Take a photo of a barcode or cover
That was a really good end to a series. Really. The characters grew, and changed. The plot never repeated itself, and even connected all together in the end. And a follow-up plot was introduced, which I am very much looking forward to. That was a really great series. C=
This was a great conclusion to a wonderful series! It leaves the readers ready for the next series: the TodHunter Moon Trilogy (which is great so far, by the way)! With twins, Magyk, Alchemie, Physik, Darke, mysteries puddles, and much more, the last Septimus Heap book does not disappoint!
It's taken me almost an entire year, but I've FINALLY finished the series! I'm glad I reread these books (or, in this case, read it for the first time), but I'm also very excited to be done with them.
'Fyre' was a good ending to the Septimus Heap stories and tied everything up nicely, but I'm not sure that the individual narrative for the book as a whole was particularly memorable - I can barely remember the villain's names and I just finished it.
Some overall thoughts on the series:
- My main issue is that in every book without fail, the plot described in the blurb takes around half of the book's length to come up. The first half or so seems to be detailing how the characters deal with the events of the last book - although some of this is necessary, it often feels like it just goes on for too long and the actual action doesn't go on for long enough.
- There is so much more description than I remember there being when I first read these books! Everything is so richly painted and visualised so wonderfully. I thought that aspect of it was great.
'Fyre' was a good ending to the Septimus Heap stories and tied everything up nicely, but I'm not sure that the individual narrative for the book as a whole was particularly memorable - I can barely remember the villain's names and I just finished it.
Some overall thoughts on the series:
- My main issue is that in every book without fail, the plot described in the blurb takes around half of the book's length to come up. The first half or so seems to be detailing how the characters deal with the events of the last book - although some of this is necessary, it often feels like it just goes on for too long and the actual action doesn't go on for long enough.
- There is so much more description than I remember there being when I first read these books! Everything is so richly painted and visualised so wonderfully. I thought that aspect of it was great.
Rasanya saya tidak mau percaya kalau seri petualangan Septimus sudah tamat. Jadi ingat waktu pertama kali berkenalan dengan Septimus. Rasanya sudah lama sekali. Dulu kakak saya membeli buku Magyk karena covernya keren.
Tapi setelah dibaca, ceritanya tidak sekeren covernya. Apalagi waktu itu ada testimonial yang mengatakan kalau Septimus adalah the next Harry Potter. Hahhah, saat itu Harry sedang booming2nya, dan cerita Septimus dengan dunia Magyk-nya yang kelam menurut saya masih kalah jauh dengan dunia sihir Harry.
Untungnya saya selalu keki kalau tidak menamatkan sebuah seri. Saya masih bertahan untuk membeli buku kedua Septimus Heap, Flyte. Flyte sendiri, masih tidak terlalu menarik. Tapi lumayan, lebih seru dari Magyk.
Sampai akhirnya saya membeli Physik dan Queste berbarengan, membacanya keduanya langsung secara berurutan, dan sejak itu saya jatuh cinta setengah mati dengan Septimus. Saya hampir galau tingkat dewa menunggu terbitnya Syren. Dan kecewa luar biasa saat mengetahui kalau Darke dan Fyre tidak bakalan diterjemahkan.
Sampai saat event Secret Santa 2013, Santa saya, Tammy, secara mengejutkan memberikan saya Darke edisi bahasa Inggris. Tidak bisa digambarkan bagaimana senangya saya saat itu. Saya tidak akan pernah berhenti mengucapkan terima kasih kepada Tammy karena telah membawa saya kembali kepada Septimus. *peluk Tammy*.
Tidak lama berselang, penerbit Mizan mengumumkan akan menerjemahkan 2 seri terakhir seri Septimus Heap. Saya pun dengan antusias menunggu terbitnya Fyre. Sayangnya harganya membuat saya sempat terjungkal di toko buku Gramedia Banjarmasin. Saya yang saat itu sudah bekerja dan merantau di kota orang tidak bisa lagi dengan seenaknya mengeluarkan uang untuk membeli buku. Dengan sabar saya menunggu event Buku Murah Mizan yang biasanya rutin diadakan di kota tempat saya tinggal.
Begitu event itu hadir, tanpa membuang waktu, saya langsung membeli Fyre walaupun hanya didiskon 15%. Saking antusiasnya saya, saya sampai lupa kalau saya sudah memasukkan buku Fyre didalam wishlist Secret Santa 2014. Dengan cemas, saya berharap Santa saya tidak memilih buku Fyre untuk dijadikan hadiah.
Dan inilah akhirnya, Fyre sudah ada di tangan saya. Sempat terpukau saat membuka bungkusnya karena Fyre tampak begitu cantik. Apalagi setelah disampul. Saya galau saat ingin mulai membaca karena inilah buku akhir petualangan Septimus.
