Take a photo of a barcode or cover
Poignat. This novel is gripping.
Two questions clouded on my mind after finishing this novel.
"Does my mom sacrifices a lot just to raise me up?"
"Does she resent all of her wishes just to fulfill mine?"
Two questions clouded on my mind after finishing this novel.
"Does my mom sacrifices a lot just to raise me up?"
"Does she resent all of her wishes just to fulfill mine?"
I wanted to read this book for quite a while and I finally did it. The story was a little bit different from what I have imagined, but I enjoyed it nonetheless. The book deals with a lot of different themes. It is a really impactful story about motherhood, family dynamics, love, grief and regret. The portrayal of the mother was so captivating and kind of disturbing. It took me some time to get used to the second person writing. Looking back this was such an interesting choice from the author. I will probably think about this book for a long time.
Novel ini bercerita tentang seorang Ibu yang hilang karena tertinggal kereta. Sang Ibu memiliki seorang suami dan 5 orang anak. Ada 5 bagian dalam novel ini. Bagian pertama menceritakan Chi-hoon, anak perempuan pertama. Bagian kedua menceritakan Hyong-chol, anak laki-laki pertama. Bagian ketiga menceritakan sang suami. Bagian keempat menceritakan sang Ibu dan anak perempuan kedua. Dan bagian kelima kembali kepada Chi-hoon dalam fase penerimaan.
Penulisannya sangat unik dan seru, karena di setiap bab-nya kita diajak menebak dari sudut pandang siapa bagian ini diceritakan. Aku bisa merasakan bagaimana sedihnya, marahnya, menyesalnya, dan putus asa-nya setiap tokoh dalam usaha mencari ibundanya. Jujur, amaze sekali dengan penulisnya yang bisa membangun cerita yang sangat detail. rinci, runut, dan terlihat nyata sekali. Aku serasa membaca novel yang suatu saat bisa jadi diadaptasi menjadi film. It's gonna be so cool!
Membaca novel ini sangat menguras emosi sekali, terkadang juga menangis. Bagaimana tidak, sepanjang membacanya kita dihadapkan keadaan-keadaan yang terkadang kita lakukan pada Ibu, setidaknya buatku sih. Melihat perlakuan Chi-hon yang kadang menjawab dengan ketus, kaku, dingin, dan marah, mengingatkanku akan diriku yang kadang berlaku seperti itu. Kupikir tidak penting juga untuk Ibu tahu dengan urusanku, tapi ternyata Ibu rindu akan dunianya bersamaku. Maafkan anakmu ini ya bu..
Buatku, menjadi seorang ibu adalah pilihan yang berat. Ketika kita memilih menjadi seorang ibu, artinya kita sudah siap untuk berkorban.
"Mana bisa kita hanya melakukan apa yang kita sukai? Ada hal-hal yang mesti dilakukan, entah suka atau tidak.' (hlm.74)
Berkorban untuk segalanya. Berkorban memasak tiap hari untuk memelihara keluarganya. Berkorban menjadi guru dari bayi sampai dewasa. Berkorban waktu dan tenaga.
"Jadi, kenapa sejak semula kita melihat Ibu hanya sebagai Ibu? Dia tidak mempunyai kesempatan untuk mengejar impian-impiannya, dan seorang diri dia menghadapi segala sesuatu yang ditimpakan zamannya, kemiskinan dan kesedihan, ..." (hlm. 271)
Ya, itulah yang dilakukan Ibu. Ibu dulu pernah menjadi bayi, balita, remaja, dewasa, hingga menjadi Ibu kita. Aku pernah bertanya padanya, "Ibu dulu cita-citanya apa?" Katanya beliau dulu berandai-andai menjadi seorang banker, setiap hari ke kantor memakai seragam banker, duduk di meja kantor dan sibuk menyelesaikan pekerjaannya. Tapi apa daya, beliau tak pernah menggapainya, hingga sekarang menjadi ibuku.
Penyesalan yang selalu datang di akhir. Itulah inti dari novel ini. Novel ini seakan-akan mengingatkan kepada kita untuk "jangan sepertiku, lekas lihat, peluk, cium, dan sayangi ibumu."
Saran untuk pembaca: KALIAN HARUS BACA BUKU INI TITIK. Benar-benar deh, buku ini harus dibaca semua manusia sebagai reminder buat kita semua. Last but not least, terima kasih banyak untuk Ibuku tercinta, tanpamu aku nggak akan ada di titik ini.
Penulisannya sangat unik dan seru, karena di setiap bab-nya kita diajak menebak dari sudut pandang siapa bagian ini diceritakan. Aku bisa merasakan bagaimana sedihnya, marahnya, menyesalnya, dan putus asa-nya setiap tokoh dalam usaha mencari ibundanya. Jujur, amaze sekali dengan penulisnya yang bisa membangun cerita yang sangat detail. rinci, runut, dan terlihat nyata sekali. Aku serasa membaca novel yang suatu saat bisa jadi diadaptasi menjadi film. It's gonna be so cool!
Membaca novel ini sangat menguras emosi sekali, terkadang juga menangis. Bagaimana tidak, sepanjang membacanya kita dihadapkan keadaan-keadaan yang terkadang kita lakukan pada Ibu, setidaknya buatku sih. Melihat perlakuan Chi-hon yang kadang menjawab dengan ketus, kaku, dingin, dan marah, mengingatkanku akan diriku yang kadang berlaku seperti itu. Kupikir tidak penting juga untuk Ibu tahu dengan urusanku, tapi ternyata Ibu rindu akan dunianya bersamaku. Maafkan anakmu ini ya bu..
