Scan barcode
ngaraiii's review against another edition
emotional
inspiring
reflective
tense
medium-paced
- Plot- or character-driven? A mix
- Loveable characters? Yes
- Diverse cast of characters? Yes
4.5
caalcall's review against another edition
4.0
I read the angsty part infront of my parent :) and i'm trying my best to not cry while Asmara said that we need to express ourself. Overall i reallyyy really like how easy going the words was thinking back that this book is heavy. Such a great book if your fav genre is heavy stuff and you try to find a book that you can read easily.
gheaudrey's review against another edition
dark
emotional
sad
tense
medium-paced
5.0
Gelap adalah bagian dari alam. Tetapi jangan sampai kita mencapai titik kelam, karena kelam adalah tanda kifa sudah menyerah. Kelam adalah sebuah kepahitan, satu titik ketika kita merasa hidup tak bisa dipertahankan lagi.
Membaca kalimat ini di prolog sudah mulai menimbulkan getir, kemudian terus membaca dan rasa getir itu semakin kuat membuatku beberapa kali mengusap air mata karena sekalipun cerita ini fiktif, namun cerita ini terinspirasi dari pengalaman nyata seseorang dan tidak ada yang siap akan kehilangan.
nabvla's review against another edition
emotional
hopeful
reflective
sad
tense
medium-paced
- Plot- or character-driven? A mix
- Strong character development? Yes
- Loveable characters? Yes
- Diverse cast of characters? Yes
- Flaws of characters a main focus? No
4.5
fl0wienin_'s review against another edition
adventurous
challenging
dark
emotional
sad
slow-paced
- Plot- or character-driven? Plot
- Strong character development? Yes
- Loveable characters? Yes
- Diverse cast of characters? No
- Flaws of characters a main focus? It's complicated
5.0
bntsaa's review against another edition
dark
emotional
sad
slow-paced
- Plot- or character-driven? Character
- Strong character development? Yes
- Loveable characters? Yes
- Flaws of characters a main focus? Yes
5.0
haifarania's review against another edition
dark
emotional
sad
medium-paced
- Plot- or character-driven? A mix
- Strong character development? It's complicated
- Loveable characters? Yes
- Diverse cast of characters? Yes
- Flaws of characters a main focus? No
4.5
febrfebrfebr's review against another edition
dark
sad
medium-paced
- Plot- or character-driven? A mix
- Strong character development? No
- Loveable characters? Yes
- Diverse cast of characters? Yes
- Flaws of characters a main focus? No
5.0
goguma's review against another edition
4.0
Jujur buku historical fiction pertama yang aku baca dengan latar belakang Indonesia. Aku sangat syok dengan fakta-fakta Indonesia yang pernah melakukan itu.
Sampai sekarang masih syoook tolong
Sampai sekarang masih syoook tolong
cipcip's review against another edition
4.0
Buku yang bikin merinding, bersemangat, ngilu, penuh cinta, sekaligus sedih dan pilu.
Di sudut pandang Laut, gue melihat bahwa tidak selamanya laki-laki harus kuat dan perempuan lemah. Juga ada kalanya perempuan sebagai "juru selamat"-nya laki-laki. Seperti apa yang dibicarakan mural Anjani di tembok rumah hantu.
Gue merasa nyeri di bagian ketika Laut disekap, deskripsi yang sangat detail bener-bener bikin gue nutup buku berkali-kali dan mencari nafas. Riset Leila S. Chudori bikin gue melongo dan mendelik saking detailnya.
Di sudut pandang Asmara, kita diseret masuk untuk ikut merasakan kesedihan keluarga yang ditinggalkan, dan gue merasa ikut memakai pakaian dan payung hitam di depan istana negara. Gue juga nangis buat Asmara karena harus kehilangan kakak dan sosok orangtua di separuh hidupnya.
Puisi “Matilah engkau mati, kau akan lahir berkali-kali" sangat hidup di buku ini.
Di sudut pandang Laut, gue melihat bahwa tidak selamanya laki-laki harus kuat dan perempuan lemah. Juga ada kalanya perempuan sebagai "juru selamat"-nya laki-laki. Seperti apa yang dibicarakan mural Anjani di tembok rumah hantu.
Gue merasa nyeri di bagian ketika Laut disekap, deskripsi yang sangat detail bener-bener bikin gue nutup buku berkali-kali dan mencari nafas. Riset Leila S. Chudori bikin gue melongo dan mendelik saking detailnya.
Di sudut pandang Asmara, kita diseret masuk untuk ikut merasakan kesedihan keluarga yang ditinggalkan, dan gue merasa ikut memakai pakaian dan payung hitam di depan istana negara. Gue juga nangis buat Asmara karena harus kehilangan kakak dan sosok orangtua di separuh hidupnya.
Puisi “Matilah engkau mati, kau akan lahir berkali-kali" sangat hidup di buku ini.