Dengan menarik napas panjang, saya pun memberanikan diri untuk mulai membaca, dan saya langsung larut dalam cerita petualangan Septimus. Buku setebal 687 halaman ini langsung saya tamatkan sekali duduk.
Ceritanya .... bagus sekali.
Pasca berhasil menyegel cincin bermuka dua yang jahat, Septimus dan kawan-kawan mulai menyiapkan Fyre untuk menghancurkan cincin tersebut. Sayang, ada yang dirahasiakan oleh Marcellus terhadap Septimus dan Marcia sehubungan dengan Fyre yang dinyalakannya dan bencana hebat alkemi yang menghancurkan reputasinya beratus tahun silam. Beetle yang cerdik menemukan bukti bahwa Marcellus sedang menyembunyikan sesuatu. Namun, Marcellus lebih cerdik lagi untuk berpura-pura menutupi perbuatannya.
Sementara itu, Septimus masih jadi murid yang diperebutkan. Marcia dan Marcellus masih ngotot untuk menjadikan Septimus murid mereka masing-masing. Septimus sendiri bingung memilih apakah dia mau menjadi seorang penyihir atau seorang alkemi.
Dengan bimbang, Septimus memutuskan untuk memilih Magyk. Dan betapa kecewanya Septimus saat mengetahui posisinya sebagai murid alkemi digantikan oleh Simon.
Saat Fyre sudah dinyalakan, dan Marcellus siap membeberkan rahasianya kepada para penyihir, cincin bermuka dua yang menjadi masalah dicuri oleh saudara kembar Silas Heap. Bencana pun kembali terjadi. Penyihir jahat yang terkurung di dalam cincin berhasil melepaskan diri dan ingin menghancurkan Fyre yang dengan susah payah dinyalakan dan dijaga oleh Marcellus Pye.
Belum lagi perseteruan lawas antara penyihir cincin dengan Ratu membuat nyawa Jenna terancam. Hanya Ratu yang bisa menyegel kembali penyihir cincin dan untungnya Jenna tahu caranya. Hanya saja mantra yang dilafalkan oleh Jenna tidak berfungsi. Ada yang salah dengan mantaranya dan hanya Penyihir Luar Biasa pertama yang tahu bagaimana cara memperbaikinya. Dan ini membawa Septimus mau tidak mau harus kembali ke rumah Foryx untuk menemui si Penyihir Luar Biasa.
Di petualangan Septimus kali ini, hampir semua tokoh dari buku pertama sampai keenam muncul. Bahkan Dom Daniel juga. Sedih sekali harus mengucapkan selamat tinggal kepada mereka semua. Diakhir kisah, Septimus akhirnya memberitahukan setting waktu dan jujur saya kaget saat mengetahuinya.
Senang sekali melihat perkembangan Septimus. Dari awalnya hanya seorang bocah menyedihkan yang hampir mati kedinginan karena menjadi laskar penjaga sampai menjadi Murid Penyihir Luar Biasa yang begitu pintar.
Saya juga terkesan tentang bagaimana Septimus akhirnya harus memilih salah satu cabang ilmu yang benar-benar dicintainya. Seperti kata Simon, kadang tidak semua yang kita inginkan menjadi milik kita. Saya juga terkesan dengan Simon yang akhirnya merelakan jabatan sebagai Murid Penyihir Luar Biasa menjadi milik Septimus. Akhirnya, kesediaannya untuk mengakui kesalahan membawa akhir yang manis.
Ada lagi yang saya suka dari cerita Septimus. Tentang bagaimana si penulis mampu menyelipkan adegan humor bahkan di saat serius-seriusnya sekalipun. Lucu sekali memikirkan bahkan orang segalak Marcia pun bisa bersikap konyol. Belum lagi yang sudah konyol dari sananya seperti Jim Knee :D
Ngomong-ngomong, saya sebelumnya tidak pernah mempemasalahkan masalah terjemahan karena saya tidak pernah membandingkan antara terjemahan yang satu dengan yang lain atau membandingkan sebuah terjemahan dengan versi aslinya. Nah, untuk seri Septimus Heap ini, untuk pertama kalinya, saya akhirnya mengalami membaca tiga versi sekaligus. Untuk buku 1-5 saya membaca terjemahan dari penerbit Matahati, buku ke-6 versi asli, dan buku ke-7 versi terjemahan penerbit Mizan. Ternyata memang terasa beda ya, hahhahhh.*baru tahu*.