Buatku, menjadi seorang ibu adalah pilihan yang berat. Ketika kita memilih menjadi seorang ibu, artinya kita sudah siap untuk berkorban.
"Mana bisa kita hanya melakukan apa yang kita sukai? Ada hal-hal yang mesti dilakukan, entah suka atau tidak.' (hlm.74)
Berkorban untuk segalanya. Berkorban memasak tiap hari untuk memelihara keluarganya. Berkorban menjadi guru dari bayi sampai dewasa. Berkorban waktu dan tenaga.
"Jadi, kenapa sejak semula kita melihat Ibu hanya sebagai Ibu? Dia tidak mempunyai kesempatan untuk mengejar impian-impiannya, dan seorang diri dia menghadapi segala sesuatu yang ditimpakan zamannya, kemiskinan dan kesedihan, ..." (hlm. 271)
Ya, itulah yang dilakukan Ibu. Ibu dulu pernah menjadi bayi, balita, remaja, dewasa, hingga menjadi Ibu kita. Aku pernah bertanya padanya, "Ibu dulu cita-citanya apa?" Katanya beliau dulu berandai-andai menjadi seorang banker, setiap hari ke kantor memakai seragam banker, duduk di meja kantor dan sibuk menyelesaikan pekerjaannya. Tapi apa daya, beliau tak pernah menggapainya, hingga sekarang menjadi ibuku.
Penyesalan yang selalu datang di akhir. Itulah inti dari novel ini. Novel ini seakan-akan mengingatkan kepada kita untuk "jangan sepertiku, lekas lihat, peluk, cium, dan sayangi ibumu."
Saran untuk pembaca: KALIAN HARUS BACA BUKU INI TITIK. Benar-benar deh, buku ini harus dibaca semua manusia sebagai reminder buat kita semua. Last but not least, terima kasih banyak untuk Ibuku tercinta, tanpamu aku nggak akan ada di titik ini.
challenging
emotional
inspiring
reflective
sad
slow-paced
Plot or Character Driven:
A mix
Strong character development:
Complicated
Loveable characters:
Yes
Diverse cast of characters:
N/A
Flaws of characters a main focus:
Yes
Perbedaan sudut pandang yang digunakan dalam novel ini menciptakan pengalaman membaca yang luar biasa menarik. Ada penggunaan sudut pandang orang kedua dari berbagai sisi, yakni Chi-hon (anak kedua perempuan) dan suami; sudut pandang orang ketiga dari sisi Hyong-chol (anak pertama laki-laki); serta sudut pandang orang pertama dari sisi Ibu (Park So-nyo). Perubahan sudut pandang ini terjadi di setiap pergantian bab. Dengan demikian, pembaca harus beradapasi di tiap babnya untuk masuk ke penceritaannya. Hal ini menjadi kelebihan sekaligus kekurangan novel karena sedikit membuat bingung dan membutuhkan upaya ekstra untuk memahami cerita.
Novel ini mengajak pembaca untuk menyadari peran ibu di rumah, memperhatikannya, dan mengapresiasinya.
Novel ini mengajak pembaca untuk menyadari peran ibu di rumah, memperhatikannya, dan mengapresiasinya.
Having lost my mom didn't make reading this one easy - but it made it easy at the same time. Does that even make sense?
It's just one of those books that really hits you right in the feels. I mean, seriously, I was not prepared for the emotional rollercoaster it took me on. From the very first page, I found myself totally invested in the characters [ the kids, the dad, the mom, and even the friend ] and their journey. And let me tell you, there were definitely tears involved. Like, I'm talking about full-on ugly crying here. The way it explores the relationship between a mother and her family just hit way too close to home. I couldn't help but think about my own mom and how much I miss her. It's a beautiful tribute to all the moms out there, and it left me feeling grateful for the love and sacrifices my own mom has made for me. So yeah, four stars from me for sure. But fair warning, have some tissues handy when you read this one.
It's just one of those books that really hits you right in the feels. I mean, seriously, I was not prepared for the emotional rollercoaster it took me on. From the very first page, I found myself totally invested in the characters [ the kids, the dad, the mom, and even the friend ] and their journey. And let me tell you, there were definitely tears involved. Like, I'm talking about full-on ugly crying here. The way it explores the relationship between a mother and her family just hit way too close to home. I couldn't help but think about my own mom and how much I miss her. It's a beautiful tribute to all the moms out there, and it left me feeling grateful for the love and sacrifices my own mom has made for me. So yeah, four stars from me for sure. But fair warning, have some tissues handy when you read this one.
challenging
emotional
sad
slow-paced
Plot or Character Driven:
Character
Strong character development:
Yes
Loveable characters:
Complicated
Diverse cast of characters:
Yes
Flaws of characters a main focus:
Yes
Koreanskt familjedrama. Utspelar sig både i urban miljö och bland persimonträd.
emotional
reflective
sad
medium-paced
Plot or Character Driven:
Character
Strong character development:
Complicated
Loveable characters:
Complicated
Diverse cast of characters:
N/A
Flaws of characters a main focus:
Complicated