunuh dari Anak Baik-Baik (PMDABB), bersama Ravi Singh. Sebuah siaran true-crime yang membahas kelanjutan pengadilan para tersangka kasus pembunuhan Andie Bell dan Sal Singh. Dan Pip hanya menyiarkan hasil pengadilan, dia tidak lagi menjadi detektif. Sampai Jamie Reynolds, kakak dari sahabatnya, Connor, menghilang. Bagai berpacu dengan waktu, Pip berusaha menyelamatkan "si anak baik". Namun, justru peristiwa pelik nan gelap malah membawanya lebih dalam. Dan Pip tidak bisa mundur lagi.
Ini merupakan buku kedua dari trilogi Panduan Membunuh dari Anak Baik-Baik (PMDABB). Kali ini penyelidikannya lebih mendalam, teratur, detail, terperinci, dan dilengkapi pula dengan foto-foto temuan bukti yang mengarah ke hilangnya Jamie Reynolds—tak lupa denah dan peta. Sebagai pembaca, aku diajak untuk melakukan investigasi dan penyelidikan bersama Pip. Seru banget!
Di sini pun, karakter Pip terlihat mulai lebih "tenang"—meskipun di akhir dia tetep kemerungsung sih, tapi aku melihat itu memang ciri khasnya. Pip pun lebih profesional. Dia mengetahui bahwa dia memiliki "massa" dan pengikut siniarnya, sehingga menggunakannya sebagai tambahan dan second opinion dalam memecahkan kasus.
Interaksi dan dinamika Pip dan Ravi Singh sebagai power couple, dyemn ... they're so hot! Ibaratnya Pip itu gas dan Ravi itu remnya. Ravi selalu mendukung setiap keputusan Pip. Where is my Ravi in my Pip's heart? :""
❝Kau tidak sendirian di sini, jadi berhentilah mendorong orang-orang pergi. Berhentilah mendorongku pergi.❞ - p. 333
Plot dan story line ditulis dengan sangat rapi. Dan BOOM menjelang akhir. Tidak tertebak. Dan ending-nya sangat memilukan. Anehnya, aku "benci" tokoh itu di buku pertama, lalu di akhir buku kedua malah "bersimpati" kepadanya. Memang penulisnya pandai membuat hati pembaca rollercoaster. Ending-nya menggantung karena semua penyelesaiannya ada di buku ketiganya.
Akhir kata, bagi penyuka thriller mystery dengan tokohnya anak remaja dan ingin diajak investigasi bareng, buku ini direkomendasikan.
Sukaaakk! 💐
Graphic: Gun violence, Blood, Murder
Graphic: Blood
Moderate: Death, Gun violence
Graphic: Death, Fire/Fire injury
Moderate: Body horror, Child death, Drug use, Emotional abuse, Gun violence, Violence, Blood, Grief, Murder
Minor: Addiction, Genocide, Rape, Kidnapping, Death of parent, Toxic friendship