Take a photo of a barcode or cover
3.63 AVERAGE
3.63 AVERAGE
I'd like to give this 3 and a half stars, but because I'm feeling uncomfortably hot (the weather's fault, not the book's) and heading for quite grumpy, I'm rounding it down. Maybe that's a bit mean (yes, definitely heading towards the grumpily overheated), but I figured that the author doesn't need my approval to sell more books (with plenty more titles in the series already published) and so my star-rating is therefore immaterial. Also, I'm uncertain whether I'll follow up the rest of the series, so I can hardly give it a higher rating.
Having said that, this book is fun and I'll be more than happy to recommend it to potential buyers that ask my (part-time bookshop staff) opinion. It uses some great mythology, 'explains' the story of Atlantis and earlier races on Earth, and has nicely described magic. I found the characters a little wooden and the dialogue a little forced at times, but for a quick and easy read that didn't bother me too much.
Having said that, this book is fun and I'll be more than happy to recommend it to potential buyers that ask my (part-time bookshop staff) opinion. It uses some great mythology, 'explains' the story of Atlantis and earlier races on Earth, and has nicely described magic. I found the characters a little wooden and the dialogue a little forced at times, but for a quick and easy read that didn't bother me too much.
I'm just finally getting around to this one even though it's been out for a while, but the series has been a regular request by young readers, many of whom seem very excited about it, so a couple of weeks ago when I wanted something to listen to while working around the house I decided to give it a try. It didn't really excite me, and I've been sitting on it all week trying to find inspiration for something to say in a review. This afternoon I decided to gain a little momentum by seeing what others have said in their reviews, and I can see I'm not alone in my lack of enthusiasm. It would be a two-star, "it's okay" rating from my experience and the writing in general, but I'm giving it an extra star because it does have good appeal for the right readers, which I've seen as a librarian.
I can’t believe I’ve waited this long to read this!!! Loved it!!!!
Buku tebal tercepat yang pernah saya baca.
Bagaikan Nick Fleming, eh, Flamel bersama Josh dan Sophie Newman yang dikejar-kejar John Dee, Morrigan hingga Bastet karena menyimpan dua lembar terakhir dari Codex, buku Abraham Sang Magus, saat The Alchemyst ini saya kuasai banyak orang di luar sana yang mengejar-ngejar saya. Ini karena saya ambil dari Mahbubi (kelas 5) yang belum selesai membacanya pada Jumat siang lalu. Padahal Mahbubi juga meminjamnya dari Faisal (kelas 2) yang telah mendaftarkannya di perpustakaan untuk masa pinjaman kedua karena dia belum selesai membacanya. Padahal lagi, Iyas (kelas 2) sudah mengantri untuk meminjamnya setelah Faisal, belum lagi Bu Latifah (Kepala SMA) nampaknya sudah berminat membacanya setelah saya. Apa boleh buat, sambil menanti kereta menuju Jakarta kemarin malam, buku ini saya kebut karena Senin besok saya sudah berjanji mengembalikannya untuk dibaca oleh Iyas. Sampai di rumah, hanya terkejar sekian halaman karena lelah dan tertidur, maka baru tadi pagi buku ini akhirnya kelar. Huuuuffff... petualangan mengejar buku perpustakaan paling dramatis... :)
Oh ya, cerita bukunya sendiri tentang apa yah? Semata sebuah petualangan berbau "magic" atau sihir kuno karena:
1) melibatkan tokoh-tokoh yang immortal, berusia ratusan hingga puluhan ribu tahun
2) mencampur berbagai mitologi,dongeng, legenda dan sejarah dalam untaian peristiwa yang konon saling berkaitan (contoh: ada sphinx dan pterodactyl "hidup" di San Fransisco. loh!)
3) selain itu, tokoh-tokoh di buku ini mampu menciptakan mahkluk tak bernyawa namun mampu dikendalikan. Dalam bahasa zaman sekarang, mereka disebut "robot", namun karena setting cerita sudah dibangun lintas waktu dan tempat, maka mahkluk2 ini disebut "golem", "lacra", "torc" dan lain-lain.
Seperti banyak cerita lain, terlalu banyak unsur kebetulan (buat saya) yang menjadikan si kembar Sophie dan Josh Newman sebagai pelaku utama cerita. Jalan ceritanya sudah cukup ramai dan seharusnya mendebarkan. Tapi entahlah, unsur mendebarkan dan emosi-emosi lainnya tidak terasa di sini. Kita seperti mendengarkan saja peristiwa demi peristiwa yang disaksikan pengarang; sangat detil dan membuat kita seperti melihatnya sendiri. Sayangnya saksi tersebut kurang berempati pada kejadian, jadi kita bisa menganggapnya sebagai peristiwa biasa.
