Scan barcode
tiareadsbooks25's reviews
851 reviews
Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela by Tetsuko Kuroyanagi
5.0
•reread•
4.5/5⭐️
❝Sesungguhnya, tak ada kata-kata yang cukup untuk mengungkapkan kecintaan Kepala Sekolah kepada murid-murid dan sekolahnya, tapi anak-anak itu belum cukup umur untuk menyadarinya.❞
—Page 55
❝Punya mata, tapi tidak melihat keindahan; punya telinga, tapi tidak mendengar musik; punya pikiran, tapi tidak memahami kebenaran; punya hati tapi hati itu tidak pernah tergerak dan karena itu tidak pernah terbakar. Itulah hal-hal yang harus ditakuti, kata Kepala Sekolah.❞
—Page 106
❝Aku dimarahi Kepala Sekolah. Katanya aku harus bersikap manis pada anak-anak perempuan. Katanya anak laki-laki harus bersikap sopan kepada anak-anak perempuan dan menjaga mereka.❞
—Page 159
❝Ada orang yang mungkin berpendapat kau bukan anak baik dalam hal-hal tertentu, tapi watakmu yang sesungguhnya tidak buruk. Banyak watak baik dalam dirimu dan aku tahu itu.❞
—Page 189
•••
Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela merupakan salah satu buku favoritku sepanjang masa! Entah sudah berapa kali aku membaca buku ini, tapi tetap saja, aku akan selalu tertawa akan segala tingkah laku ajaib Totto-chan dan selalu menangis di beberapa bagian, terutama di bagian Catatan Akhir dan Epilog.
Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela ialah buku anak-anak yang ditulis oleh Tetsuko Kuroyanagi yang menceritakan kisah masa kecilnya saat duduk di sekolah dasar. Buku ini pun didedikasikan untuk Sosaku Kobayashi, seorang pendidik, pendiri dan Kepala Sekolah dari Tomoe Gakuen, tempat dimana Totto-chan bersekolah.
Berbeda dengan sekolah lainnya yang konvensional, Tomoe Gakuen memiliki sistem dan kurikulum yang berbeda. Siswa dibebaskan untuk menentukan tempat duduknya, memilih pelajaran yang ingin dipelajari, bahkan melakukan segala hal yang mereka sukai. Bangunan kelas pun menggunakan gerbong kereta yang sudah tidak dipakai. Mr. Kobayashi selalu menekankan bahwa kebebasan, rasa hormat, kepercayaan, dan dorongan adalah kunci untuk perkembangan anak menjadi lebih baik.
I do love this book so much and recommend this book to anyone, not just for educators, but for all the people out there. This book is full of wonderful things and inspiring.
4.5/5⭐️
❝Sesungguhnya, tak ada kata-kata yang cukup untuk mengungkapkan kecintaan Kepala Sekolah kepada murid-murid dan sekolahnya, tapi anak-anak itu belum cukup umur untuk menyadarinya.❞
—Page 55
❝Punya mata, tapi tidak melihat keindahan; punya telinga, tapi tidak mendengar musik; punya pikiran, tapi tidak memahami kebenaran; punya hati tapi hati itu tidak pernah tergerak dan karena itu tidak pernah terbakar. Itulah hal-hal yang harus ditakuti, kata Kepala Sekolah.❞
—Page 106
❝Aku dimarahi Kepala Sekolah. Katanya aku harus bersikap manis pada anak-anak perempuan. Katanya anak laki-laki harus bersikap sopan kepada anak-anak perempuan dan menjaga mereka.❞
—Page 159
❝Ada orang yang mungkin berpendapat kau bukan anak baik dalam hal-hal tertentu, tapi watakmu yang sesungguhnya tidak buruk. Banyak watak baik dalam dirimu dan aku tahu itu.❞
—Page 189
•••
Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela merupakan salah satu buku favoritku sepanjang masa! Entah sudah berapa kali aku membaca buku ini, tapi tetap saja, aku akan selalu tertawa akan segala tingkah laku ajaib Totto-chan dan selalu menangis di beberapa bagian, terutama di bagian Catatan Akhir dan Epilog.
Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela ialah buku anak-anak yang ditulis oleh Tetsuko Kuroyanagi yang menceritakan kisah masa kecilnya saat duduk di sekolah dasar. Buku ini pun didedikasikan untuk Sosaku Kobayashi, seorang pendidik, pendiri dan Kepala Sekolah dari Tomoe Gakuen, tempat dimana Totto-chan bersekolah.
Berbeda dengan sekolah lainnya yang konvensional, Tomoe Gakuen memiliki sistem dan kurikulum yang berbeda. Siswa dibebaskan untuk menentukan tempat duduknya, memilih pelajaran yang ingin dipelajari, bahkan melakukan segala hal yang mereka sukai. Bangunan kelas pun menggunakan gerbong kereta yang sudah tidak dipakai. Mr. Kobayashi selalu menekankan bahwa kebebasan, rasa hormat, kepercayaan, dan dorongan adalah kunci untuk perkembangan anak menjadi lebih baik.
I do love this book so much and recommend this book to anyone, not just for educators, but for all the people out there. This book is full of wonderful things and inspiring.
Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela by Chihiro Iwasaki, Tetsuko Kuroyanagi, Dorothy Britton
5.0
•reread•
4.5/5⭐️
❝Sesungguhnya, tak ada kata-kata yang cukup untuk mengungkapkan kecintaan Kepala Sekolah kepada murid-murid dan sekolahnya, tapi anak-anak itu belum cukup umur untuk menyadarinya.❞
—Page 55
❝Punya mata, tapi tidak melihat keindahan; punya telinga, tapi tidak mendengar musik; punya pikiran, tapi tidak memahami kebenaran; punya hati tapi hati itu tidak pernah tergerak dan karena itu tidak pernah terbakar. Itulah hal-hal yang harus ditakuti, kata Kepala Sekolah.❞
—Page 106
❝Aku dimarahi Kepala Sekolah. Katanya aku harus bersikap manis pada anak-anak perempuan. Katanya anak laki-laki harus bersikap sopan kepada anak-anak perempuan dan menjaga mereka.❞
—Page 159
❝Ada orang yang mungkin berpendapat kau bukan anak baik dalam hal-hal tertentu, tapi watakmu yang sesungguhnya tidak buruk. Banyak watak baik dalam dirimu dan aku tahu itu.❞
—Page 189
•••
Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela merupakan salah satu buku favoritku sepanjang masa! Entah sudah berapa kali aku membaca buku ini, tapi tetap saja, aku akan selalu tertawa akan segala tingkah laku ajaib Totto-chan dan selalu menangis di beberapa bagian, terutama di bagian Catatan Akhir dan Epilog.
Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela ialah buku anak-anak yang ditulis oleh Tetsuko Kuroyanagi yang menceritakan kisah masa kecilnya saat duduk di sekolah dasar. Buku ini pun didedikasikan untuk Sosaku Kobayashi, seorang pendidik, pendiri dan Kepala Sekolah dari Tomoe Gakuen, tempat dimana Totto-chan bersekolah.
Berbeda dengan sekolah lainnya yang konvensional, Tomoe Gakuen memiliki sistem dan kurikulum yang berbeda. Siswa dibebaskan untuk menentukan tempat duduknya, memilih pelajaran yang ingin dipelajari, bahkan melakukan segala hal yang mereka sukai. Bangunan kelas pun menggunakan gerbong kereta yang sudah tidak dipakai. Mr. Kobayashi selalu menekankan bahwa kebebasan, rasa hormat, kepercayaan, dan dorongan adalah kunci untuk perkembangan anak menjadi lebih baik.
I do love this book so much and recommend this book to anyone, not just for educators, but for all the people out there. This book is full of wonderful things and inspi
4.5/5⭐️
❝Sesungguhnya, tak ada kata-kata yang cukup untuk mengungkapkan kecintaan Kepala Sekolah kepada murid-murid dan sekolahnya, tapi anak-anak itu belum cukup umur untuk menyadarinya.❞
—Page 55
❝Punya mata, tapi tidak melihat keindahan; punya telinga, tapi tidak mendengar musik; punya pikiran, tapi tidak memahami kebenaran; punya hati tapi hati itu tidak pernah tergerak dan karena itu tidak pernah terbakar. Itulah hal-hal yang harus ditakuti, kata Kepala Sekolah.❞
—Page 106
❝Aku dimarahi Kepala Sekolah. Katanya aku harus bersikap manis pada anak-anak perempuan. Katanya anak laki-laki harus bersikap sopan kepada anak-anak perempuan dan menjaga mereka.❞
—Page 159
❝Ada orang yang mungkin berpendapat kau bukan anak baik dalam hal-hal tertentu, tapi watakmu yang sesungguhnya tidak buruk. Banyak watak baik dalam dirimu dan aku tahu itu.❞
—Page 189
•••
Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela merupakan salah satu buku favoritku sepanjang masa! Entah sudah berapa kali aku membaca buku ini, tapi tetap saja, aku akan selalu tertawa akan segala tingkah laku ajaib Totto-chan dan selalu menangis di beberapa bagian, terutama di bagian Catatan Akhir dan Epilog.
Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela ialah buku anak-anak yang ditulis oleh Tetsuko Kuroyanagi yang menceritakan kisah masa kecilnya saat duduk di sekolah dasar. Buku ini pun didedikasikan untuk Sosaku Kobayashi, seorang pendidik, pendiri dan Kepala Sekolah dari Tomoe Gakuen, tempat dimana Totto-chan bersekolah.
Berbeda dengan sekolah lainnya yang konvensional, Tomoe Gakuen memiliki sistem dan kurikulum yang berbeda. Siswa dibebaskan untuk menentukan tempat duduknya, memilih pelajaran yang ingin dipelajari, bahkan melakukan segala hal yang mereka sukai. Bangunan kelas pun menggunakan gerbong kereta yang sudah tidak dipakai. Mr. Kobayashi selalu menekankan bahwa kebebasan, rasa hormat, kepercayaan, dan dorongan adalah kunci untuk perkembangan anak menjadi lebih baik.
I do love this book so much and recommend this book to anyone, not just for educators, but for all the people out there. This book is full of wonderful things and inspi