Reviews

Belenggu by Armijn Pane

celinafaramitha's review against another edition

Go to review page

5.0

Saya punya banyak sekali alasan mengapa buku inj layak dapat 5 bintang. Bahkan saya rela mengacuhkan banyak sekali saltik yg disebabkan penerbitnya.

palsayfara's review against another edition

Go to review page

3.0

menurut gw ini adalah novel ter-modern di jamannya...

jenggala's review against another edition

Go to review page

emotional inspiring reflective sad medium-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? It's complicated
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? N/A
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.75

,,Kita takut djuga kepada bajang-bajang ........... djiwa kita. Takut mendengar suara didalam hati kita." Tono berhenti.

,,Mengapa akan takut, Tono? Kalau didalam hati menjanji, menarik lagu jang senang-senang? Apa perlunja takut?"

,,Kalau semuanja mati, mesti djugakah menarik lagu jang senang-senang?"

Jah tertawa berderai-derai. ,,Didalam hatiku djuga banjak jang sudah mati, tetapi didalam hatiku riang gembira djuga."

- hal. 82

Saya harus baca ulang ini lagi, karena saya mau menulis resensi yang proper, tapi untuk sekarang cukup diingat: ini salah satu sastra Indonesia terfavorit saya dan telah mengubah hidup saya.

Tini tiada menanti djawab, terus berkata, sama sendirinja : ,,Kalau didalam hati laju, perasaan kasih sajang hilang dalam hati perempuan, sudah mendjadi beku, seolah-olah hatinja air beku sadja ......... perempuan itu, bukan perempuan lagi ..........."

- hal. 102

Dia tiada peduli lagi mendengar Siti Hajati mendapat angka sembilan, angka tertinggi, dia mendapat hadiah kesatu. Kemudian dia bentji duduk disana, dia bentji kepada apa sadja, kepada manusia jang banjak itu, kepada siapa sadja. Dia tiada dapat menahan kekusutan pikirannja. Ditengah-tengah manusia itu dia sesak napasnja, merasa sempit dalam hatinja.

- hal. 105

,,Pernahlah aku minta ampun kepada Allah, djangan lagi didatangkannja godaan kepadaku, djangan aku pandai berpikir, biarlah dibuangnja otakku, djangan aku sadar akan diriku.

Djangan kita berpikir, biar kita mengetjap apa jang sudah ada. Djangan kita menaksir jang belum ada, djangan kita menjusahkan pikiran sebelum waktunja. Baik djugalah sekali-kali menjanjikan lagu lama."

- hal. 41-42

dewiicha161's review against another edition

Go to review page

fast-paced

3.75

adorablenita's review against another edition

Go to review page

5.0

manusia masing-masing punya belenggu yang membuatnya susah bergerak, tak bebas bicara, bahkan tak mampu melawan.

cindyc3689's review against another edition

Go to review page

3.0

Cerita Belenggu ada berkisah pada sepasang suami istri, Dokter Sukartono and istrinya Sumartini yang tiada lagi seiya sekata dalam mengarungi biduk rumah tangga. Tini mencari penghiburan dengan macam-macam acara perempuan, bazaar, mengasuh anak piatu, kongres dan yang sejenis. Tono mendapatkan penghiburan dalam peluk rayu bunga raya bersuara merdu, Rohayah namanya. Benih ketiadaselarasan ini sebenar-benarnya berawal pada luka pada hati Tini yang ditinggal pergi kekasih pujaan hatinya, kelak pembaca ketahui ada nama Abdul Hamid atau Hartono, sahabat karib Dokter Tono pula. Antara Tono dan Tini satu dua kali kita lihat masih ada rasa kasih tertahan, namun hubungan keduanya terlampau complicatie, membuat enggan untuk berkata benar. Keduanya berjalan pada dua arah yang berbeda. Akhir kisah ditulis memang tiada biasa untuk novel romansa, namun baik juga begitu. Kesemua tokohnya berujung mampu melepas belenggu yang mengikat, meski tiada tahu kemana jalan kan melangkah.

*****

Novel ini ditulis sekitar pertengahan dekade 1930an, dan saat dicetak menuai banyak sekali kritik dan kecaman. Keberanian sang pengarang mengambil tema perselingkuhan dan wanita penghibur yang dianggap tabu, ditambah lagi kemandirian perempuan dan akhir kisah yang non konvensional membuat kisah ini menjadi buah pikiran yang jauh melampaui zamannya. Bahkan saat membaca, sempat saya berpikir bahwa ini lebih baik daripada novel [b:The Great Gatsby|4671|The Great Gatsby|F. Scott Fitzgerald|http://photo.goodreads.com/books/1273944449s/4671.jpg|245494] yang mengusung tema sejenis.

Yang sedikiiittt mengganggu dalam buku ini adalah masih banyaknya typo yang tidak terbetulkan (ini adalah cetakan ke-22 gitu loh). Bukan typo yang cukup berarti sebenarnya, kurangnya spasi antara duakata, kelebihan spasi di tengah ka ta, sebenamya untuk sebenarnya, dan lain-lain yang sejenis. Ataukah ini memang kesengajaan untuk mempertahankan keontentikan tulisan?
More...