Bukan berarti lantas saya percaya bahwa Nicholas Flamel atau John Dee benar-benar kenal [b:William Shakespeare|18135|Romeo and Juliet|William Shakespeare|http://ecx.images-amazon.com/images/I/51XTDJ3P4XL._SL75_.jpg|3349450], yah. Sebagai sebuah kemungkinan, hal itu masuk akal, sama seperti masuk akalnya bahwa di masa Babilonia, seorang gadis pernah dijodohkan untuk menjadi permaisuri Nebukadnezar (tapi gadis itu tak harus Scathach, kan?). Kalau buku ini saya kebut, selain alasan yang sudah saya tulis di atas, alasan lainnya adalah saya menunggu kemunculan banshee yang pastinya dikenal oleh pengarang, dan Kaisar Zhu Di yang mengirim armada penjelajah dunia, hehehe...
Ternyata tidak ada di buku ini. Di buku kedua, mungkin ada tidak? :D
Bagaikan Nick Fleming, eh, Flamel bersama Josh dan Sophie Newman yang dikejar-kejar John Dee, Morrigan hingga Bastet karena menyimpan dua lembar terakhir dari Codex, buku Abraham Sang Magus, saat The Alchemyst ini saya kuasai banyak orang di luar sana yang mengejar-ngejar saya. Ini karena saya ambil dari Mahbubi (kelas 5) yang belum selesai membacanya pada Jumat siang lalu. Padahal Mahbubi juga meminjamnya dari Faisal (kelas 2) yang telah mendaftarkannya di perpustakaan untuk masa pinjaman kedua karena dia belum selesai membacanya. Padahal lagi, Iyas (kelas 2) sudah mengantri untuk meminjamnya setelah Faisal, belum lagi Bu Latifah (Kepala SMA) nampaknya sudah berminat membacanya setelah saya. Apa boleh buat, sambil menanti kereta menuju Jakarta kemarin malam, buku ini saya kebut karena Senin besok saya sudah berjanji mengembalikannya untuk dibaca oleh Iyas. Sampai di rumah, hanya terkejar sekian halaman karena lelah dan tertidur, maka baru tadi pagi buku ini akhirnya kelar. Huuuuffff... petualangan mengejar buku perpustakaan paling dramatis... :)
Oh ya, cerita bukunya sendiri tentang apa yah? Semata sebuah petualangan berbau "magic" atau sihir kuno karena:
1) melibatkan tokoh-tokoh yang immortal, berusia ratusan hingga puluhan ribu tahun
2) mencampur berbagai mitologi,dongeng, legenda dan sejarah dalam untaian peristiwa yang konon saling berkaitan (contoh: ada sphinx dan pterodactyl "hidup" di San Fransisco. loh!)
3) selain itu, tokoh-tokoh di buku ini mampu menciptakan mahkluk tak bernyawa namun mampu dikendalikan. Dalam bahasa zaman sekarang, mereka disebut "robot", namun karena setting cerita sudah dibangun lintas waktu dan tempat, maka mahkluk2 ini disebut "golem", "lacra", "torc" dan lain-lain.
Seperti banyak cerita lain, terlalu banyak unsur kebetulan (buat saya) yang menjadikan si kembar Sophie dan Josh Newman sebagai pelaku utama cerita. Jalan ceritanya sudah cukup ramai dan seharusnya mendebarkan. Tapi entahlah, unsur mendebarkan dan emosi-emosi lainnya tidak terasa di sini. Kita seperti mendengarkan saja peristiwa demi peristiwa yang disaksikan pengarang; sangat detil dan membuat kita seperti melihatnya sendiri. Sayangnya saksi tersebut kurang berempati pada kejadian, jadi kita bisa menganggapnya sebagai peristiwa biasa.
Bukan berarti lantas saya percaya bahwa Nicholas Flamel atau John Dee benar-benar kenal [b:William Shakespeare|18135|Romeo and Juliet|William Shakespeare|http://ecx.images-amazon.com/images/I/51XTDJ3P4XL._SL75_.jpg|3349450], yah. Sebagai sebuah kemungkinan, hal itu masuk akal, sama seperti masuk akalnya bahwa di masa Babilonia, seorang gadis pernah dijodohkan untuk menjadi permaisuri Nebukadnezar (tapi gadis itu tak harus Scathach, kan?). Kalau buku ini saya kebut, selain alasan yang sudah saya tulis di atas, alasan lainnya adalah saya menunggu kemunculan banshee yang pastinya dikenal oleh pengarang, dan Kaisar Zhu Di yang mengirim armada penjelajah dunia, hehehe...
Ternyata tidak ada di buku ini. Di buku kedua, mungkin ada tidak? :D
This was good. I read the entire series and loved it!
I wasn't sure if I would like this book or not as I was worried the reading level would be a little too low for an adult to still be able to enjoy for a book in it's own right. I was dead wrong. Just the right amount of thinking but all of the fantasy a girl could want. The incorporation of various mythologies into one work (which I know will continue in the rest of the series) is fascinating to me.
I am late to this party, obviously. Fun book! I have had a few duds lately and needed something light to cleanse my palate. Definitely a good choice. Can't wait to start the next one!
Pretty good -- Love the historical notes in the back. I know a lot of kids who might like this, including my local Rick Riordan fans. I guess I'll have to go find book 2.
Great fantasy story with elements from different mythologies and history. I liked how he wove that all together.