autumnfallreader's Reviews (1.05k)

funny medium-paced
Plot or Character Driven: N/A
Strong character development: No
Loveable characters: Complicated
Diverse cast of characters: No
Flaws of characters a main focus: No

Waktu liat blurb-nya dan ternyata hubungan dosen-mahasiswa, aku rada-rada merod, sih. Soalnya itu bukan trope kesukaanku. Seringnya rada risih juga sama hubungan kayak gini. Tapi ternyata, Eartshine nggak gitu. Nggak cringe dan nggak bikin risi. Walaupun kadang Bulan-nya bikin aku geleng-geleng kepala. Wkwkwkwk

Pros:

Ceritanya tuh beneran page turning. Kocak banget juga. Padahal lagi genting aja masih bisa kerasa ringan dan nggak depresif. Padahal isunya lumayan banget yang diangkat di sini.

Dibikin roller coaster banget sama hubungan Fajar-Bulan. Awalnya kesel ama Fajar dan kasian sama Bulan, terus pas denger alasan Fajar jadi kasian sama Fajar dan kesel sama bulan, pas tahu kenyataan Fajar beneran main serong jadi kesel lagi sama dia, wkwk. Tapi kupikir itu sih yang menarik dari hubungan mereka. Terus, yang bikin aku makin suka adalah, akhirnya ada perselingkuhan yang si pacar dan selingkuhannya nggak bahagia.

hal yang sangat menarik perhatian adalah gimana saksi dari korban bunuh diri tuh bakalan kena dampaknya juga. Biasanya kita sering liat dari sisi pelaku atau keluarga pelaku, tapi di sini dari sisi temen yang menyaksikan. Aku suka banget pas hal ini diangkat.

CONTAIN SPOILER!!!!!

Cons:

Hal pertama yang kusayangkan adalah semua isu yang diangkat terasa nanggung. Misalnya kondisi Bulan setelah lihat Windry. Atau hubungan Pak Alvin yang notabene adalah dosen dan ketahuan jalan bareng sama mahasiswanya. Atau hubungan toxic Windy-Roby. Semuanya isu yang cukup berat dan semuanya hanya permukaanya aja. Jadi kesannya nggak fokus. Walaupun aku ngerti juga kenapa. Bukunya emang ringan, jadi kayaknya kalau terlalu diperdalam, kesan ringannya bakalan ilang. Tapi, kondisi Bulan ini menarik banget, sayang aja cuman kebahas selewat aja. 
 
Hubungan Pak Alvin-Bulan juga jadi mulai aneh di ending. Mungkin karena dari awal mereka lebih ditunjukan kayak adik-kakak aja. Malah menurutku perlakuan Pak Alvin itu wajar sih sebagai dosen. Dosen yang menyaksikan mahasiswanya bunuh diri harus bantu. Kalau acuh nggak acuh jadinya kan nggak bertanggung jawab, ya.

Dan di-ending juga kelakuan Bulan yang desak-desak Pak Alvin bikin geleng-geleng kepala. Kek, dia nggak kapok apa ya udah kepergok tapi masih maksa-maksa? Wkwkwk.
mysterious medium-paced
Plot or Character Driven: Plot
Strong character development: No
Loveable characters: No
Diverse cast of characters: No
Flaws of characters a main focus: No

Baca di Gramedia Digital

Ceritanya potensial, kok. Awal cerita ini menarik, gaya berceritanha mirip buku terjemahan. Setting-nya juga ada di kota kecil di luar negri.

Pembunuhannya ini bikin mual karena super duper sadis. Belum lagi dideskripsikan dengan grafik dan bikin langsung kebayang di otak. Nggak berhenti meringis kalau udah bagian nemu mayat korban.

Dan seiring berjalannya cerita, ternyata pembunuhannya terinspirasi dari salah satu legenda di sebuah negara. Sungguh unik.

Beberapa hal yang kurang aku suka adalah gimana penulis terlalu bertele-tele kalau udah masuk ke percakapan. Informasi yang berulang juga bikin bosen. Kek, apa nggak bisa dipersingkat aja biar nggak sepanjang itu?

Klimaks di akhir juga terasa anti klimaks. Motif dia terlalu lemah, dan emang yang bgian dia nggak terlalu dijelaskan juga. Terlalu instan aja. Tapi klo doi emang psikopat gila.

Endingnya sih kek bakalan ada lanjutannya. Sebenernya bkalan menarik sih kalau crtanya dibikin kek seri cormoran strike, 😂.

Ohiya, cara deduksinya ngingetin aku sama Conan. Gimana Adam sangan attention to detail mirip Shinichi. In a good way yaaaaaa.

Baca di GD

Sebetulnya, kalau ak bca ini zaman SMP/SMA, aku yakin bakalan suka. Soalnya, Mbak Sanaz ini adalah salah satu penulis WP pertama yg kuikutin zaman 2014 lalu dan suka bgt sama semua ceritanya. But I grew up, than my taste has been different for now.

Sekarang juga bukan nggak bagus, sih. Bukunya masih bisa dinikmati, tapi pacing-nya yang gk bisa dibilang lambat tapi bukan cepet juga, nggak membangun kemistri di kedua tokoh utama. Della dan Varo.

Adanya time skip ini bkin rada turn off karena nggak flowless. Kesannya jdi aneh karena harus nunggu duli setengaj tahun buat bikin Della cemburu, itu pun tiba-tiba banget.

Terus, aku gk tahu deh apa ini termasuk head hopping atau enggak, tapi dalam satu chapter, di setiap paragraf, sudug pandangnya bisa beda. Di P1 Della, P2 jadi Vero, trus balik lgi ke Della.

Klopun mau bikin omniscient POV, rasanya nggak ada kata hubung buat tiap paragraf yg bkin perpindahannya smooth.

Yang bikin menarik malah Jenny. Kemistri Jenny ama tiap tokoh oke banhet. Jenny ama Reno, Jenny ama Della, bahkan Jenny ama Vero. She should be the MC. 😂

Aku juga lbih peduli sama dia, sih. She deserves better.