At last, seri Septimus Heap sudah menjadi salah satu seri terfavorit saya dan selalu mendapat nilai 5 dari 5 bintang untuk semua bukunya. It was amazing. Always :D
Tapi setelah dibaca, ceritanya tidak sekeren covernya. Apalagi waktu itu ada testimonial yang mengatakan kalau Septimus adalah the next Harry Potter. Hahhah, saat itu Harry sedang booming2nya, dan cerita Septimus dengan dunia Magyk-nya yang kelam menurut saya masih kalah jauh dengan dunia sihir Harry.
Untungnya saya selalu keki kalau tidak menamatkan sebuah seri. Saya masih bertahan untuk membeli buku kedua Septimus Heap, Flyte. Flyte sendiri, masih tidak terlalu menarik. Tapi lumayan, lebih seru dari Magyk.
Sampai akhirnya saya membeli Physik dan Queste berbarengan, membacanya keduanya langsung secara berurutan, dan sejak itu saya jatuh cinta setengah mati dengan Septimus. Saya hampir galau tingkat dewa menunggu terbitnya Syren. Dan kecewa luar biasa saat mengetahui kalau Darke dan Fyre tidak bakalan diterjemahkan.
Sampai saat event Secret Santa 2013, Santa saya, Tammy, secara mengejutkan memberikan saya Darke edisi bahasa Inggris. Tidak bisa digambarkan bagaimana senangya saya saat itu. Saya tidak akan pernah berhenti mengucapkan terima kasih kepada Tammy karena telah membawa saya kembali kepada Septimus. *peluk Tammy*.
Tidak lama berselang, penerbit Mizan mengumumkan akan menerjemahkan 2 seri terakhir seri Septimus Heap. Saya pun dengan antusias menunggu terbitnya Fyre. Sayangnya harganya membuat saya sempat terjungkal di toko buku Gramedia Banjarmasin. Saya yang saat itu sudah bekerja dan merantau di kota orang tidak bisa lagi dengan seenaknya mengeluarkan uang untuk membeli buku. Dengan sabar saya menunggu event Buku Murah Mizan yang biasanya rutin diadakan di kota tempat saya tinggal.
Begitu event itu hadir, tanpa membuang waktu, saya langsung membeli Fyre walaupun hanya didiskon 15%. Saking antusiasnya saya, saya sampai lupa kalau saya sudah memasukkan buku Fyre didalam wishlist Secret Santa 2014. Dengan cemas, saya berharap Santa saya tidak memilih buku Fyre untuk dijadikan hadiah.
Dan inilah akhirnya, Fyre sudah ada di tangan saya. Sempat terpukau saat membuka bungkusnya karena Fyre tampak begitu cantik. Apalagi setelah disampul. Saya galau saat ingin mulai membaca karena inilah buku akhir petualangan Septimus.
Dengan menarik napas panjang, saya pun memberanikan diri untuk mulai membaca, dan saya langsung larut dalam cerita petualangan Septimus. Buku setebal 687 halaman ini langsung saya tamatkan sekali duduk.
Ceritanya .... bagus sekali.
Pasca berhasil menyegel cincin bermuka dua yang jahat, Septimus dan kawan-kawan mulai menyiapkan Fyre untuk menghancurkan cincin tersebut. Sayang, ada yang dirahasiakan oleh Marcellus terhadap Septimus dan Marcia sehubungan dengan Fyre yang dinyalakannya dan bencana hebat alkemi yang menghancurkan reputasinya beratus tahun silam. Beetle yang cerdik menemukan bukti bahwa Marcellus sedang menyembunyikan sesuatu. Namun, Marcellus lebih cerdik lagi untuk berpura-pura menutupi perbuatannya.
Sementara itu, Septimus masih jadi murid yang diperebutkan. Marcia dan Marcellus masih ngotot untuk menjadikan Septimus murid mereka masing-masing. Septimus sendiri bingung memilih apakah dia mau menjadi seorang penyihir atau seorang alkemi.
Dengan bimbang, Septimus memutuskan untuk memilih Magyk. Dan betapa kecewanya Septimus saat mengetahui posisinya sebagai murid alkemi digantikan oleh Simon.
Saat Fyre sudah dinyalakan, dan Marcellus siap membeberkan rahasianya kepada para penyihir, cincin bermuka dua yang menjadi masalah dicuri oleh saudara kembar Silas Heap. Bencana pun kembali terjadi. Penyihir jahat yang terkurung di dalam cincin berhasil melepaskan diri dan ingin menghancurkan Fyre yang dengan susah payah dinyalakan dan dijaga oleh Marcellus Pye.
Belum lagi perseteruan lawas antara penyihir cincin dengan Ratu membuat nyawa Jenna terancam. Hanya Ratu yang bisa menyegel kembali penyihir cincin dan untungnya Jenna tahu caranya. Hanya saja mantra yang dilafalkan oleh Jenna tidak berfungsi. Ada yang salah dengan mantaranya dan hanya Penyihir Luar Biasa pertama yang tahu bagaimana cara memperbaikinya. Dan ini membawa Septimus mau tidak mau harus kembali ke rumah Foryx untuk menemui si Penyihir Luar Biasa.
Di petualangan Septimus kali ini, hampir semua tokoh dari buku pertama sampai keenam muncul. Bahkan Dom Daniel juga. Sedih sekali harus mengucapkan selamat tinggal kepada mereka semua. Diakhir kisah, Septimus akhirnya memberitahukan setting waktu dan jujur saya kaget saat mengetahuinya.
Senang sekali melihat perkembangan Septimus. Dari awalnya hanya seorang bocah menyedihkan yang hampir mati kedinginan karena menjadi laskar penjaga sampai menjadi Murid Penyihir Luar Biasa yang begitu pintar.
Saya juga terkesan tentang bagaimana Septimus akhirnya harus memilih salah satu cabang ilmu yang benar-benar dicintainya. Seperti kata Simon, kadang tidak semua yang kita inginkan menjadi milik kita. Saya juga terkesan dengan Simon yang akhirnya merelakan jabatan sebagai Murid Penyihir Luar Biasa menjadi milik Septimus. Akhirnya, kesediaannya untuk mengakui kesalahan membawa akhir yang manis.
Ada lagi yang saya suka dari cerita Septimus. Tentang bagaimana si penulis mampu menyelipkan adegan humor bahkan di saat serius-seriusnya sekalipun. Lucu sekali memikirkan bahkan orang segalak Marcia pun bisa bersikap konyol. Belum lagi yang sudah konyol dari sananya seperti Jim Knee :D
Ngomong-ngomong, saya sebelumnya tidak pernah mempemasalahkan masalah terjemahan karena saya tidak pernah membandingkan antara terjemahan yang satu dengan yang lain atau membandingkan sebuah terjemahan dengan versi aslinya. Nah, untuk seri Septimus Heap ini, untuk pertama kalinya, saya akhirnya mengalami membaca tiga versi sekaligus. Untuk buku 1-5 saya membaca terjemahan dari penerbit Matahati, buku ke-6 versi asli, dan buku ke-7 versi terjemahan penerbit Mizan. Ternyata memang terasa beda ya, hahhahhh.*baru tahu*.
At last, seri Septimus Heap sudah menjadi salah satu seri terfavorit saya dan selalu mendapat nilai 5 dari 5 bintang untuk semua bukunya. It was amazing. Always :D
adventurous
funny
hopeful
lighthearted
medium-paced
Plot or Character Driven:
Plot
Strong character development:
Yes
Loveable characters:
Yes
Diverse cast of characters:
No
Flaws of characters a main focus:
Yes
A lovely conclusion to the series, I had forgotten how well it ties together things from all seven books.
I don't have much to say except Fyre is the perfect ending on this series. It wraps up any loose threads from earlier books and is just as good as any of the other books.
Needless to say, I'll be re-reading this series more than once!
The book rating: 5/5 stars
Series rating: 4.5/5 stars
Needless to say, I'll be re-reading this series more than once!
The book rating: 5/5 stars
Series rating: 4.5/5 stars
I really enjoyed this book in a way I haven't enjoyed a Septimus Heap book since Flyte. I did worry a little bit that maybe the reason why I wasn't loving them so much was that I had simply grown too old, luckily, I have just discovered that this is not the case. However, I do have one slight grumble. All the interesting stuff that I really wanted to hear about was in the back pages! I was waiting for a nice, tear-jerking death for Aunt Zelda, but it was explained in a sentence, I think a much bigger deal could have been made out of this idea and many others. I preferred Marcia's character in this book as I have always found her a little irritating, here she was more willing to accept the fact that she's not always right. Merrin's involvement in the story was vaguely unnecessary, but at least the bit with Nursie in the Stranger Chamber provided some "comic relief", so to speak. I found the prologue description of the creation of the two faced ring a bit tedious and, in general, I think there were far too many ExtraOrdinary Wizards (Marcia Overstrand, Alther Mella, Julius Pike, Hotep-Ra, and Septimus Heap for a bit too) I have nothing against any of these characters, but having them all around at the same time was a bit too much. I loved the Sherlock Holmes quote about eliminating the impossible, oh, and the ghost of Jillie Djinn on the sofa is my new favourite character.
A decent conclusion to this series. I liked it. Still no explanation about the random real world gadgets and tech that happen to crop up occasionally in the narrative. Kinda annoyed about that.